NovelToon NovelToon
Skandal Tuan Playboy

Skandal Tuan Playboy

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / CEO / Playboy / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author:

Sebastian Adiwangsa. Nama yang selalu bergaung dengan skandal, pesta malam, dan perempuan yang silih berganti menghiasi ranjangnya. Baginya, cinta hanyalah ilusi murahan. Luka masa lalu membuatnya menyimpan dendam, dendam yang membakar hasratnya untuk melukai setiap perempuan yang berani mendekat.

Namun, takdir memiliki caranya sendiri. Kehadiran Senara Ayunda, gadis sederhana dengan kepolosan yang tak ternodai dunia, perlahan mengguncang tembok dingin dalam dirinya. Senara tidak seperti perempuan lain yang pernah ia kenal. Senyumnya membawa cahaya, tatapannya menghadirkan kehangatan dua hal yang sudah lama terkubur dari hidup Sebastian.

Namun, cara Sebastian menunjukkan cintanya pada Senara bermula dari kesalahan.

Potret Berdua

Langkah kaki pasangan itu menyusuri koridor mall yang ramai. Lampu-lampu toko berkilau, musik lembut dari speaker pusat terdengar samar. Sena berjalan pelan di sisi Bastian, sesekali berhenti ketika matanya tertarik oleh etalase penuh warna.

Hari ini Bastian sengaja mengajaknya ke mal. Ia ingin membelikan baju baru untuk Sena karena perut yang kian membesar membuat pakaian lama tampak sempit.

Sena menoleh ke kiri, dirinya terpaku melihat toko perlengkapan bayi. Ada boneka beruang besar juga dengan pita biru menarik perhatiannya.

“Bastian lihat. Bonekanya lucu banget. Bayi kita pasti suka” ucap Sena berbinar sambil menunjuk boneka itu.

Bastian hanya melirik sekilas, wajahnya tetap datar. “Bayi kita masih di perut. Belum tahu dia suka atau enggak.”

Sena mendengus kecil, bibirnya mengerucut, lalu tertawa sendiri. Ia sudah menduga jawaban Bastian akan seperti itu.

Mereka kembali berjalan. Saat melewati sebuah toko roti, aroma hangat roti panggang menyeruak. Sena refleks menoleh.

“Bas, aku boleh beli roti dulu nggak? Kayanya enak-enak”

Bastian menghela napas, tapi akhirnya ikut melangkah masuk. Ia membiarkan Sena memilih.

“Ambil sekalian yang banyak untuk nanti malam.”

Sena tersenyum puas, lalu mengambil beberapa roti.

“Kamu mau roti apa?” tanyanya.

“Apa saja yang menurutmu enak,” jawab Bastian singkat.

Setelah belanja roti, Bastian membayar semuanya dengan kartu kredit. Mereka kembali ke tujuan utama yaitu butik khusus ibu hamil.

Dari luar saja butik itu sudah memancarkan kemewahan. Sena terpesona. Warna pastel dan desain butik yang elegan membuatnya langsung jatuh hati.

Begitu masuk, jemarinya tak sabar menyusuri deretan dress ibu hamil yang tergantung rapi.

Ia mengambil sebuah dress lembut bermotif bunga.

“Bas, yang ini cantik ya? Kayanya nyaman juga dipakai.”

Bastian mendekat, mengamatinya sebentar sebelum mengangguk.

“Ambil ukuran yang lebih longgar. Sebentar lagi mungkin nggak muat.”

Sena menurut, lalu kembali berkeliling. Matanya terhenti pada sebuah dress merah maroon bertali satu dengan potongan rendah di bagian punggung. Modelnya anggun sekaligus berani. Ia mengambilnya.

“Kalo ini gimana, Bas?”

Bastian menatapnya dengan kening berkerut. “Aku ajak kamu ke sini untuk cari baju ibu hamil, bukan pakaian untuk wanita bayaran.”

Sena mendengus, “Nggak ada yang salah sama dress ini, Bas.”

“Kamu nggak lihat punggungnya nyaris terbuka cuma ditahan tali tipis? dan lihat warnanya.”

“Tapi aku suka warnanya. Aku bisa pakai cardigan kok.”

Bastian mendecak, lalu berbisik di telinganya, nadanya sengaja dibuat menggoda.

“Ambil saja. Tapi sebelum kamu pakai itu keluar rumah, gunakan dulu di depanku. Tanpa cardigan.”

