NovelToon NovelToon
Antara Jiwa, Cinta Dan Pembebasan Malaka

Antara Jiwa, Cinta Dan Pembebasan Malaka

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Poligami / Dikelilingi wanita cantik / Perperangan / Ilmu Kanuragan
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dimas riyana

Pagi yang cerah di suatu pulau bagian utara Jawa, desiran ombak dan suara burung-burung pagi sudah menghiasi dermaga, beberapa nelayan yang baru pulang melaut sedang memilah-milah hasil tangkapan, seorang pemuda yang tegap dan gagah terlihat sibuk dengan perahu cadiknya.
“hoooyyy... Wahai laut, hari ini aku akan mengarungimu, aku akan menjadi penjaga laut Kesultanan, kan ku berantas semua angkara murka yang ingin menjajah tanah Jawa, bersiaplah menerima kekuatan otot dan semangatku, Hahahaha..
”Rangsam berlayar penuh semangat mengarungi lautan, walau hanya berbekal perahu cadik, tidak menurunkan semangatnya menjadi bagian dari pasukan pangeran Unus. Beberapa bulan yang lalu, datang Prajurit Kesultanan ke pulau Bawean, membawa selembar kertas besar yang berisi woro-woro tentang perekrutan pasukan Angkatan laut pangeran Unus Abdurrahman, dalam pesan itu tertulis bahwasanya pangeran akan memberantas kaum kuning yang selama ini sudah meresahkan laut Malaka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dimas riyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PENGHIANAT

Rangsam dan pasukannya masih baku tembak dengan pasukan Portugis, dan dengan kejeliannya, kini pasukannya sudah dapat menembus pintu utara benteng, mereka terus merangsek masuk, membunuh satu per satu serdadu Portugis. Rangsam berhasil naik ke atas benteng, membabat habis pasukan penembak meriam, berduet dengan Lodra menjadi momok yang mengerikan bagi musuh. Lodra yang memiliki keahlian menembak yang baik, ditemani Rangsam yang sekarang kesaktiannya belum terukur.

Seketika atas benteng sekarang menjadi tempat tumpukan mayat pasukan Portugis.

“wah.. wah.. wah.. Rupanya aku kedatangan tamu kecil, siapa nama kalian nak?” seorang berseragam militer keluar dari ruangan benteng.

“Ouh, rupanya anda salah satu pimpinan di sini, niat kedatangan kami baik, hanya ingin memulangkan anda dan bangsa anda ke tempat asal kalian, tapi tinggal kalian pilih, pulang ke tanah Negri kalian atau pulang ke haribaan pencipta kalian” Lodra begitu tegas mengintimidasi orang itu.

“kurang ajar, dasar bocah kemarin sore, braninya kalian mengancam aku, Laksamana tinggi Fernando Guerra”

“jabatanmu di tanah kami tidak ubahnya seperti parasit yang memimpin gerombolannya” sahut Rangsam.

“Lancang sekali lidahmu nak, sepertinya kalau ku lubangi perutmu dengan bayonet adalah tanda belas kasihku terhadap anak kemarin sore seperti kalian”

“simpan kata-kata mu itu di hadapan malaikat maut tuan”, Lodra melompat ke arah Guerra, dengan sigap Guerra mencabut pedangnya, menangkis serangan Lodra.

“Rangsam, kau maju saja, biar aku yang menghadapi paman ini, sepertinya aku menemukan lawan yang sebanding”

“baiklah kalau itu permohonanmu, akan ku kabulkan”, Rangsam melenggang dengan santainya.

Rangsam sudah sampai di sebuah ruangan yang bagus setelah mengalahkan beberapa penjaga, di sana ia berhadapan dengan seorang berpakaian militer Portugis, namun lebih banyak aksesoris yang menghiasi bajunya.

“Oh, jadi kau orangnya, aku heran kenapa Sergei melarang kami membunuhmu”

“aku Rangsam, siapa kau? Siapa Sergei? Danaku tidak mengerti apa yang kau bicarakan”

“aku sudah tau tentangmu Rangsam, Sergei yang memberitahu ku, aku Braga goncalves, Gubernur Malaka”

“oh begitu, beruntung sekali aku dapat berjumpa dengan anda, kalau aku dapat menyandera anda, berarti kemenangan bagi kami”

Braga tertawa terbahak-bahak, hingga terbatuk, Rangsam semakin geram saja setelah diperlakukan seperti itu.

“hey anak muda, mendekatlah, dan lihat dari jendela kantor ku, kalau kau mendapati kapal dari Kerajaanmu, maka aku mengaku kalah kepadamu”

Rangsam tidak mengerti, namun kini kecemasan main menghinggapinya, ia khawatir dengan pasukan lainnya yang masih berperang di lautan, dengan penuh hati-hati ia berjalan ke arah jendela besar yang langsung menghadap Laut, hatinya seketika mencelos, tak ada satu pun dari kapal Bintara dan Cirebon yang masih mengapung di air malaka, tubuhnya mendadak keringat dingin, hatinya berkesimpulan bahwa mereka semua sudah tewas, hanya timnya saja yang masih selamat.

