NovelToon NovelToon
Kamu Bukan Figuran

Kamu Bukan Figuran

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Sudah Terbit / Cintapertama / Nikahmuda / Tamat
Popularitas:38.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: ErKa

[Lanjutan dari novel "Aku hanya Figuran"]

Awalnya kupikir Kamu hanyalah gadis biasa-biasa saja. Namun mata polosmu mengalihkan semuanya. Aku tak bisa berpaling. Timbul ketertarikan untuk mengenalmu lebih dalam lagi. Hingga akhirnya Aku sadar, Aku telah jatuh sejatuh-jatuhnya pada pesonamu.

Hei Khansa Aulia, Yohan Alexander menyukaimu. Sadarkah Kau dengan hal itu? (Yohan Alexander)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[POV Alex] Ch 33 - Kejutan

Malam itu Aku memutuskan untuk berjaga. Aku takut sesuatu yang buruk akan terjadi. Sebenarnya sudah ada dua orang perawat yang berjaga di ruangan itu siang dan malam. Namun aku tetap tidak puas. Aku ingin memantau kondisi saudaraku secara langsung.

Suara mesin penunjang dan deru monitor yang menampilkan grafik pergerakan jantung Aaron membuatku gugup. Aku takut sewaktu-waktu gerakan grafik itu akan berhenti dan hanya menyisakan satu garis lurus.

Aku masuk ke ruang ICU dengan memakai pakaian khusus. Aku memutuskan untuk menjaga Aaron secara dekat. Kuperhatikan sekujur tubuhnya dengan seksama. Perasaanku sakit melihat kondisi kakakku yang lemah seperti itu. Aku masih tidak menyangka Aaron akan berakhir seperti ini.

"Bodoh, bangun. Sampai kapan kamu mau tidur seperti ini? Bangun br*ngsek! Ambil tanggung jawabmu!! Masih banyak tanggung jawab yang harus kamu penuhi. Kamu belum memenuhi tanggung jawabmu sebagai seorang anak."

"Kamu juga belum menjadi kakak yang baik. Bodoh, dengarkan aku. Ini tanggung jawabmu yang terpenting. Kamu akan segera menjadi seorang ayah!! Itu tanggung jawab besar!! Jangan jadi seorang pengecut dengan bersembunyi seperti ini!! Bangunlah bodoh!!" Aku tidak bisa menahan isakan. Aku menangis tanpa bisa menahan diri lagi. Menumpahkan segala kesedihan di hati.

"Apa kamu sudah melihatnya? Putrimu sangat lucu... Dia mirip denganmu. Dia tercipta untuk menjadi seorang princess, sama seperti ibunya. Apa kamu rela meninggalkan putri secantik itu? Apa kamu tidak takut akan banyak pria-pria br*ngsek yang mengejarnya?!"

"Ayo, bangunlah. Jaga putrimu dengan baik. Jangan memintaku menjaganya, karena aku sudah memiliki tanggung jawab yang lain. Bangunlah br*ngsek!!"

Aku sudah menghiba, menangis, mengancam, maupun marah namun tetap tidak ada perkembangan yang berarti. Aaron tetap diam, tak bergerak seinci pun. Detak jantungnya lebih lambat dari manusia normal. Raut wajahnya tetap pucat seperti biasanya.

Kapan keluarga kami bisa kembali normal lagi?

Pertanyaan itu berkali-kali terlintas di benakku. Betapa bahagianya bila Aaron kembali tersadar dari koma. Semua orang akan bahagia. Pada saat itu aku akan mengenalkan Khansa pada seluruh keluarga. Kami akan kembali hidup dengan bahagia.

Mengingat Khansa, aku belum mengetahui kabarnya. Aku perlu menghubungi Winda. Aku keluar dari ruang ICU. Sudah pukul dua dini hari waktu setempat. Itu artinya masih pukul satu pagi di Jakarta.

Aku lupa ponselku telah kehabisan daya. Aku segera mencharge dan menghidupkannya. Banyak pesan dan history panggilan masuk. Aku fokus pada pesan yang Khansa kirim.

Mas, sudah sampai belum?

Kata yang sederhana, namun bermakna. Menunjukkan Khansa peduli padaku. Aku ingin membalasnya, namun aku menahan diri untuk tidak melakukannya. Aku takut tidak bisa mengontrol diri. Sekarang aku sedang dalam kondisi psikologis yang lemah. Aku takut bila menghubungi Khansa saat ini, semua kelemahanku akan terbuka. Aku tidak ingin Khansa melihatnya, karena Khansa tidak menyukai laki-laki lemah.

