Follow ig~ mazarina_asrifaris
Kesalahan satu malam yang membuat kehidupan Disya Anggita jungkir balik menata kehidupannya.
Melewati satu malam dengan kekasihnya mungkin sedikit tidak masalah dan dibilang wajar. Namun melewati satu malam bersama pria asing yang tidak dikenalinya ini konyol namanya.
Gara-gara salah masuk apartemen tetangganya Disya harus kehilangan sesuatu yang paling berharga dalam dirinya. Disya syok seketika mengetahui pria tersebut?
"What! Kamu?" tentu saja keterkejutan itu hanya boleh ia ucapkan dalam hati.
"Aku akan bertanggung jawab!" ~> Daharyadika Ausky
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asri Faris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 25
"Minumnya, Sya?" Sky membawa minuman dan meletakkan di atas meja.
"Terima kasih, Pak, apa bisa saya ambil sekarang?" ujar Disya to the point.
"Kamu bahkan belum minum, kenapa terkesan ingin cepat pulang?"
"Saya ... tidak haus," jawab Disya gugup.
"Kamu nggak tanya di mana KTM kamu ditemukan?" tanya Sky yang membuat gadis itu mengerutkan dahinya.
"Di mana emangnya?" tanya Disya tanpa curiga. Gadis itu mengambil gelas berisi minuman teh hangatnya.
"Di kamar aku!"
Uhuks
Disya tersedak minumannya sendiri. Gadis itu sampai terbatuk-batuk.
"Sya ... kamu nggak pa-pa?" Sky menepuk-nepuk punggung gadis itu pelan. Disya bahkan tak mampu berucap sepatah kata pun setelahnya.
"KTM kamu tidak mungkin nyasar sendiri sampai kamar aku tanpa ada yang bawa sebagai perantara," ujar Sky memancing cerita.
Disya spontan langsung berdiri dari duduknya dan berujar pamit. Ia tidak sanggup mendengarkan pernyataan Sky selanjutnya.
"Maaf, Pak, saya harus segera pulang," pamit Disya gugup. Dengan mimik muka merah padam. Berbeda dengan Sky yang cukup tenang dalam membawa obrolan.
"Sya ... aku minta maaf," kata Sky dengan menatap wajah Disya lekat.
"Kamu yang datang ke sini menyerahkan semuanya, tapi kamu tidak perlu khawatir, aku akan bertanggung jawab," ucap Sky lembut, penuh ketegasan.
Disya lemas seketika, gadis itu kembali duduk. Tubuhnya bagai tak bertenaga, kakinya terasa lunglai dalam pijakan.
Tes
Buliran bening itu keluar tanpa permisi. Mulutnya terkatup rapat, dadanya terasa begitu sesak. Ada rasa marah, malu, kecewa bercampur menjadi satu. Disya memang yang datang menghampiri lelaki itu, jadi Disya tidak punya banyak nyali untuk marah, hanya penyesalan yang tiada berujung.
"Saya benci sama Bapak!" ucap Disya sendu.
Sky mengambil beberapa tisu dan menyeka air mata Disya.
"Jangan menangisi sesuatu yang telah terjadi, aku akan bertanggung jawab," ucap Sky meyakinkan gadis itu.
Disya pun mulai menceritakan awal dirinya mabuk hingga sampai nyasar ke apartment Sky. Entah itu suatu anugrah untuk Sky atau justru musibah untuk mereka. Satu hal yang jelas, Sky ingin memperbaiki kesalahannya.
"Ayo kita menikah, Sya," ajak Sky yakin.
Disya mematung di tempat. Air matanya semakin deras membasahi pipi.
"Maaf, saya tidak bisa," jawab gadis itu sambil terisak.
"Kenapa? Aku ingin bertanggung jawab. Setidaknya menyelamatkan marwah kamu sebagai perempuan."
"Saya tidak bisa menikah dengan Bapak, yang pertama saya nggak cinta sama Bapak," ucap gadis itu jujur.
"Yang kedua, Bapak adalah calon suami kak Flora, jadi kita tidak mungkin menikah. Lagi pula saya sudah mempunyai calon suami dan sebentar lagi kami akan bertunangan," ujar gadis itu menunduk.
Sky langsung menatap Disya tajam. Bagaimana mungkin gadis di depannya menolak dirinya dengan begitu terang.
"Aku sudah memutuskan perjodohan dengan Flora, dan aku akan menikahi kamu. Aku tidak peduli dengan pacar kamu. Aku akan bilang masalah kita terhadap orang tua kita."
"Apa maksud Bapak?" Disya mengangkat kepalanya marah.
"Aku akan bilang kepada mereka tentang satu malam kita yang salah," jelas Sky tanpa dosa.
"Bapak sudah gila? Saya tidak akan pernah biarkan itu terjadi. Papa pasti murka, dan saya, saya bisa dicoret dari kk karena telah mencoreng nama baik keluarga," ujar Disya marah.
