NovelToon NovelToon
Ceraikan Aku, Mas!

Ceraikan Aku, Mas!

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cerai / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Keluarga / Penyesalan Suami / Chicklit
Popularitas:347.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: lafratabassum

setelah tiga tahun menjalani rumah tangga bersama dengan Amran, Zahira tetap tidak bisa membuat lelaki itu mencintainya. Amran selalu memperlakukan Zahira dengan sangat kejam. Seakan Zahira adalah barang yang tidak berguna.
sebaik apapun hal yang sudah Zahira lakukan, selalu saja tidak bernilai dan kurang di mata Amran.

" aku ingin bercerai!" ucap Zahira dengan lugas. meskipun tanganya mengepal kuat, namun semua itu adalah refleksi dirinya agar kuat dan tidak goyah dengan rayuan Amran.

" memangnya kau bisa apa setelah bercerai dariku?" Amran selalu bisa menghina Zahira dan melukai harga diri wanita itu.

Amran membuang wanita itu dan Zahira bertekad untuk tidak memberikan kesempatan bagi Amran. Lelaki yang tidak bisa lepas dari hutang budinya pada wanita lain, tidak akan Zahira pikirkan lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lafratabassum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Amran malah tersenyum mengejek dan dengan wajah senang membalas Zahira " tidak masalah kamu membenci ku, selama kamu tetap di sisiku, nyonya Renaldi "

Situasi menjadi begitu dingin. Keduanya terjebak dalam kebencian yang tidak pernah mereka rasakan sebelumnya.

Zahira seperti sedang di bawa ke tukang jagal. Hari ini akan menjadi hari kematian nya. karena tidak mungkin dia membiarkan Arfan yang menanggung semua kebencian dirinya. Dan dia juga sama sekali tidak akan bahagia jika terus bersama dengan Amran.

Amran menelisik raut Zahira dengan seksama. Semua perubahan mimik wajah Zahira bisa dia lihat dengan jelas. Bahkan nafas Zahira yang menggebu dengan keras menabrak wajahnya.

Amran menarik diri dan berjalan keluar, sebelum menutup pintu dia berpesan dengan sedikit menekan " 30 menit. Setelah itu aku akan menelpon Dokter Bam untuk memastikan operasi itu akan dilakukan atau tidak "

Suara pintu tertutup menjadi pertanda waktu mundur 30 menit telah di mulai. Zahira tidak mau membuang waktu dengan menangis. Wanita itu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.

Kesal, putus asa serta marah bercampur menjadi satu. Kejam! Hanya itu yang terlintas saat dia memikirkan Amran.

Beberapa saat setelah mengatur emosinya, Zahira menatap lama ke arah 2 surat yang terlampir di atas meja. Keduanya adalah hal yang sangat dia inginkan.

Terbebas dari belenggu Amran dan melihat adiknya bisa sembuh seperti sedia kala. Namun nyatanya hanya ada satu kemungkinan yang akan terjadi.

Zahira tertawa kecut, dan tidak terasa lelehan hangat ikut keluar dari sudut matanya. Padahal dia sudah berjanji untuk tidak menangis lagi.

Dia tidak sekuat itu.

Di luar ruangan Amran menatap layar CCTV dari ponsel nya dengan serius. Semua yang Zahira lakukan tidak lepas dari pandangan nya.

Dia menutup mata atas kesedihan yang Zahira rasakan. Dia akan ikut bersikeras sama seperti Zahira. Meski begitu Amran pasti selalu lebih unggul daripada Zahira, yang hanya seorang wanita biasa.

Waktu 30 menit telah habis, Amran berjalan memasuki ruang kerjanya dengan sangat percaya diri. Dia sangat tau apa yang Zahira pilih.

" waktu telah habis, surat mana yang kamu pilih?" Amran berdiri di depan Zahira yang sedang duduk

Tubuhnya yang sedikit berotot itu menjulang tinggi membuat Zahira harus mendongak. Gambaran bahwa memang saat ini posisi Zahira yang tidak berdaya.

" Kenapa kamu perlu menanyakan. Bukankah kamu sengaja membuat surat ini untuk mengalahkan ku? Bagaimana bisa kamu menanyakan hal yang sudah kamu ketahui jawabannya?" nada suaranya terdengar putus asa. maniknya mengisyaratkan kebencian yang begitu dalam.

Amran tersenyum senang, lalu duduk di hadapan Zahira. Di lihatnya satu surat sudah tersobek, membuat Amran semakin girang.

" Zahira, aku sungguh senang dengan kepulangan mu hari ini. Bagaimana jika kita mengadakan perayaan malam ini?" ucap Amran setelah menandatangani surat pelaksanaan operasi Arfan.

