Ambisi tujuh Keluarga Bangsawan besar dan ternama, membuat kedamaian di Kekaisaran Liu, kini menjadi sebuah kenangan.
Rakyat pun menderita akibat ambisi ketujuh bangsawan yang bekerjasama dengan para pendekar dari dunia persilatan Aliran Hitam dan Aliran Netral.
Seorang Pemuda belasan tahun menjadi korban dari dua kelompok tersebut, membuatnya tidak bisa mengingat namanya karena dilemparkan hidup-hidup kedalam jurang yang sangat dalam.
Beruntungnya ia tercebur ke sungai di dasar jurang tersebut. Dan bertemu dengan Dua Jagoan nomor satu dari aliran hitam dan aliran putih dunia persilatan Liu yang keduanya telah lama menghilang.
Ia pun membuat kedua orang jagoan itu, terkejut saat mengetahui tubuhnya adalah Jenis Tubuh Yin Yang Sejati yang muncul seribu tahun sekali.
Mampukah pemuda tersebut mengembalikan kedamaian di kekaisaran Liu setelah ia mewarisi kekuatan kedua jagoan Nomor satu dari dua aliran yang berbeda itu? Siapakah Dia Sesungguhnya hingga dianiaya dan dilemparkan ke dalam Jurang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auraga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
024: Rencana Pedang Siluman
“Yu’er … Sudahlah tenangkan dirimu. Semua sudah berlalu.” Qin Rui mendekati Qin Yu seraya menasihatinya.
Qin Yu melepas pelukan pada tubuh Zhu San dengan wajah merah menahan malu. Zhu San sendiri tak tahu harus bagaimana menyikapi situasi tersebut.
Ketua Xie Bing datang mendekat bersama puteranya, Xie Han. Keduanya segera memberi salam dan hormat kepada Qin Rui yang mereka kenali sebagai Dewi Es.
Kedatangan keduanya, membuat suasana jengah itu segera berubah seperti sediakala.
“Ketua Xie … Siapakah mereka dan ada permasalahan apa sehingga Anda terlibat pertarungan dengan mereka?”
“Kami pun belum mengetahui siapa mereka, dan apa alasan mereka menyerang kami secara tiba-tiba.” Ketua Xie Bing menjawab pertanyaan Qin Rui.
Qin Rui mengerutkan dahinya, karena Ia pun mengalami hal yang sama dengan ketua Xie Bing.
“Tadi aku mendengar perkataan salah satu dari mereka. Ia mengatakan jika menyerang diriku karena Uang. Sepertinya ada orang yang membayar mereka untuk membunuh diriku.”
Wajah Ketua Xie Bing memperlihatkan raut terkejut, karena Ia pun mendengar hal yang sama sesaat sebelum mulai bertarung.
“Sepertinya dugaan anda benar karena salah satu dari mereka pun mengatakan untuk memenggal kepalaku demi mendapat uang.”
Qin Rui terdiam sejenak mendengar perkataan Xie Bing.
“Ketua Xie, kemanakah tujuan anda?”
“Kami akan ke Ibukota untuk mengikuti turnamen beladiri atas undangan yang di kirim oleh Yang Mulia Kaisar Liu Fei. Sedang anda sendiri hendak kemana meninggalkan Pulau Bunga Es hingga jauh-jauh kesini?”
“Aku dan Cucuku juga akan ke Ibukota untuk menghadiri turnamen beladiri … Apakah karena hal ini mereka menyerang kita? Tapi apa untungnya?”
Qin Rui berkata lirih sembari berpikir keras. Namun Ia tak mendapatkan jawaban atas pertanyaannya itu.
Sementara mata Xie Han, tak pernah lepas menatap wajah Qin Yu yang terlihat sudah mulai tenang.
Sesekali Gadis itu tersenyum ke arah Zhu San yang ikut larut dalam pembicaraan Qin Rui dan Ketua Xie Bing. Hal itu membuat Xie Han bertanya-tanya ada hubungan apa diantara mereka berdua.
Merasa tak dapat menemukan alasan tepat dibalik penyerangan terhadap mereka, akhirnya Qin Rui dan Ketua Xie Bing sepakat untuk bersama melanjutkan perjalanan ke Ibukota Shangyu.
Namun sebelum berangkat, mereka terlebih dahulu membuang mayat para penyerang ke sebuah jurang yang cukup jauh dari tempat tersebut.
Mereka berlima kembali memacu kudanya dengan Ketua Xie Bing dan Xie Han berada di depan sebagai penunjuk jalan.
Setelah memacu kuda tanpa henti hingga sore hari, kelima orang tersebut akhirnya tiba di Kota kecil yang bernama Shansi.
Kota Shansi adalah kota terakhir sebelum tiba Ibukota Shangyu jika perjalanan ditempuh dari utara Ibukota Kekaisaran.
Walau hanya sebuah Kota kecil dengan penduduk kurang dari sepuluh ribu orang, namun kota Shansi sangat ramai dikunjungi oleh para pedagang yang akan dan pergi dari ibukota Kekaisaran.
Kelima orang tersebut memutuskan akan menginap semalam di kota Shansi, untuk mengistirahatkan kuda mereka.
Ketua Xie Bing yang beberapa kali menginap di kota Shansi, segera menuju ke sebuah penginapan terbesar di kota tersebut.
