Seorang gadis bernama Alisya putri yang kini masih duduk di kelas satu sekolah menengah atas, terpaksa harus menikah dengan pria yang di jodohkan dengan kakaknya. Alisya rela berkorban demi kakaknya yang bercita cita menjadi dokter. apakah Alisya mampu menjalani kehidupannya sebagai seorang istri di usia yang terbilang sangat muda, karena umurnya memang belum genap berusia tujuh belas tahun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Elika putri Raka.
Gadis cantik yang berusia sekitar delapan belas tahun terlihat cantik walaupun dengan penampilannya yang sedikit tomboi. pagi ini hari pertama Elika masuk ke sekolah barunya, setelah beberapa hari yang lalu kembali ke tanah air bersama kedua orang tuannya.
Gadis itu berangkat ke sekolah dengan menggunakan sebuah mobil mewah keluaran terbaru, hadiah dari ayahnya saat usianya genap tujuh belas tahun.
Walaupun sekolah hampir memasuki ujian akhir sekolah, namun pihak sekolah masih menerima siswa bernama lengkap Elika putri Raka tersebut, mengingat gadis itu terbilang cerdas terbukti dengan nilai nilainya saat sekolah di luar negeri.
Mulai dari ujung kaki hingga ujung rambutnya yang sengaja di warnai pirang tersebut, Elika menjadi pusat perhatian.
Elika berjalan dengan santainya dengan mengunyah permen karet kesukaannya, yang membuatnya semakin terlihat keren di mata siswa.
Namun bukan Regina namanya, jika tidak merasa punya saingan saat melihat ada siswi baru yang lebih cantik darinya, sehingga muncul di kepalanya ide untuk menjahili siswi baru tersebut.
Dengan sengaja Regina menabrak dengan keras tubuh Elika, hingga tubuh Elika terhuyung ke lantai karena kehilangan keseimbangan.
"Aawwwhhhh" ringis Elika karena saat tubuhnya terhuyung, lututnya mengenai lantai yang terluka hingga menggores kulitnya.
"Uppsss...sori." dengan Santainya Regina berlenggang cantik, usai dengan sengaja menabrak tubuh Elika.
"Br*ngs*k nih cewek." gumam Elika kesal.
Elika bangkit lalu menyusul langkah Regina, tanpa aba aba sebuah bogem mentah mendarat di wajah Regina.
"Aawwwhhh." kini gantian Regina yang meringis kesakitan saat bogem mentah milik Elika mendarat cantik di wajahnya.
"Upppsss...sori." Elika mengeluarkan ucapan yang sama seperti yang di ucapkan Regina tadi. kemudian berlalu meninggalkan Regina.
Tapi sayang baru saja Elika hendak melangkah Regina langsung menjambak rambut Elika, sementara Elika yang tidak terima dengan perlakuan Regina pun melawan. sampai beberapa siswa siswi berlarian untuk menengahi perkelahian keduanya.
Al yang baru saja tiba di sekolah melihat kerumunan pun mendekat.
"Apa yang terjadi kenapa di sana ramai sekali??" tanya Al pada salah seorang siswa saat hendak melangkah mendekati kerumunan.
"Biasalah si Regina nggak bisa lihat ada yang lebih cantik, pasti di sikat sama dia. tapi kali ini kayaknya si Regina udah kena batunya, soalnya tuh siswi baru nggak tinggal diam." terang siswa tersebut.
"Maksudnya mereka berantem??" lanjut tanya Al, sebelum melanjutkan langkahnya saat mendapat anggukan dari siswa tadi.
"Oh my God Elika??" Al terkejut saat mengetahui ternyata gadis yang berkelahi dengan Regina Tersebut adalah Elika, sahabatnya saat di luar negeri.
"Al Rasyad." sahut Elika santai, sebab ia tidak terluka parah hanya lututnya yang tergores akibat terhuyung tadi. berbanding terbalik dengan Regina yang saat ini wajahnya babak belur.
"Astaga Lika....what are you doing??" ucap Al saat melihat wajah Regina yang sudah babak belur.