Sena spontan tergelitik oleh hembusan napasnya. Ia mendorong kecil Bastian agar menjauh.

Setelah memilih beberapa baju lagi, mereka keluar dari butik dengan tas belanjaan di tangan. Wajah keduanya sama-sama memancarkan kebahagiaan.

“Bas lihat itu!” tiba-tiba Sena berseru kecil.

Bastian mengikuti arah telunjuknya. Sebuah photobooth dengan beberapa tema berdiri di sudut.

Sena menghadapkan tubuhnya ke Bastian, “Aku pengen banget masuk situ. Yuk Bas kita foto bareng!”

Bastian mendengus “ngapain? Itu hanya untuk anak muda”

“Aku memang masih muda, tau!” Sena langsung sewot. “Ayolah Bas, kita nggak punya foto berdua. Biar ada kenang-kenangan buat baby kita.”

Bastian terdiam, menatap wajah polos Sena yang menatap penuh harap. Akhirnya ia menghela napas panjang, lalu menggandeng tangan Sena menuju photobooth itu.

“Cepet. Jangan lama-lama” ucap Bastian.

Sena bersorak kecil penuh semangat, lalu menarik Bastian masuk ke bilik photobooth.

Lampu kecil di dalam bilik photobooth menyala, layar menampilkan hitungan mundur 3…2…1…

Pose 1

Sena tersenyum cerah menatap kamera, sementara Bastian duduk kaku dengan wajah datar.

“Mukanya jangan kaya lagi marah dong Bas” ucap Sena sambil menyenggol Bastian.

Bastian melirik sekilas tapi tidak mengubah ekspresi. Klik! Foto pertama tertangkap.

Pose 2

Sena tiba-tiba menyenderkan kepalanya di bahu Bastian, matanya terpejam manja. Bastian terkejut sebentar, tapi tidak bergerak. Klik! Foto kedua menampilkan Sena yang terlihat damai, dan Bastian dengan rahang sedikit mengeras menahan senyum.

Pose 3

Sena meraih tangan Bastian, lalu membentuk tanda hati dengan kedua tangannya.

Bastian sempat menatapnya dengan ekspresi dan berucap “ngapain sih?”

Tapi akhirnya ia mengangkat tangannya setengah hati melengkapi bentuk hati itu. Klik! Foto ketiga memperlihatkan love yang tidak sempurna tapi manis.

Pose 4

Sena tiba-tiba berjinjit dan mencium pipi Bastian tepat saat hitungan mundur terakhir. Mata Bastian membulat, Refleks, ia melingkarkan lengannya ke pinggang Sena, menariknya lebih dekat. Klik! Foto keempat penuh kehangatan tertangkap.

Beberapa detik kemudian, layar menawarkan opsi cetak foto. Bastian memilih dua lembar.

“Kok dua?” tanya Sena heran.

“Aku mau simpan juga,” jawab Bastian singkat.

Sena tersenyum, lalu meng-scan barcode untuk menyimpan soft file foto. Saat hasil cetak keluar, ia meraihnya dengan semangat.

“Hihi, lihat! Gemes banget. Foto terakhirnya paling bagus.”

Bastian hanya tersenyum samar, menyimpan fotonya dengan hati-hati.

...****************...

Hari ini, Clea datang ke Penthouse Bastian untuk menemani Sena sekaligus memberikan hasil desain Clea.

Ini pertama kalinya Clea menginjakkan kaki di Penthouse mewah itu, walaupun keluarga Clea juga termasuk keluarga berada tapi Penthouse Bastian jauh berkali-kali lebih mewah dibanding rumahnya.

Ketika memasuki Penthouse Bastian, Clea memandang takjub arsitektur dan barang-barang mewah yang tertata mulai dari pintu depan Penthouse.

“Clea! Kenapa bengong gitu?” Sena menyenggol lengannya.

“Penthouse ini mewah banget, Sena. Pantes kamu betah dikurung di sini,” ucap Clea takjub.

Sena hanya tersenyum. Dulu ia membenci tempat ini, tempat pertemuannya dengan Bastian yang mengubah hidupnya 180 derajat. Tapi sekarang… sedikit berbeda.

Sena menuntun Clea ke ruang tamu.

