Xiao Chen, terlahir tanpa bakat sehingga ia sangat sulit berkembang. Dan pada akhirnya kehilangan ibunya.
Ketika ia sekarat dan akan mati. ia mendapatkan sebuah kristal aneh yang membuat dirinya kembali ke masa lalu untuk menghilangkan semua penyesalan.
Simak kisah perjuangan Xiao Chen dalam menghadapi kekejaman dunia terhadap orang tanpa bakat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20: Melawan ibu sendiri
"Dua... Daging muda... Qi yang murni! Berikan padaku!"
Suara serak itu, dipenuhi nafsu tak terkendali, menghantam Jun Fei dan Ye Han. Sosok Ibu Xiao Chen yang lembut kini berdiri membungkuk dengan tatapan predator, tubuhnya bergetar hebat. Jaringan urat hitam mulai muncul di permukaan kulit lehernya, seperti akar-akar yang menjalar.
Xiao Chen melangkah maju, memposisikan dirinya di antara 'Ibu' dan kedua adiknya. Belati kecilnya sudah tergenggam erat di tangan.
"Jun Fei! Ye Han! Pergi dari sini! Cepat!" teriak Xiao Chen, matanya merah menahan air mata. Ia tahu betul, ini adalah manifestasi paling mengerikan dari Akar Naga Hitam—ketika kesadaran sang penderita ditelan oleh kebutuhan mutlak penyakit untuk Qi murni.
Jun Fei dan Ye Han terdiam. Mereka melihat sosok ibu yang mereka cintai tiba-tiba berubah menjadi ancaman.
"Tidak! Aku tidak akan meninggalkan Kakak!" balas Jun Fei, pedang barunya teracung.
"Aku juga tidak!" timpal Ye Han, meskipun wajahnya datar, aura dingin mulai berkumpul di telapak tangannya.
"Ini adalah perintah! Ini BUKAN Ibu kita! Jangan sampai kalian terluka!" raung Xiao Chen. Ia tahu kecepatan Jun Fei dan kekuatan Ye Han. Jika mereka melawan, mereka mungkin bisa menang, tapi dia tidak bisa mengambil risiko melukai tubuh ibunya.
Sosok 'Ibu' itu bergerak. Kecepatannya jauh melebihi wanita sakit, meskipun tidak secepat Monyet Giok Hitam. 'Ibu' melompat, kedua tangan yang kaku mengarah ke wajah Xiao Chen.
SRAKK!
Xiao Chen miring ke samping, menghindari serangan cakar itu, tetapi jubahnya robek. Ia memanfaatkan momen itu. Alih-alih menyerang, Xiao Chen memasukkan belatinya ke sarung.
"Aku tidak akan melukaimu, Bu!"
Ia menerjang maju, menghindari serangan cakar berikutnya, dan mencoba memeluk ibunya. Ia ingin menjebak tubuh ibunya dan membuat sang ibu pingsan tanpa melukainya.
Namun, tubuh 'Ibu' itu ternyata memiliki kekuatan brutal. 'Ibu' mengayunkan siku, menghantam rusuk Xiao Chen.
BUGH!
Xiao Chen terlempar ke belakang, punggungnya menghantam tanah. Rasa sakitnya luar biasa, bahkan melampaui luka dari Monyet Giok Hitam.
"Kekuatan ini... Ini bukan Ibu! Ini adalah insting murni penyakit!" gumam Xiao Chen, batuk darah.
Jun Fei, melihat kakaknya terluka parah, meraung marah. "Aku tidak peduli itu siapa! Jangan sentuh Kakakku!"
Ia melesat maju, pedangnya mengarah ke pergelangan tangan 'Ibu'. Ia tidak menyerang, tetapi menggunakan sisi pedangnya untuk memukul.
KLANK!
Tangan 'Ibu' itu memantul. Namun, 'Ibu' kini mengalihkan tatapannya yang kelaparan kepada Jun Fei.
"Qi! Lebih murni! Aku butuh!"
"Jun Fei, MUNDUR!" teriak Xiao Chen. Ia bangkit, mengabaikan rasa sakit.
Xiao Chen menyadari satu-satunya cara: mengunci ibunya, menahan serangannya, dan menggunakan energi mental untuk menyentuh kesadaran ibunya.
Ia berlari melingkar, menarik perhatian 'Ibu' dari Jun Fei.
Ketika 'Ibu' menerjangnya lagi, Xiao Chen mengeluarkan Qi di Tahap Pengerasan Dasar Level 2, memfokuskannya ke tangan. Ia menangkap kedua tangan 'Ibu' dan menahannya erat-erat, meskipun urat hitam di tangan ibunya terasa panas dan menjijikkan.
Wajah Xiao Chen hanya berjarak beberapa inci dari wajah ibunya yang dipenuhi urat hitam.
"Bu! Sadarlah! Ini aku, Xiao Chen!" Xiao Chen berteriak dengan suara serak, sekuat tenaga menahan kejang-kejang ibunya.
'Ibu' Xiao Chen memberontak dengan kekuatan gila. Xiao Chen merasakan tulang pergelangannya terancam patah.
"LEPASKAN AKU! DAGING SEGAR!" raung 'Ibu', mencoba menggigit wajah Xiao Chen.
Jun Fei dan Ye Han hanya bisa melihat, siap menerjang jika Xiao Chen dalam bahaya fatal, tetapi mereka tahu risiko melukai sang Ibu.
Xiao Chen menutup mata, memaksakan kesadarannya menembus lapisan kegelapan penyakit itu.
"TIDAK! Ibu sudah janji! Ibu sudah janji akan melihat Xiao Chen menikah, Ibu sudah janji akan melihat Jun Fei tumbuh besar! Aku sudah membelikanmu bubur hangat, Bu! Aku pasti akan mendapatkan obat untukmu! Aku mohon, JANGAN PERGI DULU!"
Tangis histeris Xiao Chen, dicampur dengan energi mental yang kuat dari jiwanya yang telah melewati dua kehidupan, menembus kabut Akar Naga Hitam.
Tiba-tiba, mata 'Ibu' Xiao Chen yang kosong bergetar. Kilatan sesaat muncul.
"X-Xiao... Chen..."
Wajahnya yang ganas melembut dalam sekejap, air mata mengalir dari sudut matanya, bercampur dengan gumpalan darah. Dia melawan insting penyakitnya.
"Maafkan... Ibu..."
Kekuatan di tubuhnya menghilang. Urat hitam itu surut, dan Ibu Xiao Chen jatuh lunglai dalam pelukan anaknya, pingsan.
Xiao Chen menahannya dengan tubuh gemetar, ambruk berlutut. Ia selamat. Jun Fei dan Ye Han segera berlari mendekat.
"Kak Xiao!" Jun Fei panik.
Xiao Chen hanya bisa memeluk erat tubuh ibunya yang pingsan, menangis lega.
"Kita... kita berhasil. Sekarang cepat, bawa Ibu masuk. Kita harus mengamankan beliau dan memanggil Tabib Zhou lagi saat sore tiba..." perintah Xiao Chen, suaranya lemah, tetapi tekadnya kembali mengeras.
Setelah membawa Ibu Xiao Chen ke dalam, Jun Fei dan Ye Han menatap Xiao Chen yang kelelahan dan terluka. Tatapan mereka kini bukan lagi simpati, melainkan kepastian. Mereka harus menjadi kuat, lebih kuat dari penyakit terkutuk itu, agar Xiao Chen tidak perlu melalui penderitaan ini lagi.
Bersambung...