Setelah meminum racun dalam adegan syutingnya, Gu Zhi Yi tiba-tiba terlempar ke zaman kuno dan memasuki tubuh Putri Xu yang dipaksa mati demi mengikuti calon suaminya—Pangeran Xu.
Tidak ingin mengalami kematian tragis seperti yang ada di naskah, Zhi Yi pun berusaha keras mengubah nasibnya ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Kamu Menyukainya?
Pada akhirnya, Pangeran Xu dengan murah hati membiarkan Zhi Yi memanjat bahunya.
Pangeran Xu menahan diri untuk tidak mengeluh dan mencoba bernafas normal saat Zhi Yi berdiri di kedua bahunya.
Sungguh, dia benar-benar tidak menduga bahwa gadis bertubuh mungil itu memiliki bobot yang begitu berat.
"Hah ... Hah ...." Zhi Yi yang berjuang sekuat tenaga akhirnya bisa naik ke atas tembok Kediaman Bangsawan Pingyan, sedangkan Pangeran Xu justru tidak mengalami kesulitan apa pun untuk tiba di sisinya.
"Aku tidak menyangka kamu begitu baik," puji Zhi Yi dengan tulus.
Pangeran Xu memalingkan tatapannya, merasa canggung atas pujian Zhi Yi.
Zhi Yi menatap bahu Pangeran Xu yang terkena noda sepatunya, dia berinisiatif membersihkannya dengan menepuk-nepuk telapak tangannya pada bahu sang pangeran. "Maafkan aku, karena menginjakmu."
Pangeran Xu terpaku pada sikap lembut Zhi Yi, dia linglung dan tidak dapat pulih untuk waktu yang lama.
"Maaf, maaf, maaf ... Wuffff ...." Zhi Yi meminta maaf dan meniup bahu Pangeran Xu, bermaksud menghalau debu.
Namun, hembusan nafasnya itu malah membius Pangeran Xu hingga wajahnya membeku.
Tenggorokan Pangeran Xu terasa kering, dia akhirnya mengerti bahwa duduk tenang di saat ada wanita di sisinya ternyata sangat sulit.
Setelah beberapa saat, Pangeran Xu tersadar. "Kamu berbeda dari sebelumnya."
Tangan Zhi Yi masih di atas kedua bahu Pangeran Xu, dia terlihat seperti sedang merangkul sang pangeran saat dia bertanya, "Berbeda dalam hal apa?"
"Kamu semakin berani." Pangeran Xu mengangkat dagu Zhi Yi menggunakan kipas lipatnya, melihat wajah gadis itu dengan seksama.
Sebelumnya, Zhi Yi memang terus menempel padanya.
Namun, Pangeran Xu tidak pernah menemukan gadis itu berani menyentuhnya secara terang-terangan.
Selain wajahnya yang tetap sama seperti sebelumnya, Pangeran Xu merasa segalanya tentang Zhi Yi sudah berbeda.
Dia bukan lagi Zhi Yi yang dulu!
Zhi Yi merampas kipas lipat Pangeran Xu dan berbalik mengangkat dagu Sang Pangeran, lalu bertanya dengan alis yang terangkat sebelah. "Apakah kamu menyukainya?"
Pangeran Xu tidak langsung menjawab, dia hanya menatap Zhi Yi yang tidak diketahui dengan pasti apakah dalam keadaan sadar atau mabuk berat.
Melihat wajah Zhi Yi yang memerah dan tatapannya yang sayu, Pangeran Xu pun menyimpulkan bahwa gadis itu tidak dalam keadaan sadar.
Dia merampas kipasnya kembali, lalu mengalihkan pandangannya.
Entah kenapa, suhu di sekitar tiba-tiba seperti meningkat hingga membuat wajahnya sedikit memanas.
"Kamu malu?" Zhi Yi menatap wajah merah Pangeran Xu. "Aku pikir kamu tidak takut pada apa pun."
Zhi Yi sedikit terhibur saat melihat perubahan pada wajah Pangeran Xu, dia tidak menduga pria yang sering mengunjungi Rumah Bunga dan dikelilingi banyak wanita cantik masih memiliki urat malu.
"Itu benar, aku tidak takut pada apa pun." Pangeran Xu langsung menatap mata Zhi Yi dengan tegas.
"Aku juga tidak takut pada apa pun." Zhi Yi juga tidak ingin kalah, dia mengangkat dagunya tinggi-tinggi.
"Kalau begitu, apa kamu berani melompat dari sini?" tantang Pangeran Xu dengan senyum miring di wajahnya.
Zhi Yi mengalihkan tatapannya dari wajah Pangeran Xu hanya untuk melihat ke bawah tembok yang terlihat tidak begitu tinggi, sebelum akhirnya bergumam di dalam hati. 'Jatuh dari sini tidak akan membuatku cacat, kan?'
