Dikhianati kekasihnya, dijual oleh bibinya demi mendapatkan uang untuk biaya pengobatan sang ibu, membuat Elara terjebak dalam hubungan yang rumit.
Dia terpaksa menjadi wanita pemuas nafsu seorang taipan kaya raya, yang arogan, dingin, dan kejam.
Parahnya, status Elara yang sudah sah sebagai istri Eden Dwight tidak boleh diketahui publik.
Bagaimanakah kisah mereka selanjutnya? yuk simak. Jangan lupa tinggalkan like, komen, dan vote jika kalian suka ceritanya ❣️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RatuElla11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berdusta
"Sudah pulang?" Eden mengangkat pandangan dari benda digital persegi tipis yang ada dipangkuannya saat melihat Elara masuk kedalam kamar.
"Hem, ini kopimu." Elara berjalan mendekati Eden yang sedang duduk disofa, menaruh gelas berisi kopi itu dihadapan Eden, kemudian dia duduk disamping lelaki itu sambil memangku nampan.
"Kenapa kau yang membawanya? Biarkan saja Bibi Berta."
Elara menatap sebal sambil memanyunkan bibirnya.
"Kenapa? Kau takut kuracuni?"
Sontak Eden terkekeh.
"Kau memang sudah meracuniku dengan tubuhmu."
Elara berdecak.
"Dasar lelaki mesum!"
"Kau bilang apa?"
"Lelaki mesum!"
"Katakan sekali lagi kalau berani!"
"Lelaki mesum, lelaki mesum, lelaki mesum..."
Cup!
Tiba-tiba Eden mengecup bibir Elara. Namun kecupan itu seketika berubah menjadi lumatan penuh nafsu. Elara yang terkejut mencoba memberontak. Dia mendorong tubuh Eden, namun sialnya dia selalu saja berakhir kalah tenaga.
Ciuman panas itu berlangsung cukup lama seolah-olah Eden baru saja menemukan oase dipadang pasir yang tandus.
Setelah beberapa saat berlalu, ciuman mereka terhenti ketika laptop dipangkuan Eden nyaris terjatuh.
Eden segera menarik dirinya, sementara Elara mencoba mengatur napas.
"Kau! Benar-benar mesum! A-aku mau mandi!" ucap Elara cepat setelah dia berhasil menguasai diri. Elara segera beranjak dari duduknya dan lari terbirit-birit meninggalkan Eden.
"Mau aku mandikan tidak?" ucap Eden setengah berteriak menggoda.
"Tidak mau!"
Brakk!
Eden terkekeh saat Elara membanting pintu dengan keras.
"Dasar bocah kecil."
Eden langsung memusatkan kembali perhatiannya pada laptop dihadapannya.
Sebenarnya dia ingin sekali mengejar istrinya itu, memerangkapnya lalu menyatukan diri dengan perempuan itu dibawah guyuran air shower yang pastinya terasa menyenangkan, namun sayangnya ada hal krusial yang harus segera dia selesaikan.
Ada sesorang yang ingin membobol data keuangan perusahaannya.
Disaat Eden sedang berusaha fokus, sudut matanya tak sengaja melirik kearah tas Elara yang ada disampingnya.
Entah kenapa Eden ingin sekali memeriksa tas tersebut.
Eden pun meraihnya, membukanya lalu memeriksa. Tentu saja hal pertama yang dia periksa adalah ponsel Elara. Jangan sampai perempuan itu berhubungan dengan lelaki lain selama masih bersamanya.
Ketika Eden mengambil ponsel Elara disaat bersamaan secarik kertas keluar dari sana dan jatuh keatas karpet bulu angsa yang berada dibawah kakinya.
Eden mengerutkan kening. Tanpa curiga dia mengambil kertas itu lalu melihatnya.
Dan dalam sekejap netranya tampak berkilat oleh api amarah.
🌿🌿🌿
Kediaman Tuan Wilson.
Plak!
Tuan Wilson memberikan tamparan keras diwajah Arash. Nyonya Laura yang duduk disofa sampai tercengang melihatnya. Sementara Alexa hanya mampu menundukkan kepala sambil menangis.
Nyonya Laura segera beranjak dari duduknya lalu menghampiri sang suami yang tengah mencengkram kerah kemeja sang putra dengan penuh amarah.