"Tanya aja sama gadis manja itu!!" cetus Elika melirik jengah ke arah Regina.
"Elo dulu ya... yang udah nonjok gue." sela Regina berbohong. namun sayangnya Al tidak percaya begitu saja dengan pengakuan Regina, karena Al kenal betul dengan watak sahabatnya. Elika tidak akan bersikap seperti itu pada siapapun, jika bukan orang tersebut yang memulainya.
Belum sempat Al kembali bertutur, pak Baroto yang terkenal killer mendatangi kerumunan siswa.
"Ini ada apa sih rame rame." selidik pak Baroto.
"Astaga...kenapa wajah kamu jadi seperti itu Regina??" pak Baroto sama terkejutnya dengan Al saat melihat babak belur di wajah Regina.
"Ini dia nih pak...dia mukulin wajah saya sampai babak belur begini" dengan air mata buayanya Regina berharap pak Baroto akan percaya padanya.
"Dia lebih dulu yang cari gara gara dengan saya pak" protes Elika, berbeda dengan Regina yang kini berlinangan air mata buaya, Elika masih terlihat tenang dalam mengontrol emosinya.
"Sudah...sudah ...bapak tidak mau tahu, sekarang kalian ikut bapak ke ruangan kepala sekolah!! perbuatan kalian ini sangat memalukan, kalian tahu perbuatan kalian ini bisa menjatuhkan nama baik sekolah." ucap pak Baroto kesal kemudian berlalu.
"Ini semua gara gara Elo...awas aja ya kalau sampai gue kena hukuman karena masalah ini." Sudah babak belum Regina masih punya nyali untuk mengancam Elika, sementara gadis itu tidak terlihat takut sama sekali ia hanya tersenyum menyeringai.
"Dasar cewek gila." umpat Elika sebelum berlalu menyusul langkah pak Baroto, begitu pun dengan Regina yang mau tidak mau terpaksa ikut menyusul pak Baroto menuju ruang kepala sekolah.
tidak Kurang dari satu jam Regina serta Elika mendapat ceramah dari kepala sekolah maupun guru BP. namun mengingat mereka adalah kelas akhir maka kepala sekolah memberikan kebijakan sampai tidak mengeluarkan keduanya dari sekolah.
"Elika...Kamu bagaimana sih, belum juga sehari sekolah sudah berulah." tuan Raka yang tadi di telepon oleh pihak sekolah, terlihat menasehati putri semata wayangnya saat baru saja keluar dari ruang kepala sekolah.untung saja kepala sekolah masih memberi kebijakan untuk tidak mengeluarkan gadis itu dari sekolah.
"Bukan Elika yang mulai Ayah" protes Elika.
"Ayah tidak mau tahu siapa yang mulai duluan, yang jelas ini untuk yang terakhir ayah datang menyelesaikan masalah kamu di sekolah, lain kali ayah tidak mau lagi ikut campur jika kamu masih berbuat ulah seperti tadi." tegas tuan Raka, mengingat ini bukan pertama kalinya ia datang ke sekolah akibat ulah putrinya, karena di luar negeri pun sama hampir setiap bulan ia harus memenuhi panggilan dari pihak sekolah akibat ulah putrinya.
"Baik Ayah." jawab Elika menunduk karena baru kali ini melihat raut wajah ayahnya yang terlihat sangat marah. walaupun tidak berbicara dengan nada kasar, tapi Elika tahu betul jika saat ini ayahnya sangat marah.
"Sekarang masuk ke kelas kamu!!" seru tuan Raka.
"Baik Ayah." jawab Elika kemudian berjalan menuju kelasnya, sementara ayahnya kembali ke kantor usai melihat putrinya tersebut memasuki pintu kelas.
"Selamat pagi Bu" ucap Elika ketika baru masuk kelas.
"Selamat pagi" jawab Bu Mirna ramah. Bu Mirna terkenal dengan sikap yang ramah, berbanding terbalik dengan pak Baroto yang terkenal dengan sikapnya yang tegas dan killernya. walaupun tahu kejadian tadi, namun Bu Mirna tetap ramah pada Elika.
