NovelToon NovelToon
Sabda Buana

Sabda Buana

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan / Pusaka Ajaib
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ilham Persyada

Wira Pramana, seorang murid senior di Perguruan Rantai Emas, memulai petualangannya di dunia persilatan. Petualangan yang justru mengantarnya menyingkap sebuah rahasia di balik jati dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilham Persyada, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rute yang Berbeda

Warga Desa Danpa dan Dusun Tawangalas melepas kepergian orang-orang dari Perguruan Rantai Emas yang hendak meninggalkan desa. Dipimpin oleh Saka dan seorang prajurit berkuda dari Kerajaan Suranaga yang telah mendampingi kelompok tersebut sejak awal misi, rombongan yang kini berjumlah lebih dari 20 orang itu mulai bergerak dengan membawa hasil misi perburuan mereka yang diletakkan dalam dua kereta kuda. 

Di samping itu, mereka juga membawa cukup banyak berbagai hasil bumi yang merupakan oleh-oleh dari warga Desa Danpa sebagai ucapan terima kasih. Dalam hati masing-masing, setiap murid senior perguruan tersentuh oleh kebaikan dan kehangatan warga desa. Satu hal yang tentunya juga dirasakan oleh setiap orang yang ada dalam kelompok tersebut mengingat dalam misi perburuan kali ini mereka harus mengalami beberapa hal yang sebelumnya tak pernah terjadi. 

Dalam rombongan tersebut, Santika yang biasanya riang dan banyak bicara kini lebih banyak diam. Beberapa kali ia tampak celingukan ke sana dan kemari seolah mencari sesuatu atau seseorang. Tak jauh darinya, Danu yang menyadari hal ini mulai mengusilinya. 

‘’Ahem ahem …, cari siapa sih Neng Santika yang manis …?’’

Terkejut oleh pertanyaan Danu yang seakan membuatnya tertangkap basah, Santika memasang wajah cemberut dan berusaha menjawab Danu dengan nada setenang mungkin. 

‘’Siapa? Aku cuma lihat-lihat pemandangan …,’’

‘’Aalllaaaah …, bukannya cari si Wira ya Neng? Hehehe …’’

''Ti-tidaaak …, kenapa aku harus mencari Wira?’’ bahkan saat menyangkal hal itu, Santika menundukkan wajahnya yang memerah. 

''Ciyeee,’’ seorang murid senior menimpali, ‘’mukanya merah tuh Neng …,’’

Sementara murid-murid lain mulai tertawa, Santika menutup wajah dengan kedua tangannya. Sejak Wira menyelamatkannya dalam insiden beruang hitam beberapa waktu lalu, Danu memang sering memergoki Santika mengamati Wira di kejauhan. 

Sebagai makhluk dengan memiliki bakat usil yang melebihi potensi kemampuan bela dirinya sendiri, Danu pun mulai menggoda Santika sambil menyebarkan rumor kepada semua orang dalam kelompok tersebut bahkan hingga penduduk desa. 

Pastinya, Santika merasa kesal kepada teman laki-lakinya itu, tetapi entah kenapa meskipun kelakar Danu selalu membuatnya malu, di saat yang sama ia pun seolah merasa senang. Namun, di balik keriuhan canda dan tawa saat itu, Santika masih bingung mengapa sejak pagi dirinya tak lagi melihat sosok Wira di antara kelompok itu. Pada akhirnya, rasa malu Santika mengalahkan keberaniannya untuk menanyakan hal itu kepada siapa pun. Ia hanya bisa berharap akan dapat bertemu dengan Wira setibanya di perguruan nanti.

...***...

Saat Ki Damar menyuruhnya untuk beristirahat dan mempersiapkan diri, Wira tahu ia hanya memiliki sedikit waktu. Benar saja, baru sekitar dua jam sejak dirinya memejamkan mata, seseorang yang tak lain adalah Abiyasa membangunkannya. 

Wira bersiap secepat mungkin dan bergegas menuju tempat di mana Ki Damar dan sejumlah pendekar telah menantikannya. Selain dirinya dan Abiyasa, Wira mendapati tiga prajurit Suranaga pun ikut serta dalam kelompok kecil tersebut. Sisanya adalah Ki Damar dan 15 pendekar dari perguruan. 

Setelah memastikan semuanya telah siap, Ki Damar berpamitan kepada Saka dan Amita lalu memimpin tim tersebut untuk berangkat menjalankan misi. Seluruh murid masih terlelap saat itu sehingga wajar jika tak satu pun di antaranya mengetahui penyebab mengapa Wira tak terlihat saat kelompok tujuh meninggalkan Desa Danpa. 

