Aku begitu mengharapkanmu setelah kau merusakku. Kau yang lari dari tanggungjawab hanya demi reputasimu! Kau juga yang telah menyiksaku dengan meninggalkan benih ini! Dan sekarang kau kembali setelah aku begitu benci? Lalu kenapa kau kembali setelah aku ingin membuka hati untuk orang lain? Kenapa kau kembali dengan caramu yang membuatku bimbang atas semua kehidupan yang aku alami selama ini? Aku harus bagaimana? Kenapa hati ini begitu berat untuk membencimu. Apakah aku mencintaimu atau mencintainya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagita chn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Garpu yang sama.
Zeline sudah mengundurkan dirinya dengan kesal untuk kembali ketempat duduk. Ingin marah padanya namun lagi-lagi ia merasa kesal dan lemah sendiri.
"Mau sampai kapanpun Anda ini memang mesum!" Pekiknya lagi, yang belom puas ingin marah-marah.
"Iya! Aku ini memang mesum Zeline! Apalagi jika bersamamu! Aku juga akan semakin mesum jika kau tak mau nurut padaku! Camkan baik-baik ucapanku!"
Apa???
Kalau sudah begini mau bagaimana lagi? Mau tidak mau Aldigar harus tetap bersikap tegas padanya, walaupun nyatanya hatinya sedang tersenyum sekarang. Bagaimana tidak tersenyum? Ia sudah membayangkan Zeline akan menamparnya atas ciuman tadi, namun nyatanya tidak.
"Aku hanya ingin mengajakmu bersenang-senang. Kenapa kau selalu beranggapan bahwa aku ini sangat buruk? Aku juga ingin menebus kesalahanku padamu Zeline. Setidaknya aku ingin membuatmu senang hari ini." Ucap Aldigar dengan tulus. Sejujurnya ia memang merasa begitu bersalah.
Aku pasti akan tetap bertanggungjawab padamu Zeline. Rasanya aku ingin menikahimu jadinya. Kau benar-benar menghantuiku disetiap malam sekarang. Tapi aku akan menikah dengan orang lain. Mungkin tidak sekarang, aku juga sangat takut keluargaku melakukan sesuatu padamu. Mereka bisa melakukan apa saja! Aku pasti bisa gila karena ini.
"Kamu mau ini?" Aldigar mengulurkan sebuah roti miliknya. Roti andalan kesukaannya. Ia tidak tahu Zeline suka atau tidak, yang penting dia sudah menawarkannya lebih dulu untuk mengganjal perutnya yang lapar sebelum sampai ke restoran.
Zeline langsung menggeleng. Ia tidak berselera dengan roti, namun pada saat itu juga ia melihat pedagang rujak buah yang melintas.
"Rujakkk!" Teriak Zeline bak menemukan berlian didepan mata, namun ia langsung menyadari ia sedang bersama lelaki itu sekarang dan membuat moodnya rusak seketika.
Rujak?
"Aku pengin beli rujak itu. Bisa tolong berhenti!"
"Kamu mau rujak?"
"Iya! Kenapa tidak boleh!" Ketus Zeline langsung. Lelaki ini pasti tidak akan mau untuk berhenti dan menuruti kemauannya.
Cihh!
"Kamu yakin mau beli rujak itu?" Aldigar sudah mulai menepikan mobilnya.
"Kenapa? Tidak boleh kan? Dari mana jalannya Anda ingin menyenangkan ku hari ini! Mau beli rujak saja tidak boleh!"
"Boleh, siapa yang bilang tidak boleh si? Tapi kamu harus berhati-hati. Kamu belum makan apapun kan? Kamu yakin akan beli rujak itu?"
"Kan? Banyak alasan! Kalau tidak boleh ya sudah!" Pekiknya lagi dengan kesal. Terlihat sekali wanita ini sedang merajuk, namun entah kenapa dimata Aldigar ia begitu imut saat merajuk.
Astagaaa!
"Boleh. Tapi makan roti ini dulu, setidaknya setengahnya saja. Nanti kalau kamu asam lambung bagaimana kalau main makan rujak sembarangan?"
"Iya sudah belikan! Aku ingin sekali rujaknya!" Sambil menerima roti itu dengan kesal.
"Kamu menyuruhku?"
"Iyaa, aku rasa bayiku ini yang mau. Kenapa? Anda tidak mau membelikannya? Bukankah Anda menyuruhku makan roti? Lalu darimana bentuk membahagiakanku hari ini?"
Astaga dia pandai sekali menagih janji!
"Baiklah, akan aku belikan sekarang," Mau tidak mau Aldigar segera turun dari mobil itu untuk membeli rujak.
Sejak kapan aku nurut padanya begini! Tapi kenapa hati ini mau-mau saja? Baiklah tidak papa. Apa ketampanan ku sungguh menurun dihadapannya hingga tak membuatnya luluh sedikitpun untuk nurut padaku!
Ketampananmu itu tak mempan Aldigar! Kau harus sedikit menuruni gengsimu itu untuk wanita seperti Zeline. Karena ia memang menggemaskan, sudah galak tapi imut-imut gitu kan dimatamu? Angin pun juga tahu apa yang membuatmu seperti ini.
