Lin Zheng seorang pemuda dari bumi secara misterius jatuh ke sebuah retakan ruang yang muncul secara tiba-tiba.
Saat sadar dirinya sudah berada di suatu tempat asing.
Namun saat dirinya putus asa, system fusi datang sebagai Cheat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lonely Tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertempuran menentukan
Karena kepergian Xue Ling, rencana Lin Zheng berubah total.
Rencana awalnya adalah mengumpulkan material secara perlahan di bawah gelembung perlindungan abadinya. Sekarang, rencana itu dibuang ke luar jendela. Rencana barunya hanya satu kata: Bertahan.
Lin Zheng, seorang diri, berjalan di tengah hutan lebat di kaki Domain Awan Timur. Keheningan itu memekakkan telinga. Selama sebulan terakhir, keheningan berarti keamanan. Sekarang, keheningan berarti bahaya sedang mengintai.
Dia bergerak dari bayangan ke bayangan, [Jubah Pengelana Bayangan] miliknya bekerja maksimal. [Lensa Pencari Harta Karun] miliknya kini digunakan secara terbalik, mencari fluktuasi qi yang bermusuhan, bukan herbal.
Dia merasa telanjang. Rentan.
Tak lama setelah berjalan sekitar satu jam menuruni lereng, sebuah suara gaduh terdengar di kejauhan.
Itu bukan suara monster. Itu adalah suara ledakan yang dalam—BOOM!—diikuti oleh benturan logam bernada tinggi dan teriakan marah dalam bahasa yang sekarang dia pahami.
Insting pertama Lin Zheng adalah berbalik dan lari secepat mungkin. Tapi insting keduanya, insting seorang insinyur dan kultivator baru, mengambil alih. Dia harus tahu. Dia harus mengkalibrasi ulang.
Dia memanjat lereng bukit kecil yang rimbun, bersembunyi di balik formasi batu besar yang memberinya pemandangan sempurna ke sebuah pembukaan hutan di bawah.
Saat itulah dia melihatnya. Dan pemandangan itu membuat darah di tubuh fananya yang baru diperkuat itu terasa mendingin.
Dua orang sedang bertarung.
Di satu sisi, seorang pria berjubah biru awan, memegang pedang panjang yang bersinar seperti air musim gugur. Dia adalah Jian Fei dari Azure Stream Sword Sect. Di sisi lain, seorang pria berjubah merah tua, memegang kuas tulis raksasa yang ujungnya meneteskan tinta spiritual berwarna darah. Dia adalah Mo Yan dari Crimson Peak Pavilion.
Lin Zheng, dari kejauhan, melihat pertempuran kultivator sungguhan untuk pertama kalinya, dan dia merasa takjub sekaligus ngeri.
Ini bukan efek CGI murahan dari Bumi. Ini nyata.
Udara di pembukaan hutan itu terasa berat, terkompresi oleh benturan qi murni. Dia bisa melihat—benar-benar melihat—distorsi di udara di sekitar mereka.
"Mo Yan! Serahkan Lotus Api Giok itu, dan aku akan memberimu kematian yang cepat!" teriak Jian Fei, suaranya tajam seperti pedangnya.
"Mimpimu, anjing pedang!" Mo Yan tertawa. "Benda ini milik Paviliun Crimson Peak!"
Mo Yan adalah yang pertama bergerak. Dia mengayunkan kuasnya dalam lengkungan yang anggun. "Formula Api: Raungan Harimau Merah!"
Tinta darah yang menetes dari kuasnya tidak jatuh ke tanah. Tinta itu mengental di udara, membentuk karakter kuno untuk 'Harimau'. Karakter itu terbakar, dan dari dalam api, seekor harimau api raksasa yang nyata melompat keluar. Itu bukan ilusi; itu adalah konstruksi qi murni, memancarkan panas yang menghanguskan pepohonan di sekitarnya.
Lin Zheng merasakan gelombang panas itu bahkan dari jaraknya.
Jian Fei tidak gentar. Dia berdiri tegak, pedangnya bergetar. "Trik rendahan! Teknik Pedang Awan: Tirai Hujan Rintik!"
Pedangnya menjadi kabur. Dalam sepersekian detik, dia menusuk ke depan ratusan kali. Itu bukanlah gerakan fisik; itu adalah pelepasan Sword Qi. Ratusan tetes hujan bercahaya, masing-masing setajam pisau bedah, melesat ke depan.
SSSSHHH!
Hujan pedang itu menghantam harimau api. Itu adalah benturan konseptual antara air dan api. Ledakan uap besar meledak, menutupi pandangan Lin Zheng.
Ketika uap itu membersih, harimau itu telah lenyap, dinetralkan sepenuhnya.
Tapi Jian Fei belum selesai. "Langkah Awan Azure!"
Dia melesat maju, sosoknya kabur seperti awan yang tertiup angin. Dia muncul tepat di atas Mo Yan, pedangnya menebas ke bawah dalam tiga garis cahaya biru yang cemerlang. "Tebasan Tiga Awan!"
Ini adalah kekuatan seorang ahli Core Formation (Pembentukan Inti). Lin Zheng menyadari dengan ngeri bahwa jika serangan itu ditujukan padanya, dia bahkan tidak akan melihat bilahnya sebelum dia terpotong menjadi tiga bagian.
