Amara Santya Raharja.....
seorang wanita dengan background hidup seorang broken home,
ibunya tiada karena syok melihat kebenaran tentang perselingkuhan suaminya di kala ia masih berusia 10 tahun.
ia mencintai sahabatnya secara membabi buta seperti orang gila hingga membuatnya menjadi seorang pembunuh dan berakhir di penjara.
Kekuatan uang membuat seorang pria tiba tiba datang dan mampu membawanya keluar dari penjara.
Namun....
itulah awal kehidupannya yang sebenarnya hancur di mulai.
Seseorang itu menjadikan ia tawanannya dan pada akhirnya membuat ia menjadi budak ranjangnya.
Mampukah seroang Amara Santya Raharja menyelamatkan hidupnya dari sosok berkuasa itu.......
ikuti kisah baru aku....
" CINTA INI MEMBUNUHKU......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 24 setitik perhatian
Amara berjongkok di hadapan sebuah makam yang tanahnya masih nampak basah.
Tangannya terulur mengusap batu nisan bertuliskan nama Aprilia Sarah.
Pemakaman itu sudah sepi karena nyatanya pemakaman April telah di laksanakan kemaren.
Amara tergugu kala ia mengingat kenangannya bersama wanita itu yang hanya sebentar.
Mereka belum lama saling mengenal tapi ia bisa merasakan betapa April memperlakukannya seperti seorang saudara dan menyayanginya dengan tulus.
Sepanjang usinya hingga 28 tahun ini, April adalah satu satunya orang asing yang memperlakukannya dengan sangat baik.
Selama ini ia tak pernah dekat dengan siapapun selaian saudara saudara sepupunya dan Ryuga juga Ricky.
Amara menghela nafas.
" jangan khawatir April...aku pasti akan menemui putrimu dan bercerita tentangmu kepadanya nanti " bisik Amara pelan sekali pada batu nissan April.
Hatinya terasa trenyuh dan begitu sakit,
Tak pernah ia duga ia akan menangisi dan merasa sangat kehilangan seperti ini atas perginya seseorang yang bukan siapa siapa baginya.
Sungguh rasa sakit ini hampir sama persis dengan rasa sakit yang ia rasakan dulu saat mamanya tiada di hadapannya.
Pundak Amara nampak sedikit terguncang tanda ia sedang menahan isak.
" sudah....?! " seseorang menyentuh pundaknya dan membuatnya kaget.
" kau sudah berada dalam posisi ini terlalu lama, lututmu bisa kesemutan nanti " kata Mattew yang adalah orang yang menyentuh pundak Amara itu.
Amara mengangkat kepalanya dan menatap Mattew dalam.
Mattew pun sama...hatinya merasakan sesuatu yang sangat tidak ia mengerti demi melihat kondisi Amara yang berderai air mata seperti itu.
Perlahan Mattew membungkuk dan mengusap air mata Amara yang membasahi kedua pipinya.
" apa dia begitu berarti bagimu hingga membuatmu menangis seperti ini ?! " tanya Mattew dengan masih mengusap air mata Amara.
Amara diam tak menjawab.
" ayo...jangan lama lama dalam posisi seperti ini, ini tidak bagus, kau bisa kesemutan nanti " kata Mattew lagi dengan nada lembut.
Amara sedikit tercengang di buatnya.
Kedua tangan Mattew memegang kedua pundak Amara dan kemudian menariknya untuk berdiri.
" ucapkan salam perpisahan kepada temanmu itu, kita akan segera pergi dari sini....
Entah kapan kau bisa kembali datang kemari mengunjunginya " kata Mattew yang sukses membuat Amara seolah tersadar.
" apa maksudmu ?! " tanya Amara kemudian.
" tidak ada...cepatlah... " kata Mattew lagi kemudian.
Rasanya ia tak tahan melihat kondisi Amara yang nampak bersedih dan terpukul seperti itu.
Ia hanya ingin membawa Amara pergi sesegera mungkin dari tempat ini agar ia tak lagi perlu melihat wanita itu berderai air mata.
Amara pun tak ingin lagi banyak bertanya dan menuruti perintah Mattew itu untuk berpamitan kepada April.
Dan akhirnya...setelah meletakkan bunga terakhir yang ia bawa di atas pemakaman April,
Mattew dan Amara melangkah meninggalkan pemakaman lapas itu.
Mobil Mattew terus melaju menembus jalan raya.
Sejak tadi Amara hanya diam dan melempar pandangannya ke arah luar jendela.
Mobil Mattew masuk ke area sebuah rumah makan.
Lagi lagi Amara hanya diam ketika Mattew memakaikannya masker dan kaca mata hitam juga sebuah topi.
" ayo turun..." ajak Mattew dan Amara pun menurut.
