Nata Putri Ananta, seorang gadis cantik yang selalu ramah kepada semua orang. Namun, memiliki ketidakpekaan terhadap situasi di sekitarnya.
Vero Putra, seorang cowok yang menyukai Nata dalam diam, tanpa berani mengungkapkan. Hingga ia berani mengungkapkannya tahap demi tahap.
Lalu gimana kelanjutannya, apakah Vero berhasil meluluhkan hati gadis yang tidak peka? atau ia gagal dalam misinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon winda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nabrak.
"Ya ampun ta, jadi kamu marah karna itu" ucap vero.
"Gak"
"Udahlah ta gak usah boong" ucap ratih.
"Aku gak boong"
"Yang bener"
"Iya" lalu pergi meninggalkan mereka.
"Ta tunggu" panggil vero. Tapi tak ku pedulikan.
Aku mengambil mobilku di parkiran lalu mengendarainya pulang kerumah. Aku mengendarainya dengan kecepatan tinggi. Semua kekesalanku ku lampiaskan kejalanan. Untungnya jalanannya kosong jadi aku leluasa melepaskan kekesalanku. Aku semakin mempercepat kecepatannya saat ada sebuah mobil sport hitam yang ada dibelakangku mengejar mobilku. Dan tentunya itu adalah mobil vero.
Aku tak peduli dengannya aku terus menekan gas mobilnya hingga sebuah gerobak sayur lewat di depanku. Aku menginjak remnya tapi gerobak sayur itu tetap saja tertabrak. Untungnya penjualnya tidak ikut tertabrak ia berhasil mundur kebelakang menghindari mobilku.
Aku turun dari mobilku membantu penjual sayur itu.
"Bapak gak papa? maaf ya pak saya gak sengaja" ucapku membantu.
"Bapak gak papa tapi gerobak bapak" ucap bapak itu. Untungnya bapak itu tidak anarkis seperti kebanyakan orang.
"Maaf ya pak gerobaknya jadi hancur saya janji bakal ganti rugi kok pak"
"Iya"
"Ayo saya bantuin pak beresin gerobaknya"
Aku membantu membantu membereskan sayuran yang berceceran di jalan. Setelah selesai aku mengeluarkan beberapa lembar uang seratusan untuk bapak itu.
"Maaf pak segini cukup gak?" tanyaku.
"Ya allah nak malahan lebih"
"Yaudah bapak ambil aja gak papa kok itung itung buat permintaan maaf saya"
"Iya makasih ya nak, bapak pamit dulu lain kali hati hati bawa mobilnya."
"Iya pak"
Bapak itu pergi dengan membawa gerobaknya yang rusak. Sementara disisi lain vero hanya menonton aku yang menabrak bapak bapak tadi. Ia hanya mengeluarkan senyum yang sangat sulit di artikan.
"Apa liat liat" ketusku.
"Gak boleh ketus ketus sama pacar sendiri"
"Bodoh amat"
"Makanya kalau orang manggil itu berenti bukannya malah kabur jadinya nabrak kan" ucapnya sembari menghampiriku. Benar saja vero sudah beberapa kali memanggilku tapi tak ku pedulikan.
"Gara gara kamu tau gak"
"Kok aku?" tanyanya.
"Ih ngeselin banget jadi manusia, jadi setan aja sana" sebalku.
"Nanti sore kamu datang ke kafe mountea ya.. aku tunggu" ucapnya tak menghiraukan dumelanku.
"Gak bakalan"
"kalau kamu gak datang aku bakal tetap nungguin kok, aku bakal jelasin tentang siapa cewek yang sama aku itu" ucapnya berlalu pergi.
Aku sangat tau maksudnya, tapi aku ragu untuk datang ke kafe itu.
****
Aku mondar mandir dikamarku, aku ragu untuk datang atau tidak. Kalau aku gak datang kasian vero nungguin tapi kalau aku datang aku takut sakit hati.
Aku merebahkan diri di kasur. Aku melihat boneka beruang yang diberikan vero waktu ulang tahunku aku memeluknya.
"Waktu itu aku lihat kamu tulus, tapi saat aku liat kamu sama cewek itu kok aku jadi ragu ya" gumamku sendiri.
Jam sudah menunjukan jam lima sore tapi keputusan ku belum ada. Aku harus datang atau tidak.
Tok..Tok...
"Masuk aja gak dikunci" ucapku.
"Kok kamu belum siap ta? bukannya kamu hari ini ada janji sama vero" ucap bunda sembari memasuki kamarku.
"Kok bunda bisa tau"
"Ya bisalah orang vero tadi nelpon sama bunda"
"Dia ngaduh sama bunda lagi?"
"Gak kok dia cuman bilang kalau kamu gak datang nemuin dia, dia bakal nungguin kamu sampai datang kesana"
"Bunda seriusan"
"Iya mending kamu samperin deh, kasian veronya"
"Yaudah, aku siap siap dulu"
gitu aja, thor??
payaahhh
kl vero gk. prnh percaya
pusing aqu
double date nih....
serasa baca diary
semangat kak