Mo Yan tidak panik. Kuasnya bergerak lagi, kali ini ke bawah. Dia tidak menggambar; dia menulis. Satu karakter kuno untuk 'Perisai' (盾).
"Segel Puncak: Perisai Basalt Hitam!"
Bumi bergetar. Dinding batu hitam tebal, memancarkan kilau logam kusam, meletus dari tanah tepat pada waktunya untuk menemu tebasan Jian Fei.
KLAAAANNNGG!
Suara itu memekakkan telinga. Percikan api seukuran kepalan tangan meledak. Tebasan Tiga Awan menghantam perisai itu, meninggalkan tiga bekas luka yang dalam, tetapi perisai itu bertahan.
Keduanya melompat mundur, terengah-engah, saling menatap tajam. Mereka seimbang.
"Kau memaksaku, Jian Fei!" geram Mo Yan. Jelas dia sudah kehabisan kesabaran. Dia menggigit lidahnya dan meludahkan seteguk esensi darah ke ujung kuasnya. Tinta merah itu kini bersinar dengan cahaya yang mematikan.
"Seni Terlarang: Lukisan Darah - Golem Puncak Gunung!"
Dia membanting kuasnya yang berlumuran darah ke tanah.
GRRRROOOOMMMMM!
Seluruh pembukaan hutan itu bergetar hebat. Ini bukan lagi sihir lukisan; ini adalah pemanggilan paksa. Tanah di depan Mo Yan retak dan pecah. Batu, tanah, dan gumpalan magma dari bawah kerak bumi ditarik ke atas, menyatu menjadi bentuk humanoid yang mengerikan.
Dalam hitungan detik, golem batu setinggi lima belas meter berdiri di sana. Matanya adalah dua lubang magma yang mendidih, dan lengannya adalah pilar-pilar batu yang hancur.
Lin Zheng merasa ingin muntah. Dia tidak hanya menonton; dia merasakan tekanan qi yang luar biasa menekan jiwanya.
Di seberang lapangan, Jian Fei, sang murid pedang, memasang wajah serius. Dia tahu dia tidak bisa memblokir itu. Dia tidak bisa menghindarinya. Dia mengambil napas dalam-dalam.
Pedangnya, yang tadi bersinar terang, tiba-tiba berhenti bersenandung. Keheningan total turun. Semua warna di hutan—hijau daun, cokelat tanah, biru langit—tampak meredup, seolah-olah semua esensi visual tersedot ke dalam bilah pedang yang kini tampak biasa saja.
Lin Zheng merasakan rambut di lengannya berdiri. Pedang itu, dalam keheningannya, terasa jauh lebih berbahaya daripada golem yang mengaum.
"Kau pikir hanya kau yang bisa bertarung mempertaruhkan nyawa?" desis Jian Fei, matanya terpejam. "Seni Pedang Azure Stream... Satu Pedang Membelah Langit!"
Dia membuka matanya. Pedangnya menebas ke atas.
Golem itu mengayunkan tinju batunya yang besar, jejak magma membakar udara.
Jian Fei melepaskan serangannya.
Itu bukan tebasan qi berbentuk bulan sabit. Itu adalah satu sinar cahaya biru pucat, setipis jarum, namun sangat terkonsentrasi.
Sinar itu bertemu dengan tinju golem.
Tidak ada ledakan besar. Tidak ada suara benturan.
Hanya sesaat hening yang menekan.
Kemudian...
Tinju magma raksasa itu berhenti. Sinar setipis jarum itu menyentuhnya, dan magma itu membeku. Lalu retak. Lalu, seluruh lengan golem itu... hancur menjadi debu halus, terdisintegrasi oleh niat pedang murni.
Sinar itu tidak berhenti. Itu berlanjut, menembus dada golem batu itu seolah-olah itu adalah kertas. Golem itu membeku, lalu runtuh menjadi tumpukan puing.
Di belakangnya, Mo Yan masih berdiri dalam pose melukisnya. Matanya melebar kaget.
Garis merah tipis muncul di tengah dahinya. Garis itu turun ke hidungnya, bibirnya, dagunya, dan dadanya.
Dia jatuh berlutut, dan tubuhnya terbelah rapi menjadi dua bagian.
Dia... mati.
Lin Zheng menekan tangannya ke mulut, menahan erangan ngeri. Ini bukan film. Ini adalah pembunuhan brutal yang dilakukan dengan keanggunan yang mengerikan.
Jian Fei, sang pemenang, terbatuk darah. Jelas serangan terakhir itu memakan korban besar. Dia terhuyung-huyung, menelan tiga pil pemulihan sekaligus, lalu tanpa jeda, dia berjalan ke mayat Mo Yan yang terbelah dan mulai menjarah cincin penyimpanan dan kantong rohnya dengan efisiensi seorang profesional.
Lin Zheng menelan ludah, hatinya berdebar kencang. Dia telah belajar dua hal yang sangat penting hari ini.
Pertama, dia sangat, sangat lemah. Spirit Foundation Tingkat 8 miliknya adalah lelucon dibandingkan dengan kekuatan Core Formation ini.
Kedua, dunia ini jauh lebih kejam daripada yang dia bayangkan. Tidak ada ampun.