Aku benar-benar tidak tahu bahwa pemikiranku saat ini adalah pemikiran yang salah. Suatu pemikiran menjebak yang nantinya akan menjadi boomerang bagiku.

Aku menelepon Winda. Pada deringan kedua wanita itu mengangkatnya.

"Saya Pak..."

"Maaf mengganggu waktu istirahatmu Winda. Bagaimana keadaannya?"

"Sama sekali tidak mengganggu Pak. Kabar Ibu Khansa baik-baik saja. Sekarang dia sedang tidur..."

"Bisa kamu foto dia?"

"Baik Pak... Ehm, Pak?"

"Ada apa?"

"Apa perlu saya membangunkan beliau?"

"Tidak perlu. Kamu cukup fotokan. Laporkan semua kegiatannya padaku. Jangan lewatkan detail sekecil apapun. Mengerti?"

"Baik Pak."

"Aku mungkin akan sedikit lama di sini. Pastikan menjaganya dengan baik. Jangan lengah."

"Baik Pak."

"Aku tunggu kabarnya."

"Siap Pak." Lima menit berikutnya, Winda mengirimiku foto-foto Khansa yang tertidur. Melihatnya seperti itu membuat perasaanku semakin sedih. Aku pergi ke kamar mandi dan menangis sembari memeluk ponsel, membayangkan sedang memeluk Khansa.

Andaikan wanita itu tidak begitu membenci pria lemah, mungkin aku sudah menumpahkan segala bentuk kesedihan ini di depannya. Aku benar-benar butuh seseorang yang memelukku. Yang menguatkanku. Karena pada dasarnya, aku tidaklah sekuat yang mereka pikirkan. Aku juga pria lemah yang butuh sandaran. Aku butuh Khansa.

***

"Winda, apa saja yang dilakukannya hari ini?" Ini adalah hari keempatku di Singapura.

"Hari ini Ibu memintaku untuk mengantarnya melihat sawah."

"Ya, dia memang memiliki kebiasaan itu. Apa lagi yang dilakukannya?"

"Beliau menangis..."

"Apa kamu tahu penyebabnya?"

"Saya kurang tahu Pak, tapi saya pikir ini ada hubungannya dengan Bapak. Apa Bapak tidak ingin menghubungi beliau? Sepertinya beliau akan baik-baik saja kalau Bapak menghubungi..."

"Tidak. Itu tidak perlu. Kalau dia menanyakanku, katakan aku baik-baik saja."

"Baik Pak."

"Begitu kondisi di sini sudah tenang, aku akan segera pulang. Tolong jaga dia sampai aku pulang."

"Baik Pak."

Aku menutup panggilan itu. Perkataan Winda mengenai Khansa menangis membuatku sakit hati dan merasa bersalah. Mungkinkah dia sedih karena jauh dariku? Atau kesedihannya karena memikirkan pria itu?

Memikirkan si br*ngsek selalu berhasil membuat emosiku naik. Aku tidak ingin memikirkannya terlalu lama, karena fokusku saat ini bukan pada dia!!

Aku kembali ke kamar Aaron. Setiap malam aku selalu berjaga di kamarnya. Hal ini tidak mudah, mengingat ada dua wanita berbeda generasi yang juga ingin melakukan hal yang sama. Namun pada akhirnya, akulah yang menjaganya.

Aku kembali duduk di sebelah tubuh tak berdaya itu. Entah dengan apa membuat kondisinya kembali stabil. Entah dengan apa membuatnya kembali tersadar. Kami sudah melakukan berbagai cara, namun tidak ada hasilnya juga. Bahkan berita mengenai calon bayinya pun tidak mampu membuat Aaron tergugah untuk kembali ke dunia ini.

"Kak, bangunlah. Apa kakak tidak kasihan padaku? Sudah cukup aku mengemis padamu. Aku sudah menceritakan semuanya. Baik itu keadaan Diana maupun orangtua kita yang begitu menginginkanmu untuk kembali sadar. Tapi aku belum menceritakan kondisiku bukan?"

"Kak, aku punya rahasia. Hanya Diana dan beberapa orang saja yang mengetahui rahasia ini. Aku menunggumu sadar untuk menyampaikan kabar ini. Kalau kamu terus-menerus tidur seperti ini, aku tidak akan memiliki kesempatan untuk mengatakannya."

"Kak... Sebenarnya aku sudah menikah. Aku sudah memiliki istri. Dia adalah wanita yang kucintai semenjak SMA..."

Tiiittt... Tiiiittt... Tiiiiittt...