"Berani sekali kau menghancurkan rumah tangga saudara tirimu sendiri Arash! Apa tidak ada wanita lain selain Alexa, hah?! Dasar bajingan!" maki Tuan Wilson.
"Sayang hentikan! Bukankah selama ini kita tahu bagaimana pernikahan Alexa dan Eden?! Pernikahan mereka memang sudah tak harmonis sejak awal. Jadi wajar jika Alexa mencari kesenangannya diluar begitupun dengan Eden yang selalu mengencani wanita malam diluar sana! Seharusnya kau tidak menyalahkan Arash!" ucap Nyonya Laura mencoba membela putranya.
"Apa katamu?!" Tuan Wilson menatap Nyonya Laura tajam. "Lalu aku harus menyalahkan siapa, heh?!"
Nyonya Laura jelas tak berani mengatakan bahwa seharusnya lelaki tua itu menyalahkan dirinya sendiri karena sudah memaksa anaknya yang pembangkang itu untuk menikah dengan Alexa. Bisa-bisa dia juga ikut terkena amukan suaminya tersebut.
"Tidak ada yang harus disalahkan sayang. Semuanya sudah terjadi. Arash dan Alexa pasti menyesali perbuatannya. Tugas kita sekarang adalah membujuk Eden supaya dia tidak menceraikan Alexa."
"Hah?!" tuan Wilson menatap tak percaya lalu dengan kasar dia menghempaskan tubuh Arash. Kemudian dia berjalan kearah sofa lalu mendudukkan dirinya disana bersebrangan dengan Alexa.
"Kau pikir mudah membujuk Eden?! Eden bukanlah Edgar yang bisa kita atur Laura. Membuatnya mau menikahi Alexa saja aku perlu mengancamnya! Jadi sudah jelas aku tidak bisa membujuk Eden untuk membatalkan rencananya menceraikan Alexa." tatapan Tuan Wilson kini beralih melirik sinis kearah menantunya yang semakin menunduk dalam.
Dia tidak habis pikir bisa-bisanya Alexa bermain api sengan Arash.
Tanpa Tuan Wilson ketahui sebenarnya bukan hanya Arash saja yang mencicipi tubuh Alexa.
Para petinggi perusahaan pun pernah meniduri wanita itu, hanya saja Eden tak memberitahukan hal tersebut, bukan karena kasihan pada Alexa, tetapi Eden sengaja ingin menjadikannya sebagai kartu AS-nya agar Alexa tak berani berbuat macam-macam pada kehidupannya dimasa depan.
"Ayah tidak menyangka kalau kau akan mengecewakan Ayah seperti ini Alexa. Ayah selalu membelamu didepan Eden, tetapi kau..."
"Ayah! Maafkan aku!" Alexa beranjak dari duduknya lalu bersimpuh pada kaki Tuan Wilson. "Aku tidak sengaja melakukannya Ayah. Ayah, aku mohon bujuklah Eden agar dia tidak menceraikanku. Aku mohon! Aku mencintai Eden, Ayah!" pinta Alexa sembari terus menangis.
Tuan Wilson membuang napas kasar. Sementara Arash dan Nyonya Laura yang melihat itu saling melirik dan melempar senyum.
"Kau mengatakan mencintai Eden, tetapi kau membiarkan tubuhmu dicicipi pria lain Alexa. Parahnya pria itu adalah saudara tiri suamimu pula."
"Ayah tidak bisa membantumu Alexa. Sebab Eden mengancam akan menyebarkan foto kalian jika Ayah mencegahnya menceraikanmu. Jelas Ayah tidak mau jika sampai nama baik keluarga Dwight hancur hanya karena skandal yang kalian buat."
🌿🌿🌿
Diatas ranjangnya, Eden yang setengah duduk bersandar pada dipan ranjang, tampak menggulirkan jemarinya dengan lembut mengusap pundak Elara yang polos tanpa sehelai benangpun. Sementara dagunya berada diatas kepala perempuan itu. Berulang kali Eden menciumi rambut Elara.
Keduanya hanya mengenakan selimut setengah badan untuk menutupi bagian bawah mereka.
Sepasang suami istri itu baru saja melakukan percintaan panas nan hebat. Eden meluapkan segala hasratnya yang tertahan karena seharian ini tak bersama Elara.
Jelas ditengah permainan mereka, ada rasa marah menggayuti hati Eden, karena entah dari mana Elara tahu-tahu memiliki nomor telepon Arash.