"Baik anak anak perkenalkan ini teman baru kalian." ucap Bu Mirna saat Elika berdiri berdampingan dengannya.
"Silahkan perkenalkan nama kamu nak!!" seru Bu Mirna.
"Kenalin nama gue Elika...eh maksudnya nama saya Elika putri." Elika memperbaiki kata katanya agar lebih sopan, saat memperkenalkan diri.
"biasa di panggil ELika." lanjut Elika.
"Elika boleh tanya sesuatu nggak??" tanya Arya cengengesan.
"Boleh silahkan!!" ucap Elika ramah.
"Kalau boleh tahu kamu udah punya pacar belum??" lanjut Arya, masih dengan gaya cengengesan sembari menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.
"Huuuuhhh....dasar modus Lo." hampir semua teman sekelas Arya menyorakinya.
"Pada sirik Lo, namanya juga usaha." ujar Arya.
Sementara Elika hanya menanggapi pertanyaan Arya dengan senyuman, sebelum Bu Mirna mempersilakan nya duduk sebangku dengan Ranti.
Arya kembali menatap lekat wajah gadis itu, saat melintas di samping bangkunya dan Kheano.
"Tumben Lo bersikap manis sama cewek??" cetus Kheano sembari membuka bukunya.
"Gue kagum banget sama tuh cewek, dia beda banget sama cewek cewek lain." ucap Arya lirih sementara Kheano hanya menggeleng sembari tersenyum kecil melihat tingkah sahabatnya.
"Lo tahu nggak Khe, tadi pagi di Regina di babat Abis sama tuh cewek." mendengar ucapan Arya membuat Kheano menoleh pada Arya yang duduk di sebelah kirinya.
"Yang bener Lo??" selidik Kheano lirih, kembali meyakinkan ucapan Arya.
"Emangnya kapan gue bohong sama Lo." jawab Arya lagi.
"Kayaknya Si Regina udah kena batunya tuh" ucap Kheano terkekeh geli membayangkan wajah genit Regina yang kini berubah menjadi babak belur.
"Bu Mirna udah susah payah menjelaskan di depan, Lo pada malah asyik ngobrol." ucap Andi yang duduk di bangku belakang Kheano dan Arya, usai menendang pelan bangku Arya.
"Iya ...iya...pak Andi" jawab Arya lirih tanpa menoleh ke arah Andi, sebab saat ini mata Bu Mirna tertuju padanya.
"Ada apa Arya?? kelihatan kamu nggak nyaman gitu??" tanya Bu Mirna.
"Enggak... nggak papa kok Bu" jawab Arya terbata, mereka pun kembali fokus menerima pelajaran yang di berikan Bu Mirna pagi ini.
Beberapa hari yang lalu papanya sempat mengatakan pada Kheano jika asisten pribadi sekaligus sahabat dari papanya akan kembali ke tanah air dan anaknya akan masuk ke sekolah yang sama dengannya.
Sedikit banyak papanya telah menceritakan tentang sosok gadis bernama Elika putri Raka. Kheano dan Elika tidak terlalu dekat sebab sejak umur empat tahun orang tuanya pindah keluar negeri karena tuan Raka mendapat amanat dari papanya Kheano untuk mengurus perusahaannya di luar negeri.
Sementara dengan Al Rasyad bisa di bilang Elika sangat akrab, karena keduanya bersekolah di sekolah yang sama. saat hendak kembali ke tanah air Elika tidak memberitahu pada Al, itu sebabnya Al terkejut dengan keberadaan Elika di sekolahnya. Elika sengaja masuk ke sekolah yang sama dengan Al Rasyad.
AKIBAT SUKA BANGET MENDAM PERASAAN,DAN PENGECUT,UNTUNG DI GREBEK, COBA SAAT PERJODOHAN DENGAN KHEANO,TIARA SETUJU, PASTI KAMU AKAN NYESEL SEUMUR HIDUP..