Rangsam bersimpuh memegangi jendela, menerawang jauh ke arah laut, tidak percaya dengan kekalahan Bintara, padahal sudah sejauh ini, dan Rangsam sudah berhasil berhadapan dengan Gubernur Portugis, kemudian ia mulai berfikir, pengorbanan mereka tidak boleh sia-sia, ia harus mengalahkan Gubernur dan menyanderanya, dengan itu ia bisa mengobarkan semangat merdeka bagi kaum Melayu, seketika Rangsam bangkit, melompat dan menerjang Gubernur goncalves, namun goncalves berhasil menghindar, pertarungan kecil pun terjadi, goncalves berhasil melukai punggung Rangsam dengan sebilah pedang, Rangsam masih bisa bangkit, mengayunkan pedang ke arah goncalves, pertarungan adu pedang pun tak terelakkan, kekuatan mereka seimbang, sepertinya goncalves bukan orang sembarangan, ia juga mengusai berbagai ilmu beladiri, namun berbekal keluwesan dan kejelian, Rangsam berhasil menodongkan pedang di leher goncalves.

“aku tidak akan membunuhmu, aku hanya ingin mempertontonkan dirimu dan kesalahanmu di depan rakyat Malaka”

Goncalves malah tertawa, kali ini sangat terbahak-bahak hingga keluar air mata, Rangsam semakin kesal, ia merasa dihina dan di pecundangi, “kau tidak akan lama di bentengku ini, eh tidak, kau tidak akan lama di ruanganku”

“sialan” Rangsam mengumpat “ajalmu sudah dekat masih saja angkuh”

“aku kasihan sekali padamu anak muda, hahaha, jika kau mau menjadi bawahan ku, maka kau akan kaya, bergelimang harta, dan kau pilih sendiri kekuasaanmu”

“aku tidak tertarik dengan apa yang kau tawarkan, ketertarikanku adalah melihat merahnya darah Gubernur Portugis”

Goncalves semakin tertawa terbahak-bahak, sungguh Rangsam merasa geram sekali, ingin rasanya menghabisi manusia terkutuk ini, namun tiba-tiba Goncalves berhenti tertawa, kemudian memasang wajah serius, matanya berubah menjadi elang, menatap tajam ke wajah Rangsam “anak muda, kisahmu sudah berakhir”

Dengan cepat ada sesuatu yang menarik tubuh Rangsam ke belakang, hingga ia terpental menabrak dinding, sebuah kursi kayu hancur bertumburan dengan Rangsam, beberapa detik Rangsam menggeliat kesakitan, tapi betapa terkejutnya ia melihat orang yang barusan melemparnya.

“Kau....”

Rangsam seperti tidak percaya, seseorang yang ia hormati, adalah penghianat.

“Rupanya kau si penghianatnya Kapitan Uzglu, aku tidak menyangka”

Uzglu tidak mengeluarkan sepatah kata pun, ia hanya berjalan perlahan menghampiri Rangsam, tatapannya yang dingin, kini semakin dingin, aura pembunuhnya menyeruak ke mana-mana, sungguh tidak disangka, seorang prajurit besar Utsmaniyah kini berkhianat, menghancurkan saudara se iman nya sendiri dengan cara yang sangat menyakitkan, goncalves menyeringai senang, raut rasa kemenangan terlukis di wajah Eropa itu.

“Ku kira kau tidak datang Sergei, kau memang Sekutu terbaik hahaha”

Uzglu alias Sergei tidak berkata sepatah pun, Rangsam menatapnya sambil mengusap darah yang keluar dari mulutnya, seorang kapitan yang ia hormati, bayezir Uzglu, kini hadir sebagai sosok yang lain, penghianat, itulah predikat Uzglu sekarang.

“Syekh pasti sangat kecewa dengan tindakan hinamu sekarang”

Mendengar kalimat dari Rangsam tiba-tiba air mukanya berubah, uang awalnya pucat bagai mayat hidup yang kejam sekarang menjadi merah padam, metanya semakin tajam, laksana harimau yang sudah mengunci mangsa, kini jarak Uzglu dan Rangsam hanya satu jengkal, Rangsam mendongak ke atas, menatap wajah Uzglu dengan jijik, seketika Uzglu menarik baju Rangsam, mengangkatnya ke atas hingga lengannya lurus.

“TAU APA KAU TENTANG AKU!!!!!!, DASAR BOCAH SIALAAN !!!!!”

Sambil tersenyum masam, Rangsam memandang wajah Uzglu dengan tatapan merendahkan “wahai manusia laknat, aku merasa jijik jika mengingat kau adalah kakak seperguruanku”

Tanpa banyak bicara lagi Uzglu dengan sekuat tenaga melemparkan Rangsam ke arah jendela

“WUUUUUUUUUSSSSHHH..... PRAAAAAAAAANGGGGG....

Jendela besar itu pecah, namun Rangsam masih terbang meluncur ke arah laut, ia terus melaju dan terbang, melebihi kecepatan meriam, entah hidup atau mati, yang jelas Rangsam menandai kekalahan Bintara secara mutlak. Sang penghianat, yaitu bayezir Uzglu alias Sergei iwakov, menatap Rangsam yang terus terbang meluncur dari balik jendela yang hancur, matanya terus menerawang, melihat Rangsam yang perlahan hilang di telan horizon.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!