Terjadi lonjakan pada grafik di monitor. Itu artinya Aaron merespon perkataanku. Aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang kulihat. Aku tidak bisa mengekspresikan perasaanku!!

"Kak?! Apa kamu mendengarku? Apa kamu mendengar semua ucapanku?!"

Tiiiittt... Tiiiiittt... Tiiiittt...

Detak jantung pada grafik semakin cepat. Aku ingin menangis rasanya. Dua orang perawat yang menyadari hal itu langsung mendekati kami.

"Lanjutkan apa yang Bapak bicarakan. Pasien merespon ucapan Bapak." ucap mereka dengan wajah antusias dan penuh semangat.

"Kak, aku sudah menikah. Aku sangat mencintai wanita itu. Sudah sejak SMA aku menyukainya, sampai perasaan suka itu berubah menjadi cinta. Demi wanita itu aku tidak berhubungan dengan wanita lain. Tidak ada wanita lain yang bisa mengisi hatiku selain dirinya."

"Aku menikahinya secara siri. Aku menunggumu sadar untuk meresmikan pernikahan kami. Kami bahkan sedang menantikan buah cinta kami. Selain akan menjadi seorang ayah, sebentar lagi Kakak juga akan menjadi seorang uncle. Ada dua mahluk kecil yang sedang menunggumu Kak. Jadi cepatlah bangun!!"

Tiiiittt... Tiiiittt... Tiiiittt...

Grafik detak jantung bergerak semakin tinggi. Satu orang perawat segera menghubungi dokter jaga dan spesialis. Aku menatap mereka dengan khawatir.

"Apa yang terjadi pada kakakku?! Mengapa detak jantungnya meningkat?!"

"Tenanglah Pak. Ini sesuatu yang baik. Pasien sudah mulai merespon..." Perawat menghentikan kata-katanya. Dia nampak terkejut dengan apa yang dilihatnya. Aku mengikuti arah pandangnya. Dan... tatapanku bertemu pandang dengan mata sayu. Senyum malas tersungging di sudut bibirnya.

"Al..." Itu adalah suara yang ingin kudengar selama beberapa bulan ini!! Suara paling indah yang kudengar, selain suara Khansa!! Aaron tersadar!!

***

Happy Reading 😊

NB : Novel ini hanya teruntuk orang-orang yang sabar. Jadi, untuk yang tidak sabar silakan di SKIP dulu, tunggu sampai novel ini tamat, baru dibaca lagi. Terima kaseeeh 😚🤗

1
Rima
bagus ceritanya
Siti Rohaniah
keren
DEBIKURNIANINGSIH PUTRI
ceritanya bagus banget❤️
DEBIKURNIANINGSIH PUTRI
part yang paling ku suka, sudah baca berkali kali tapi tetap aja candu🥰🤣🤣🤣🤣
Siti solikah
keren
Siti solikah
sedang enak enaknya ada yang ganggu
Siti solikah
semoga keduanya selalu bahagia
Siti solikah
aku suka novelnya sangat bagus,udah baca berkali kali tetap suka
Shee
astaghfirullah masih ja beneran pake 10 cincin ya Allah, dari yang baca terharu akhir bab ngakak😂😂😂😂😂
Shee
udah ke dua kali baca novel ini, setiap baca adegan ini q ketawa ngakak setiap jawaban alex tangan khansa polos mau di isi dengn 10 cincin. itu alex mau ngelamar apa mau jualan cincin😂😂😂😂
BukanOrang
akhirnya rasa penasaran ku terjawab,telur gulung.wkwk😭🤣
Wiwin Dc
itulah gunanya kata KOMUNIKASI, Lex. Pen ku toyor palamu.

anw, aku dari 2025 yah. kangen Alkha.
Dede Inda
ampun " gregettt
Renova Simanjuntak
jd,,khansa. g jdi punya anak 4??🤭nih
Renova Simanjuntak
yaaa,,elahhh..nge gantungggg lagiii🤔🤦‍♀
Nayy
10 jari di isi cincin semua thor wes koyo' rentenir 🤣🤣🤣
Zhynta Kurnia
novel nya bgus di baca berulang kali ga bosan bahkan membekas di otak..
tapi ada yg lucu..
pov nya tukang telur gulungg/Facepalm//Facepalm/..
ada² aja yg nulis novel ini..
ampe nasib telor gulung pun di tulis.
Niswa
aku meleleh bang🫠
Niswa
untuk kesekian kalinya baca lagi. Back again yuhuuu
Erni Marselina
Berkalikali mengulang membaca karyamu ini tor,tp ketika nyampe disini Pasti NGAKAK🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!