Dia bersandar dengan begitu gagahnya. Wajahnya sangat puas dan menatap Zahira dengan penuh bangga. Dari semua pertengkaran yang terjadi di antara keduanya kali ini Amran lah yang lebih unggul Dialah pemegang kendali dan berhasil memenangkan semuanya.

" Apa kamu sungguh berpikir saat ini aku kembali dengan suka cita? Amran, pernikahan kita hanya akan ada kebencian di dalamnya. Kamu sungguh tidak merasakan nya? " Zahira menatap lurus ke arah Amran dengan wajah datar. Serasa hatinya sudah mati rasa.

" ini bukan menjadi situasi yang asing. Selama ini bukankah memang tidak ada rasa cinta. Hanya berganti menjadi kebencian saja, tidak akan merubah apapun" Ucapan Amran membuat hati Zahira semakin sakit. Semua pengorbanan nya sama sekali tidak berharga.

Zahira tersenyum kecut, lalu beranjak berdiri. Sebelum Zahira benar-benar keluar dari ruangan itu, Amran berucap dengan nada angkuh.

" Siapkan aku satu setelan jas, setelah ini akan ada rapat besar "

Zahira berlalu dengan tanpa menjawab. Dia naik ke atas lalu masuk ke kamar.

Di dalam ruang kerja, Amran menelpon Dokter Bam untuk segera menyelesaikan dan mempersiapkan operasi yang sudah di rencanakan sebelumnya.

Setelahnya dia berjalan mendekati jendela, Amran mengeluarkan sebatang rokok. Amran sudah lama sekali tidak menyentuh benda ini.

Selain karena alasan kesehatan, Amran tidak pernah mengalami hal sesulit ini sebelumnya.

Amran menikmati angin Sepoi dan tangannya yang masih memegang rokok, dia tidak menyalakannya hanya memainkan dan berakhir mematahkan menjadi 2.

Setelah beberapa saat barulah dia menyusul Zahira ke kamar. Dia tidak bohong tentang rapat besar yang akan dia adakan sebentar lagi.

Namun saat dia masuk ke kamar, Zahira sedang berada di Walking Closed. dia barusaja mandi, Amran tidak ingin mengganggu. Lelaki itu masuk ke kamar mandi dengan tenang.

Saat selesai, dia menatap sisi ujung ranjang. Tak ada pakaian di sana. Lalu dia melemparkan pandangan ke tempat gantungan baju, juga tidak ada.

Amran berjalan menelisik kamar. Zahira sedang berbaring sofa dengan tangannya memegang sebuah buku.

Amran mendekati istrinya dan wajahnya terlihat kesal " dimana baju yang ku minta?"

Zahira tanpa mengalihkan pandangannya berkata " mulai sekarang kamu bisa mengurus dirimu sendiri, atau jika tidak mau kamu bisa menyuruh orang lain melakukannya. Aku tidak akan melakukan hal semacam itu lagi. Jika tidak suka kamu bisa menceraikan ku"

Amran menarik nafas panjang, Zahira hanya mempertahankan statusnya saja tanpa melakukan perannya seperti sebelumnya.

" kamu benar -benar istri yang baik! " Sarkas Amran lalu berjalan kesal menuju Walking Closed.

Zahira sama sekali tidak ambil pusing, wanita itu terus meneruskan membacanya. Sampai kemudian suara pintu kamar tertutup dengan keras. Amran pasti barusaja selesai dan langsung pergi ke kantor.

...

Malam harinya Amran berkunjung ke tempat Tuan Handoko. Menurut perhitungan nya semua pesanannya seharusnya sudah selesai.

" selamat malam tuan.. silahkan masuk" pelayan segera menjamu tamunya.

Tempat yang sama seperti sebelumnya, ruangan dengan akuarium besar menghiasai nya. Amran masih juga terpesona dengan pemandangan di dalam air itu sampai tidak menyadari jika seseorang yang dia tunggu sudang datang.

" Tuan,.. Maafkan saya membuat anda menunggu lama"

Tuan Handoko mengulurkan tangannya lalu keduanya berjabat tangan.

" tidak masalah bagiku "

Amran dan Tuan Handoko duduk di depan akuarium dengan sangat tenang.

" anda tertarik dengan ikan, tuan Amran?" tanya Tuan Handoko karena sejak tadi Amran selalu melepas pandangannya ke arah itu.

" tidak, hanya saja aku ingat ada ikan kecil merah di sana. Setelah mengamati begitu lama kenapa dia tidak terlihat sama sekali?"

" ingatan anda ternyata sangat tajam, tuan Amran. ikan itu telah mati beberapa hari yang lalu"

Amran tidak terlihat sedih namun nafasnya berhenti sejenak.

" keracunan makanan. ruang yang terlalu besar membuatnya tidak bisa mengatur rasa lapar dan berakhir mengancam dirinya sendiri. Kasihan sekali " lanjut Tuan Handoko tanpa bermaksud apapun.