Bajingan itu mulai mengalihkan perhatiannya pada istri simpanannya.
Jelas Eden tahu, bagaimana Arash mengetahui tentang Elara.
Sudah pasti dari mulut Ayahnya yang bercerita kepada jalangnya itu. Wanita yang merupakan ibu kandung Arash.
Eden sangat mengenal Arash. Lelaki itu selalu ingin merebut posisinya. Sayangnya, Arash selalu tertinggal satu langkah dibelakang Eden.
Jika kemarin Eden sengaja membiarkan Arash bermain api dengan Alexa supaya dirinya terbebas dari wanita jalang itu, untuk kasus Elara jelas berbeda.
Eden masih berhasrat pada perempuan ini. Ditambah dia juga berniat memiliki penerus dari rahim Elara. Jadi sudah pasti Eden takkan membiarkan Arash menyentuhkan tangannya pada Elara.
Memikirkan semua itu membuat rahang Eden mengeras. Eden menundukkan pandangan, melihat kearah Elara yang tengah memeluk dirinya dengan mata sayup-sayup.
Perempuan itu nyaris tertidur dan Eden takkan mengizinkannya sebelum urusan mereka selesai.
"Elara."
"Hem."
"Apa siang tadi kau bertemu seseorang?"
Deg.
Seketika Elara membuka mata. Kantuk yang menderanya mendadak menguar entah kemana. Bahkan ekspresinya berubah menegang dan hal itu tak luput dari pandangan mata Eden yang awas.
"Seseorang?"
"Ya, seseorang."
Bukan hanya seseorang, bahkan dirinya bertemu dengan dua orang sekaligus yang tak diduganya ditempat berbeda.
Tapi jelas, Elara tidak mungkin bercerita tentang Arash pada Eden.
Seseorang...
Elara langsung teringat pada kedua bodyguard Eden yang menolongnya tadi, sudah pasti yang dimaksud Eden adalah Bibi Rena.
"Ya, aku bertemu dengan mantan Bibiku."
"Mantan Bibi?" Eden pura-pura tidak tahu. Sebenarnya soal itu dia sudah mendengar dari anak buahnya yang membuntuti Elara.
Eden ingin lihat seberapa jujur Elara padanya.
"Ya mantan Bibiku." sejak dia dijual, Elara tak sudi menganggap Rena bibinya, untuk itu Elara menyebut Rena mantan bibi. "Orang yang menjualku ke mucikari klub malam itu, hingga aku berakhir ...."
"Diranjangku." sambung Eden cepat membuat wajah Elara memanas. "Lalu, siapa lagi yang kau temui?" desisnya.
Deg.
Dengan susah payah Elara menelan ludahnya.
Apa jangan-jangan Eden tahu tentang Arash?
Astaga! Sudah pasti Eden tahu dari anak buahnya juga. Tapi kenapa waktu Arash mendekati dirinya anak buah Eden tidak menampakkan batang hidungnya?
Haruskah dia jujur atau berbohong saja? Mengingat Arash menjanjikan kebebasan untuknya.
"Ya, aku bertemu teman lamaku." dusta Elara pada akhirnya. Sebab dia yakin anak buah Eden tak mengenali Arash karena lelaki itu menyamarkan penampilannya.
Seketika ekspresi Eden berubah muram. Auranya gelap melingkupinya membuatnya terlihat sangat mengerikan.
Elara memilih berbohong padanya? Kenapa? Apa tujuannya?
"Siapa temanmu itu, Elara?" tanya Eden lambat-lambat. "Nero atau .... Arash?"
Deg.
*
To be continued
Jangan lupa tinggalkan like, komen, hadiah, vote dan ulasannya. Terimakasih ❣️
Eden kamu akan segera menjadi seorang ayah semoga elara juga secepatnya memberi tau kehamilannya pada Eden jadi tidak sabar menunggu esok hari Thor menunggu lanjutannya
Eden /Heart/ elara aku suka banget sama pasangan ini Thor 🤭🤭
jadi gak sabar nunggu lanjutannya Thor ....
sebenarnya aku lebih suka gambar yang dulu sih Thor gambar no 2 ..
Eden yah ?? pasti salah paham lagi ini tapi semoga aja Eden bisa berpikir jernih ...
kira² bakal terjadi salah paham gak yah kalau Eden sudah sembuh nanti dan bertemu dengan elara tapi ada nero di sana hemm /Smug/