Sejak meninggalkan perkemahan, Ki Damar dan timnya bergerak cepat. Mereka berlari selama beberapa jam sebelum beristirahat selama kurang lebih 30 menit dan kembali melanjutkan perjalanan menempuh rute yang jarang dilalui oleh banyak orang. 

Tiga orang prajurit Suranaga yang tergabung dalam tim ini juga memiliki kemampuan di atas rata-rata prajurit lainnya sehingga bisa mengimbangi pergerakan mereka. Dua di antaranya adalah orang-orang yang sebelumnya dikirim oleh pemimpin mereka untuk menyelidiki markas persembunyian Kala Hitam. 

Di samping itu, Wira pun senang Abiyasa turut bergabung dalam tim tersebut. Keduanya telah melalui banyak hal selama misi perburuan dan Wira mengetahui Abiyasa adalah sosok yang supel dan dapat bekerja sama dengan baik. Dalam hati, Wira mengakui kejelian Ki Damar dalam membentuk komposisi tim ini. 

Selain yang tadi telah disebutkan, sebagian besar pendekar dari perguruan yang datang bersama Ki Damar adalah mereka yang telah berada pada ranah pendekar madya. Setidaknya, setiap orang dari mereka memiliki kemampuan setara dengan Saka maupun Amita, dua sosok senior yang sudah Wira saksikan sendiri ketangkasan dan keahliannya. 

Sementara itu, walaupun beberapa yang lainnya masih dalam ranah pendekar purwa, semuanya tidak lebih lemah dari Abiyasa. Dengan tingkat kemampuan anggota seperti ini, meskipun jumlah mereka hanya 20 orang, Wira cukup yakin mereka akan dapat menghadapi kelompok Kala Hitam yang telah ditargetkan. 

Matahari hampir terbenam saat Ki Damar memberi perintah tim itu untuk berhenti dalam sebuah hutan puluhan kilometer dari desa terakhir yang telah mereka lewati. Seorang pendekar madya dan seorang prajurit Suranaga bergerak ke suatu tempat untuk mengintai situasi. Wira merasa mereka telah tiba pada tempat di mana salah satu markas Kala Hitam berada. 

Setelah dua orang yang melakukan pengintaian kembali, Ki Damar mengumpulkan seluruh anggota tim dan menjelaskan bagaimana mereka akan melakukan serangan. Beliau membagi tim tersebut menjadi empat kelompok. Tiga di antaranya akan menyerang dari tiga sisi berdasarkan komando dari Ki Damar, sedangkan kelompok keempat akan menerobos markas untuk membebaskan dan mengamankan tawanan sebelum bergabung dengan kelompok lainnya. 

Ki Damar menempatkan Wira dan Abiyasa dalam kelompok keempat bersama dengan seorang prajurit dan dua orang pendekar madya. Pembagian tersebut menunjukkan bahwa Ki Damar menganggap peran setiap orang dalam tim itu sama pentingnya. Sebelum bergerak, beliau juga menekankan agar setiap anggota tim saling menjaga satu sama lain. 

...***...

Sebagai pemimpin salah satu cabang kelompok Kala Hitam yang sebagian anggotanya telah tumpas di Dusun Tawangalas, malam itu Kartasala berencana memerintahkan anak buahnya untuk mengamati situasi di dusun tersebut sebelum kembali bergerak untuk mendudukinya. Laki-laki bertubuh tinggi besar dengan kemampuan puncak pendekar madya itu berharap orang-orang dari Perguruan Rantai Emas telah meninggalkan dusun itu. Baginya, tak masalah kalaupun masih ada prajurit Suranaga yang berjaga di dusun tersebut sebab ia yakin akan dapat mengatasi mereka. 

Dugaan Kartasala itu sebenarnya tidak salah. Saat ini, rombongan dari Perguruan Rantai Emas memang telah meninggalkan Dusun Tawangalas dan Desa Danpa. Kartasala juga benar saat memperkirakan masih ada prajurit Suranaga di dua tempat tersebut karena Jenderal Dranasapta memang telah mendapat persetujuan dari Kerajaan Suranaga untuk membangun pos penjagaan demi meningkatkan keamanan di daerah itu. 

Akan tetapi, kartasala tak pernah menduga kalau malam itu, markasnya yang selama ini aman-aman saja akan mendapat serangan dari suatu kelompok. Kartasala sangat terkejut ketika seorang anak buahnya datang dan melapor bahwa beberapa pendekar telah menerobos markas mereka. Ia semakin murka saat mengetahui jumlah para penyerang itu tak lebih dari 20 orang. 

...***...

Wira menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri saat Ki Damar dan lima pendekar perguruan mulai menyerang bagian depan markas yang dikelilingi tembok yang terbuat dari gelondongan kayu dengan ujung yang telah diruncingkan itu. Ia membelalakkan mata saat Ki Damar menangkis ratusan panah yang terarah pada kelompoknya hanya dengan satu kibasan tangan. Dengan satu serangan telapak tangan pula, Ki Damar menjebol sepasang pintu gerbang utama markas tersebut. 

