Cinta yang di nanti selama delapan tahun ternyata berakhir begitu saja. Harsa percaya akan ucapan yang dijanjikan Gus abid kepadanya, namun tak kala gadis itu mendengar pernikahan pria yang dia cintai dengan putri pemilik pesantren besar.
Disitulah dia merasa hancur, kecewa, sekaligus tak berdaya.
Menyaksikan pernikahan yang diimpikan itu ternyata, mempelai wanitanya bukan dirinya.
menanggung rasa cemburu yang tak semestinya, membuat harsya ingin segera keluar dari pesantren.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nadhi-faa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
Suasana didalam begitu hening, max sesekali melirik spion mobil, mengamati sepasang suami istri yang sibuk dengan dunia masing-masing.
Axel yang sibuk dengan laporan pekerjaan yang ada di ipad-nya, sedangkan harsa sedang main game didalam ponselnya.
"hemm, tuan."
"ya max."
"saya belum makan siang sejak tadi, bolehkan mampir sebentar di rumah makan."
Max sudah tidak bisa lagi menahan rasa laparnya, jika kondisi tida urgent, dia akan menyampaikan keluhnya pada atasannya itu.
"silahkan."
Axel melirik istrinya yang sedang asik bermain ponsel.
"carikan restoran seafood max."
"baik tuan."
"aku ingin makan di warung masakan padang max."
ucap harsa, dia menoleh ke arah axel.
"aku tidak suka makanan direstorasi."
ucap harsa menoleh ke arah axel. axel sekilas melirik istrinya yang menatapnya dengan ekspresi wajah sedikit memusuhi-nya.
"baiklah,"
tanggapan axel yang pasrah membuat max tersenyum kecil. ternyata sikap otoriter bosnya itu tidak berlaku untuk istri mudanya. padahal max tahu betul, axel adalah pria yang sedikit sensitif dan pilih-pilih tempat jika itu soal makanan.
Max membelokkan mobil di res area rumah makan khas padang. setelah mobil berhenti, harsa segera turun, dia mendekati max yang akan membukakan mobil untuk tuannya.
"pak max, apa makanan disini enak?."
tanya harsa, membuat max ingin menangis sejadi-jadinya. dia jadi merasa seperti bapak-bapak, padahal usianya di bawah suami gadis itu.
"ah, ini juga pertama kalinya saya makan disini nyonya."
"oh ya."
Ekspresi harsa yang ditunjukkan pad max cukup menggemaskan, ah max jadi ingin mencubit pipi tembem istri atasannya itu.
"max, jaga pandangan mu."
max langsung tertunduk, didepan axel yang melangkah melewatinya.
"Rasanya lama tidak makan ayam pop dan rendang..."
ucap harsa antusias, dia menoleh kearah para pria yang masih jauh dibelakangnya.
"oh ya pak max, anda paling suka makanan apa di warung masakan padang, kalau aku sih ayam pop sama rendang.."
"saya suka semua nyonya.."
harsa mengangguk-angguk.
Axel melirik max yang berjalan di samping sedikit belakangnya.
"max."
"ah iya tuan, maaf."
dalam batin max menggerutu.
Mereka sudah sampai didalam, axel tak membedakan meja kaman antara dia dan bawahannya. dia membiarkan max duduk di meja yang sama dengannya.
Axel melirik harsa yang membuka buku menu lebih dulu.
"aku ingin pesan rendang, ayam pop dan telur dadar. mas axel mau pesan apa?." tanya harsa melirik suaminya.
"terserah kamu."
harsa melirik kembali suaminya yang terlihat tidak begitu minat. dia tidak peduli axel suka atau tidak yang jelas berpikir bahwa suaminya itu terbiasa dengan makanan yang mewah.
"kamu bisa pesan sendiri pak max."
harsa mengulurkan buku menu pada max.
Tak lama pesanan mereka datang, seorang ibu pemilik warung itu yang langsung menyajikan makanan mereka.
"selamat dinikmati ya."
"iya buk." jawab harsa.
"ini kakaknya ya dek?."
tanya ibu pemilik warung yang penasaran pada gadis kecil yang disampingnya duduk dua pria muda.
"oh, i.."
"dia istri saya buk, dan ini sopir saya..."
ibu pemilik warung yang mengira mereka bertiga bersaudara jadi tidak enak.
"ah maaf pak, saya kira saudaranya.."
"iya, tidak apa-apa."
ucap axel dingin.
harsa menyikut lengan suaminya setelah ibu tadi pergi dengan wajah tidak enak hati.
axel melirik istrinya dengan tatapan tajam yang membuat harsa terbatuk kecil.
bilang iya aja kenapa? kan memang aku cocok jadi adiknya dari pada istrinya...
batin harsa sambil menyuap makanan dalam mulutnya.
"harsa.."
panggil axel ketika mereka sampai didepan mobil. harsa yang akan membuka pintu mobil itu menoleh pada suaminya dengan wajah penuh tanda tanya.
"ada apa mas?."
"lain kali kalau ditanya orang jawab dengan jujur."
ucap axel dingin. harsa diam sebentar, dia mencerna perkataan suaminya.
apa dia marah?
harsa yang masih merenung itu, tanpa sadar jika tubuh kecilnya dalam kukungan tubuh besar axel.
klik
suara pintu mobil yang terbuka membuat harsa sadar.
Tubuh harsa yang menghalangi pintu mobil tentu membuat sulit terbuka. Axel menggeser istrinya dengan cara memutar tubuh harsa dan memeluk gadis itu.
"mas.."
harsa ingin protes atas adegan sekilas itu, namun tubuhnya langsung terhuyung dan jatuh terduduk di kursi.
"jangan banyak melamun harsa."
ucap Axel, dia segera masuk, mau tak mau harsa menggeser posisi duduknya, sebelum pria berbadan gapura kabupaten itu mendudukinya.
"tapi gak gitu juga ya..."
protes harsa, namun percuma pria berwajah tenang itu tak menanggapi, kini ganti harsa menatap ke arah sopir suaminya, memastikan pria didepan kemudi itu tidak menertawakannya.
semangat harsa alex....