"Saya tidak peduli, dalam hal ini kamu yang paling dirugikan. Reputasi kamu di kampus juga di pertaruhkan," ancam Sky.
"Bapak ngancam saya?" Disya meninggikan suaranya.
"Terserah, ikuti permainan saya semua aman, atau kamu dengan segala keegoisan kamu dan saya jamin hidup kamu akan lebih tak menentu. Lagian apa kamu yakin pacar kamu masih mau menerima kamu dengan status kamu sekarang yang sudah tidak seperti dulu. Saya yakin pacar kamu tidak akan menerima dengan mudah."
"Bapak keterlaluan, saya benci dengan Bapak," ucap Disya marah.
"Kamu tidak boleh membenci calon suami kamu," ujar Sky kelewat santai.
"Aku tidak mau menikah denganmu, Bapak ngerti nggak sih. Pacar saya pasti akan menerima saya dengan baik, dia sangat mencintai saya," ucap Disya bergetar.
Disya juga sebenarnya tidak yakin dengan hal ini. Apakah Rayyan bisa menerima dirinya atau tidak. Disya merasa frustrasi, tetapi ia tidak boleh menunjukkan itu di depan Sky.
"Kamu jangan terlalu percaya diri, semua laki-laki itu pada dasarnya sama. Mau sebrengsek apa pun dia, laki-laki itu tetap akan memilih calon istri yang masih orisinil dan bersegel." Sky sebenarnya tidak ingin berkata demikian, tetapi ia merasa gemas dengan pendirian Disya.
"Saya permisi." Disya langsung berdiri dari duduknya.
"Saya belum selesai ngomong Sya!" ujar Sky menahan Disya.
"Saya benci sama Bapak, keputusan saya tetap sama saya tidak mau menikah dengan Bapak. Akan ada banyak hati yang terluka jika kita tetap memaksakan bersama."
"Akan ada hati yang terluka dan kecewa juga kalau kamu tetap menolak."
"Tolong jangan mempersulit keadaan, saya sudah cukup lelah dengan hidup ini," ujar Disya putus asa.
"Secepatnya aku akan melamar kamu, siapkan saja yang terbaik jawabannya," ucap Sky tak Mau tahu.
"Bapak gila, brengsek!" seru gadis itu lantang.
"Ya, aku memang sudah gila, jangan terlalu banyak mengumpatiku, tidak baik untuk calon ibu? Bisa jadi sekarang kamu sedang mengandung benih cinta kita."
Benih cinta kita ndasmu!
Disya menatap marah pria di depannya.
"Mana KTM saya, saya mau pulang?" Disya menagih tujuannya datang ke tempat ini.
"Maaf sayang, untuk sementara aku tahan dulu sampai kita mencapai satu kesepakatan yang sama."
"Keterlaluan kamu, Pak!"
"Maaf sayang, aku orangnya suka tantangan."
"Saya benci kamu, saya benci Bapak!"
"Hati-hati di jalan, pastikan jaga keselamatan selama berkendara karena kamu membawa dua nyawa."
"Diam!!"
"Jangan marah-marah terus, atau mau nginep di sini saja."
"Mimpi!"
"Ya, kita akan melewati mimpi indah malam ini."
Disya hendak mengeluarkan kata-kata umpatan. Namun, ia urungkan.
Gadis itu berjalan ke arah pintu, tetapi pintunya tidak bisa dibuka.
"Bukain pintunya, saya mau pulang!" ujar Disya panik.
Sky menatap santai gadis yang tengah marah-marah itu. Dirinya berdiri menyender di dinding tembok dengan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.
"Buka saja kalau bisa!"
"Kamu!"
"Apa?"
"Buka nggak?!"
"Kalau mintanya bentak-bentak, aku nggak akan bukain sampai pagi."
"Aku mau teriak!"
"Boleh, coba saja, nggak bakalan ada yang denger."
"Bapak selain tukang maksa, nekat dan bikin orang susah."
"Kamu yang memulai, kamu harus bertanggung jawab atas apa yang telah terjadi," ujar Sky menyeringai.
"Buka nggak!"
"Dibuka apanya Disyayang—?" Laki-laki itu tersenyum devil.
Disya mendelik kesal, "Kode pintunya berapa?"
"Nanti setelah nikah kamu bakalan hafal."
"Pak!!"
"Hmmm."
"Please ... saya harus pulang Pak Sky yang budiman," ujar Disya melembutkan suaranya.
"Aku mau bukain tapi ada syaratnya."
"Apa?"
Sky menunjuk bibirnya sendiri dengan jari tangannya, lalu tersenyum.
"Ogah, najis!"
"Terserah! Berarti kamu nginep di sini kita bisa bobo bareng."
"Pak Sky!"
.
*Tbc
Jangan lupa tinggalkan jejaknya...!
Like
Koment
Vote
Biar Author semangat nulis untuk up lagi*.
sungguh mantap sekali 🌹🌹🌹🌹
terus lah berkarya dan sehat selalu ✌️
knp gak jd sm rayyannnn