Sungguh tubuhnya terasa sangat lelah saat ini, kepergian April benar benar membuatnya larut dalam kesedihan dan rasa kehilangan hingga mampu menguras tenaganya.
Beberapa hari ini memang Amara lebih sering merasa cepat lelah dan seolah tak bertenaga.
Mattew dan Amara terus melangkah masuk ke dalam area rumah makan itu.
Bersamaan dengan itu,
Tanpa sengaja tatapan mata Amara menangkap bayangan seseorang yang juga masuk ke dalam rumah makan itu melalui pintu yang lain rumah makan ini.
" Ryu...." desisnya pelan,
Tatapan mata Amara sontak mengikuti seseorang itu yang saat ini pun tengah bersama orang lain.
" ayo...." tiba tiba Mattew menarik lengannya dan membawanya masuk ke sebuah ruangan privat.
Mata Amara terus terarah kepada sosok Ryu dan Mylea yang akhirnya hilang dari pandangannya karena mereka yang juga masuk ke dalam sebuah ruangan privat yang lain.
Amara menghela nafas berat...
Kembali ia merasakan rasa nyeri di dalam hatinya kala ia mengingat kondisinya saat ini.
Ia telah kotor...ia sangat menjijikkan....
Ia tak lagi mungkin bisa memiliki Ryu.
Sekarang...jangankan berharap untuk bisa memiliki laki laki itu,
menatapnya saja ia merasa tak pantas.
Amara terus menatap ke arah jendela kaca yang ada di sisi samping ruang privat itu.
Sebuah jendela kaca yang bisa menampilkan pemandangan dari luar namun tidak bisa menampilkan pemandangan dari dalam.
Di luar sana kondisi jalan nampak ramai oleh kendaraan bermotor,
Namun yakinlah...
Meski saat ini tatapan mata Amara terarah ke arah luar dinding kaca itu, ia sebenarnya taj melihat apapun.
Tatapannya terasa kosong.
Wanita itu masih sibuk dengan tatapan kosongnya dan tak menyadari sosok laki laki di sisinya yang sejak tadi menatapnya dalam dan sedikit berbeda.
Mattew menatap dalam wajah Amara yang beberapa hari ini terlihat lebih tirus.
Hatinya tiba tiba terasa berdenyut nyeri ketika ia melihat Amara menatap lama dan seolah enggan beralih dari sosok Ryuga tadi.
( Tuhan...apa yang sebenarnya sudah aku rasakan kepada wanita ini ?!
Kenapa hatiku terasa begitu sakit melihat dirinya menatap laki laki lain.....?! )
Cicit Mattew di dalam hati dengan tatapan mata tak beralih memindai Amara yang masih sibuk menatap ke arah luar jendela kaca.
Ingin sekali rasanya ia marah pada wanita itu, namun wajah pucat Amara membuat ia terdiam.
" makanlah...kau belum sarapan kan ?! " tiba tiba Mattew menyentuh lengan Amara dan membuat wanita itu sedikit kaget.
Amara menoleh dan melihat ke arah meja, sudah ada banyak makanan tersaji di sana.
Namun ia tak berminat makan sama sekali.
" makanlah...kau telihat sangat kurus, heran kenapa kau bisa menjadi kurus begitu....bukankah aku menyediakan banyak makanan untukmu " kata Mattew lagi dan membuat Amara beralih menatapnya.
" kenapa melihatku begitu ?! " tanya Mattew karena Amara yang menatapnya tajam.
" kau tidak sadar kaulah dalang yang membuatku menjadi kurus ?! " sentak Amara
" Aku....?!!! " jawab Mattew sambil menuding dirinya sendiri.
" ya kau...."
" bagaimana bisa...aku memenuhi semua kebutuhanmu tanpa kurang,
Pakaian, makanan....apa yang tidak ku penuhi ?! "
" istirahat...apa kau lupa kau selalu mengerjaiku setiap malam hingga membuatku kurang istirahat....??!! " sentak Amara kesal.
Mattew tanpa sadar memundurkan kepalnya kebelakang sambil menelan ludahnya sendiri.
" dasar laki laki mesum...." omel Amara lagi.
" sudahlah...kenapa kau harus protes, kau ada di tempatku memang untuk itu.
Ayo cepat makan dan buat tubuhmu menjadi segar dan lebih kuat " jawab Mattew kemudian bergeser mendekat kepada Amara
" Agar kau lebih kuat lagi melayaniku nanti malam...." kali ini laki laki itu berbisik di telinga Amara dan sukses membuat Amara menatapnya benci.
" ha ha ha......" Mattew tertawa terbahak melihat reaksi Amara itu.
aray malah Matt yg bangunkan dia?
❤❤❤😍😙😗