" bodoh" lirih Amran. Dia mengejek ikan tersebut tetapi seperti sedang berbicara pada dirinya sendiri.

Setelah berbincang dengan tuan Handoko, Amran pulang ke Villa Renaldi. Dengan membawa bingkisan lukisan dia berjalan menuju ke kamarnya. Dan memasang lukisan itu di tempat semula.

Dia tidak sabar menunjukkan hal ini pada Zahira nanti. Seolah dengan adanya hal ini, semua kesalahan nya di masa lalu sudah terbayarkan.

1
Nancy Barus
Reno,,kamu adalah orang yg baik pasti kamu jga akan menemukan wanita yg terbaik jga,,
amran,,ini adalah kesempatan ke 2 untkmu
walaupun itu untk kesembuhan ethan,,
berilah yg terbaik untk klgamu,,
komunikasi,,kejujuran itu penting amran dan jngn lgi rumah tanggamu di penuhi egomu yg tinggi amran,,
kamu & zahira pasti bsa menjadi lebih baik lgi kedepannya di kesempatan kedua rumah tangga kalian x ini,,terkhusus untk ethan,,
Lia Haeliah
semoga ini awal yang baik untuk Zahira & Amran ❤
Nancy Barus
bukankah setelah perceraian ada kemajuan hubungan amran & zahira,,ada saling keterbukaan,,komunikasi bersama untk mencari solusi kesehatan ethan,,
semakin lebih bijaksana amran & zahira untk perasaan masing2,,
pasti ada solusi disetiap masalah,,,
tetap menjadi orang tua yg terbaik untk ethan anak kalian,,
Nur Halima
Luar biasa
Uthie
Baguslah.. setidak Zahira TDK terlalu mengedepankan Ego nya.. dan dapat diajak kerjasama dengan Amran 👍😌
Uthie
Padahal kalau Zahira gak terlalu keras hati nya, dan coba memberi sedikit ruang untuk Amran menjelaskan atau dekat kembali, Chemistry nya jauhhhh lebih sweet lagiii 👍😁
Saadah Rangkuti
apa zahira harus kembali bersama agar ethan mendapatkan saudara?
Sunaryati
Ternyata Amran tidak mau terbuka juga, siapa yang mau percaya?
watie nugroho
lanjuttt....makasih author
Machmudah
sudahlah Thor buat mereka ikhlas satu sama lain...Dan bersatu membesarkan Ethan ....gak usah tinggi2 an ego....capek bacanya
Agustin Indah Setiyaningsih: nah bener..saya bingung juga mba dr awal bab sampai skr masih ego masing² yg diangkat sama penulisnya.
kirain sdh ada titik salah satu udah gak peduli atau masih peduli.
mbulet perasaan
Agustin Indah Setiyaningsih: nah bener..saya bingung juga mba dr awal bab sampai skr masih ego masing² yg diangkat sama penulisnya.
kirain sdh ada titik salah satu udah gak peduli atau masih peduli.
mbulet perasaan
total 2 replies
Yuliana Tunru
apa.amran akan lpuh..sbnar x cerita mu.thor agak berbelit2 dan kadang sulit dimwngerti karakter x ..zahira jg kyk x terlalu gmn ya ..apakah saat amrqn jujur ttg penyakit ethan kqn nuqt zahira pergi hingga di tutupi gmn jika ethan tak selamat atau amran yg meninggal santi dan suami x jg apa amran bkn ank angga..msh bingung ending x pdhl sdh bab 74 msh
Elok Pratiwi
tidak menarik .... karakter zahira yg bodoh lemah mudah ditindas sangat membosankan tidak ada greget nya ....
💜⃞⃟𝓛 ˢ⍣⃟ₛ EmohDimaru💃
trauma boleh Zahira karena emang sangat sulit melupakan semua ini,, walaupun itu sebenarnya kesalah pahaman.

tapi dengan kamu egois dan selalu berpikir negatif kepada Amran juga tidak baik
Uthie
pengorbanan Amran yg sedemikian besar nya, masih belum cukup juga buat menghalau rasa kecewanya Zahira 😢
dyah EkaPratiwi
semoga lekas sehat Amran
watie nugroho
bagus
Sunaryati
Arman menyumbangkan sumsum tulangnya pada Ethan, jadi Ethan sekarang sudah sembuh. Bagus kalau begitu, mudah- mudahan tindakan Arman dapat mengurangi kesalahannya pada Zahira. Yang namanya sakit hati diabaikan dan diduakan itu sampai kapanpun tak hilang.
watie nugroho: kalo mereka rujuk saja gimana author sayang?
total 1 replies
Lusmini Moidady
tamat
Lusmini Moidady
zahira plin plan
Lusmini Moidady
tamat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!