Akhirnya ia segera menghampiri tukang rujak itu yang tak begitu jauh dari mobilnya yang terparkir. Entah bagaimana caranya dia membeli yang jelas Zeline sedang sibuk makan roti didalam mobil itu, sejujurnya roti itu sangat enak jadi ia menghabiskannya saja.
Tak lama Aldigar datang juga dengan kantong plastik yang berisi rujak buah itu.
"Apa tak ada wadah lain selain plastik?" Gumamnya sambil masuk ke mobil, tapi setidaknya ia berhasil membeli rujak buah itu sekarang.
"Ini yang kamu kan?" Ulurnya langsung sembari duduk.
"Anda ingin membunuh anakku?"
"Hah??? Ma-maksudmu?"
"Kenapa banyak nanasnya! Orang hamil itu tidak boleh makan nanas! Anda sengaja ya?"
"Benarkah? Maaf, aku tidak tahu Zeline," Jawab Aldigar dengan polosnya. Ia memang sungguh tidak tahu perihal itu.
"Aku gak mau yang ini, belikan lagi. Yang tanpa nanas!"
"Kau yakin itu? Lalu ini siapa yang makan?"
"Anda lah!"
"Apa Anda benar-benar ingin membunuh anakku? Sehingga Anda tidak ingin membelikannya lagi???"
"Tidaklah Zeline. Itu juga anakku. Akan aku belikan lagi. Tunggu sebentar," Mau tidak mau Aldigar pun keluar dari dalam mobil itu lagi untuk membeli rujak buahnya kembali, namun saat ia keluar untuk membeli lagi tukang dagangnya sudah pergi.
Yahhh??
Kemana perginya pedangang itu? Kenapa cepat sekali perginya? Tidak tahu apa aku ingin membeli lagi!
Aldigar mencari-cari dan terus mencoba memutarkan arah pandangnya ke sekeliling. Ternyata pedagang itu sudah hampir jauh dan hampir berbelok. Untung saja ia segera berlari dan menghampirinya lagi, sungguh baru kali ini juga ia mengejar-mengejar pedagang keliling hanya untuk membeli rujak.
"Pak. Saya ingin 1 porsi lagi," Ujarnya setelah ngos-ngosan mengejar pedagang itu.
"Baik, kalau begitu tak usah bayar. Tadi bahkan masih sisa 90 ribu karena tidak ada kembalian."
"Buatkan saja lagi. Saya akan tetap bayar lagi, tapi jangan kasih nanas Pak,"
Akhirnya tak lama Aldigar kembali lagi ke mobil dengan membawa rujak buah itu dengan penuh drama tadi. Namun, nyatanya Zeline juga sedang menyantap rujak buah yang ia beli lebih dulu.
"Kamu memakan yang itu???" Syok banget Aldigar.
"Apa yang kamu lakukan? Kamu yang ingin membunuh anakku?!" Ujar Aldigar dengan mata membelalak tak percaya. Katanya tidak boleh makan nanas namun ia malah memakannya.
"Apaan si, orang Anda lama! Lagian siapa yang memakan nanasnya aku hanya memakan mangganya saja. Sini punyaku! Yang ini aku tidak mau, untuk Anda saja!" Zeline langsung merebut rujak buah yang baru dan segera memberikan 1 bungkus bekasnya tadi karena ada nanasnya. Dengan nurutnya Aldigar menerima seluruh perlakuan itu bak terhipnotis olehnya.
Dia memberikanku bekas?
Sementara Zeline kembali menikmati rujak nya dengan senang gembira. Astaga rasanya nikmat sekali sampai membuatnya merem melek, namun ia lupa sedang bersama lelaki itu yang sejak tadi terdiam memperhatikannya.
"Kenapa Anda melihat rujak itu seperti itu? Kalau Anda tidak mau tinggal buang saja,"
Melihat bibir itu yang tak ada hentinya mengunyah membuat Aldigar terpana, bibir Zeline yang terlihat semakin merah karena rasa pedasnya rujak itu membuatnya terlihat semakin manis. Ini juga membuat Aldigar menelan salivanya ingin mencicipi makanan itu juga karena penasaran seperti apa rasanya. Ia pun memberanikan diri untuk mencicipi nya dari garpu yang sama. Iya garpu bekas Zeline karena tidak ada lagi. Ini rasanya beda. Bagaimana tidak beda, baru menyuap saja ia sudah terbayang akan bibir Zeline yang sedang makan tadi hingga membuatnya tersenyum. Seolah-olah menggunakan garpu bekas bibirnya pun terasa menyenangkan baginya.
Astaga? Ada apa denganku?
"Uhuk...Uhuk..." Saking herannya dengan diri sendiri Aldigar pun sampai tersedak karena tersadar telah merasa senang menggunakan garpu itu.
"Anda kenapa?"
"Tidak-tidak ini terlalu pedas. Uhuk!"
Ya ampun!
Aldigar langsung mencari minum untuk menenangkan dirinya yang salah tingkah sendiri dihadapkan Zeline. Zeline belom menyadari itu karena ia terlihat begitu menikmati rujaknya. Dan ini juga baru pertama kalinya Aldigar makan rujak di pinggiran jalan.
lanjut thor gak sabar nih.. /Chuckle/