Saat para pendekar yang bersamanya mulai menyerbu ke dalam markas, Ki Damar mengikuti timnya dengan berjalan tenang dan memberikan perlindungan dari serangan-serangan jarak jauh seperti panah atau lemparan-lemparan pisau. Dengan sedikit gerakan, sosok berusia 50 tahunan tersebut telah membobol pertahanan utama dari markas Kala Hitam. 

Begitu anggota Kala Hitam mulai terpancing dengan serangan Ki Damar dan kelompoknya, dua kelompok lainnya bergerak bersamaan dari sisi kanan dan kiri markas. Hal ini membuat orang-orang Kala Hitam semakin tertekan. Terlebih lagi, kekuatan setiap orang dalam dua kelompok lainnya tak jauh berbeda dengan mereka yang menyerang dari depan. Wira dan kelompok keempat yang belum bergerak melihat semua itu dengan takjub. 

Beberapa saat kemudian, sebuah energi pedang melesat ke langit malam. Posisinya tampak berada di bagian belakang dalam markas tersebut. Energi pedang itu merupakan tanda bahwa tempat tawanan kelompok Kala HItam telah ditemukan, yang berarti sudah waktunya Wira dan kelompoknya bergerak. 

Wira dan anggota kelompok empat bergegas memasuki markas Kala Hitam. Kelima orang tersebut menerobos pertarungan yang terjadi di bagian dalam markas dan langsung bergerak cepat menuju lokasi para tawanan. 

‘’Senior! Awas!’’ Wira melompat dan menepis sebuah anak panah yang hampir mengenai salah satu anggota kelompoknya. 

Tanpa membuang waktu, Wira melesat ke tempat yang telah ditandai oleh kelompok penyerang sebelumnya. Wira berkelit dari satu serangan anggota Kala Hitam dan memberikan serangan yang langsung menghabisi seorang anggota lainnya. Wira hendak berbalik, tetapi Abiyasa telah menebas sosok yang tadi menyerangnya lebih dulu. 

‘’Terus bergerak Wira!’’ teriak Abiyasa. 

Wira mengangguk, lalu berbalik dan kembali bergerak menuju targetnya diikuti oleh anggota kelompoknya yang lain. Dua pendekar madya dengan sigap membereskan beberapa penjaga di sekitar ruang tawanan, memberi jalan bagi Wira dan yang lainnya. Pintu ruang tawanan ditendang terbuka dan Wira yang masuk kemudian langsung terhenyak menyaksikan pemandangan yang ada di dalamnya. 

Hampir semua tawanan tersebut adalah wanita muda, bahkan ada yang masih berusia remaja dan anak-anak. Sebagian besar di antaranya tampak lusuh dengan pakaian yang telah compang-camping, bahkan ada beberapa yang nyaris tanpa busana. Wira sempat membuang muka dan memejamkan mata sebab tak tahan dengan apa yang dilihatnya. 

‘’Ayo, bebaskan mereka dulu!’’ Abiyasa menepuk bahunya sambil mulai bergerak melepaskan satu persatu tawanan tersebut. 

Wira pun segera mengikutinya dan melakukan hal yang sama. Ia dapat melihat raut wajah Abiyasa dan yang lainnya menjadi buruk sebab sepertinya merasakan hal yang sama dengannya. Setelah semua tawanan dibebaskan, Wira bergegas ke luar ruangan untuk melihat situasi. 

Pertarungan masih terjadi di seluruh area markas dengan banyak mayat dari anggota Kala Hitam bergeletakan di tanah. Wira bersyukur tak melihat korban dari pihaknya. Sebuah ledakan di kejauhan memancing perhatian Wira dan sekilas ia dapat melihat Ki Damar tengah berhadapan dengan seseorang bertubuh tinggi besar dengan sepasang golok sebagai senjatanya.  

1
anggita
like, iklan utk novel fantasi timur lokal, moga lancar👌
anggita
Wira...,,, Ratnasari😘
Mythril Solace
Seru banget ceritanya, thor! Alurnya ngalir dan gaya penulisannya hidup banget—bikin aku kebawa suasana waktu baca. Aku juga lagi belajar nulis, dan karya-karya kayak gini tuh bikin makin semangat. Ditunggu update selanjutnya ya! 👍🔥
Ilham Persyada: siyap kak ..🫡
total 1 replies
Hillary Silva
Gak kebayang ada cerita sebagus ini!
Kaede Fuyou
Ceritanya bikin saya ketagihan, gak sabar mau baca kelanjutannya😍
Ilham Persyada: terima kasih Kak ... mohon dukungannya 🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!