“Kita disini saja ya Clea, aku sudah tidak punya kamar pribadi lagi disini. Sekarang aku sudah tidur di kamar Bastian”

“Ah. It’s okay Sena. Kita disini saja”

Clea membuka tabletnya yang sengaja ia bawa kesini, memperlihatkan sebuah desain.

“Sena, ini baju yang aku gambar khusus buat kamu.”

“Desain ini ku buat untuk ibu hamil yang cantik inin yang sebentar lagi akan wisuda” lanjut Clea sambil mencolek dagu Sena.

Sena menatap takjub gambar itu denga mata berbinar.

Baju itu berbentuk sebuah dress berwarna merah muda. Potongannya berbentuk empire waist dimana bagian pinggangnya dibuat lebih tinggi tepat di bawah dada. Pada bagian dada dihiasi detail bunga-bunga kecil yang membuat dress itu semakin manis.

Sena menatap gambar itu lama sekali, bibirnya tersenyum tapi matanya berkaca-kaca. “Clea… ini indah banget. Aku nggak nyangka kamu bikinin aku sesuatu seistimewa ini. Rasanya aku benar-benar beruntung punya sahabat kayak kamu.”

“Kamu suka? Atau ada yang mau diubah?” tanya Clea.

“Tidak. Ini sempurna. Kamu memang berbakat luar biasa. Kelihaianmu tidak perlu diragukan lagi.”

Clea tersenyum bahagia, lalu berdiri. “Oke, sekarang waktunya ukur badan kamu. Berdiri, Sena.”

Sena berdiri patuh. Clea mulai mengukur lingkar badan dengan meteran khusus.

Tiba-tiba pintu penthouse terbuka. Bastian masuk, namun ia tak sendiri. Ada seorang pria lain di belakangnya.

“Bastian!” sapa Sena riang. Clea pun menoleh, ikut tersenyum, sampai tatapannya jatuh pada pria di belakang Bastian itu.

“Arya!” seru Sena girang.

“Hai, Senaaa,” balas Arya sama riangnya.

“Kalian sedang apa?” ucap Bastian menatap Sena dan Clea. Seolah sengaja memutus percakapan Arya dan Sena.

“Oh, Clea lagi bikinin aku baju wisuda. Desainnya indah banget, Bas,” ujar Sena penuh semangat.

Bastian hanya mengangguk singkat.

“Membuat baju? Temanmu desainer?” bukan dari Bastian. Pertanyaan itu muncul dari Arya.

“Calon desainer,” sahut Sena cepat.

“Clea belum menjadi desainer saja, hasil baju-bajunya sudah sangat indah dan kreatif.” ucap Sena membanggakan sahabatnya lagi.

Clea tersenyum malu-malu.

“Ngomong-ngomong, Arya, kamu ke sini ada apa?” tanya Sena.

“Aku cuma mau kasih undangan.” Arya mengeluarkan sebuah kartu.

“Undangan apa?”

“Pameran karyaku lusa. Aku undang kamu dan Bastian datang.”

“Pameran? Karya apa?” Sena terbelalak.

“Lukisan-lukisanku dan seni lainnya yang selama ini aku kerjakan.”

Sena tampak kaget sekaligus kagum. “Astaga, kamu nggak pernah cerita kalau kamu punya bakat sehebat itu, Arya. Aku pasti datang!”

Bastian yang sejak tadi diam dan memperhatikan hanya berdehem cukup keras.

“Ohiya, siapa namamu ya? Aku lupa” tanya Arya sambil menoleh ke Clea.

“Clea,” jawab Clea singkat.

“Aku undang kamu juga, Clea. Mendengar dirimu yang juga tertarik dengah hal-hal seni, aku rasa kamu akan suka.”

Sena menoleh antusias. “Kamu mau datang, Clea?”

“Mau,” jawab Clea cepat, tak bisa menyembunyikan rasa senangnya.

Bastian hanya melirik Arya dan Clea sekilas. Sementara Sena tersenyum bahagia, tak sadar ada ketegangan halus yang muncul di antara Bastian, Clea, dan Arya.

...----------------...

^^^Cheers, ^^^

^^^Gadis Rona^^^

1
Rizky Muhammad
Aku merasa terkesima sampai lupa waktu ketika membaca karyamu, thor. Jangan berhenti ya! 🌟
Gadis Rona: Hai terima kasih sudah baca karya pertamaku bikin aku makin semangat nulis🥰
total 1 replies
elayn owo
Penuh empati. 🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!