Selain menyediakan tempat menginap, di tempat itu juga tersedia kedai makan yang memiliki ruangan sangat luas.
Sehingga tempat tersebut selalu ramai dikunjungi oleh para pedagang dan para pengawalnya.
Setelah memesan tiga ruangan untuk menginap serta memesan makan malam, mereka duduk di sebuah meja yang cukup besar untuk ditempati oleh lima orang.
Suasana kedai makan tersebut semakin ramai seiring waktu yang semakin malam. Kelimanya pun telah menyelesaikan makan malam lalu berbincang-bincang sejenak.
“Ketua Xie, menurutmu apa tujuan Yang Mulia Kaisar mengadakan turnamen beladiri ini. Karena baru kali ini pihak kekaisaran melakukannya.”
“Menurutku, karena Yang Mulia ingin menjalin hubungan baik dengan kita yang berasal dari Dunia Persilatan. Selebihnya aku tidak mengetahuinya Nyonya Dewi Es.”
Saat keduanya tengah berbincang, Xie Han terlihat mengajak Qin Yu untuk berbicara. Namun Qin Yu terlihat lebih banyak mendengarkan perkataan Xie Han dari pada menanggapinya.
Sementara Zhu San tengah asik menikmati arak berkualitas tinggi yang Ia pesan secara terpisah.
Namun begitu, Zhu San tidak menurunkan kewaspadaannya. Ia menyadari ada sepasang mata yang selalu melihat ke arah mereka.
Sepasang mata itu adalah milik Pendekar Pedang siluman yang baru saja tiba dari Ibukota Shangyu.
Ia telah sepakat dengan sahabatnya yang berjuluk Dewa Tapak Api untuk menghabisi Bangsawan Mu Bai dan menghabisi Dewi Es sebelum Ia sampai di Ibukota Kekaisaran.
Pedang Siluman awalnya berencana untuk menginap dan bersantai di kedai tersebut. namun tak Ia duga menemukan Dewi Es telah berada di kota Shansi.
Namun keberadaan Ketua Xie Bing di dekat Majikan Pulau Bunga Es itu, diluar perkiraan Pedang Siluman.
Untuk menghadapi Dewi Es, Pedang Siluman masih yakin bisa mengunggulinya. Namun jika harus menghadapi keduanya, Ia tak yakin bisa selamat dari mereka berdua.
Pedang Siluman segera pergi melalui jalan belakang, Ia tak ingin keberadaannya di ketahui oleh kedua orang tersebut.
Ia pun menuju markas cabang Aliansi Aliran Hitam di kota Shansi. Setelah menunjukan Identitas sebagai anggota aliansi, Pedang Siluman pun dipertemukan dengan ketua cabang tersebut.
“Aku belum mampu untuk menghadapi Ketua Xie Bing, Tuan Pedang Siluman. Tetapi mungkin Tetua Cheng Jin dari Sekte Topeng Siluman, bisa membantu anda. Ku dengar Ia memiliki dendam pribadi dengan Ketua Xie Bing.”
Sosok ketua Cabang Aliansi Aliran Hitam itu lalu memanggil anak buah mereka untuk menuju ke Sekte Topeng Siluman yang berjarak satu jam dari tempat tersebut.
Tiga jam kemudian dua orang yang di tugaskan menjemput Tetua Cheng Jin, telah tiba bersama dengannya.
Sosok bernama Cheng Jin, mengenakan topeng yang berwajah Siluman Serigala. Hal ini sesuai dengan jurus dan kecepatannya yang bagai serigala buas.
“Saudara Cheng Jin, kenalkan ini Qing Jun berjuluk Pendekar Pedang Siluman. Ia meminta bantuanmu untuk menahan Ketua Xie Bing si Pedang Api. Sementara Ia akan membunuh Dewi Es dari Pulau Bunga Es.”
“Aku hanya menahannya saja? Huh padahal aku ingin sekali membunuhnya.”
Sosok Cheng Jin terlihat tidak senang ketika hanya diminta untuk menahan Ketua Xie Bing saja.
“Anda boleh membunuhnya Saudara Cheng Jin, bahkan jika anda membawa kepala Xie Bing itu kepada kami, maka anda akan mendapatkan lima puluh ribu koin emas sebagai imbalannya.”
Mendengar perkataan tersebut, Wajah Cheng Jin terlihat senang. Mereka bertiga segera menyusun rencana penyerangan pada kedua orang tersebut.
Ketua Cabang Aliansi itu lalu mengeluarkan secarik kertas yang berupa denah lokasi dimana ruangan Dewi Es dan Xie Bing berada.
Denah itu diperoleh dari mata-mata Aliansi Aliran Hitam yang bekerja sebagai pelayan di kedai dan penginapan tersebut.
Beberapa saat pun berlalu. Dua tubuh melesat sangat cepat dan tanpa suara di atas atap penginapan dimana Qin Rui dan Ketua Xie Bing serta Zhu San menginap.
Malam telah melewati puncaknya beberapa jam lalu saat dua orang itu tiba di sana.
Zhu San yang memiliki pendengaran tajam segera terbangun dari tidurnya saat mendengar langkah kaki ringan dan aura membunuh dari dua orang di atas atap.
Sementara Ketua Xie Bing yang sedang bermeditasi, menyadari kedatangan dua orang tamu tak di undang itu.
*****