"Hanya melompat, apa yang harus ditakutkan?" jawab Zhi Yi angkuh, bertolak belakang dengan pemikirannya.
Meski sudah pernah mati dua kali, Zhi Yi masih saja takut menghadapi kematian.
Namun, dia yakin bahwa tembok besar yang tengah dipijaknya saat ini tidak akan membuatnya kehilangan nyawa.
Paling-paling hanya terluka sedikit.
Pangeran Xu berseru, "Melompatlah!"
"Kamu juga!" Zhi Yi tidak ingin terprovokasi sendirian.
"Mari lakukan bersama."
"Ayo."
"Melompat!" Pangeran Xu dan Zhi Yi sama-sama berteriak, sebelum akhirnya terjun ke bawah sambil berpegangan tangan.
...
"Berlutut!"
Suara dingin, wajah garang, serta aura membunuh yang menyebar dari tubuh Pangeran Xu Jun membuat sepasang kaki Pangeran Xu dan Zhi Yi melunak hingga mereka berdua berlutut dengan patuh.
Keduanya tidak menduga Kepala Pelayan Li bersama beberapa pelayan Kediaman Bangsawan Pingyan akan tiba dan berdiri di hadapan mereka begitu mereka melompat ke bawah.
Bahkan, Kepala Pelayan Li juga memerintahkan para pelayan itu untuk menyeret Pangeran Xu dan Zhi Yi pergi ke ruang belajar Pangeran Xu Jun.
"Kalian berdua sudah sangat keterlaluan!" Pangeran Xu Jun hampir muntah darah karena kemurkaannya atas sikap dan tindakan kedua anak muda itu.
Di samping, Selir Liu diam-diam memasang senyuman tipis yang tidak bisa dilihat oleh siapa pun.
Dia menatap Pangeran Xu dengan kasih sayang yang dibuat-buat dan berkata, "Dingfei, tidak cukup bagimu bermain-main sendirian, sekarang kamu malah membawa Zhi Yi?"
Sikapnya sama sekali tidak menunjukkan provokasi sehingga siapa pun akan mengira dia adalah ibu tiri yang berbudi luhur dan penuh kasih.
"Putri Xu, kenapa kamu tidak menjaga Saudara Dingfei?" Liu Sanniang juga ingin menunjukkan keberadaannya, dia memarahi Zhi Yi dengan suaranya yang lembut bagaikan sutra.
Sebenarnya, Zhi Yi ingin marah atas sikap Liu Sanniang yang selalu saja ikut campur dalam urusannya.
Namun, dia juga harus berterima kasih karena rencananya dipastikan berjalan mulus dengan hadirnya Liu Sanniang yang siap memprovokasi.
Itu sebabnya, dia menerima semua tuduhan itu dengan lapang dada dan memarahi dirinya sendiri tanpa belas kasih.
"Benar, ini semua salahku. Aku telah bertindak ceroboh, tidak menghormati hukum dan mengabaikan aturan rumah. Sebagai wanita, aku pergi ke rumah judi dan pergi ke rumah bordil hanya untuk bersenang-senang. Aku—"
"Dia tidak ada hubungannya dengan itu." Suara dingin Pangeran Xu menghentikan ocehan Zhi Yi. "Saya yang membawanya ke sana."
Zhi Yi menatap Pangeran Xu, lalu menyikut lengannya dengan ekspresi muram dan berbisik lirih. "Jangan mencoba mencuri kejahatan ini dariku!"
"Yang Mulia, jangan dengarkan dia! Akulah yang mengambil inisiatif." Zhi Yi mengangkat wajahnya untuk menatap Pangeran Xu Jun, dia juga bicara dengan penuh keyakinan. "Aku yang memaksanya untuk membawaku ke sana."
"Itu adalah tempat-tempat yang biasa aku kunjungi." Pangeran Xu segera menimpali dengan sikap tenang, seolah-olah sedang tidak menghadapi hidup dan mati. "Dia tidak akan pergi jika aku tidak membawanya. Selain itu, dia juga tidak sadar."
Dengan kata lain, Pangeran Xu mengatakan bahwa Zhi Yi masih agak kurang waras.
"Mari kita tidak membicarakan hal itu." Zhi Yi melirik Pangeran Xu dengan pandangan yang menyiratkan ancaman, dia tidak ingin ketidakwarasannya dijadikan sebagai alasan untuk merebut kesalahan dari tangannya.
"Saya sangat sadar." Zhi Yi mencoba meyakinkan semua orang, terutama Pangeran Xu Jun. "Yang Mulia, saya bahkan mempertaruhkan Gelang Giok Salju pemberian Anda di Rumah Gambling."
"Itu adalah hadiah pertunangan yang Anda berikan pada kami!" tambahnya dengan tegas, berharap Pangeran Xu Jun akan segera mengamuk.
'Yang Mulia, aku mohon, marahlah padaku dan putuskan pertunangan pembawa sial ini!'
semangat kak...🥰🥰🤗