"Gue Mau Putus"
Tiga kata itu Nyaris membuat Alle tak bernafas beberapa detik, sebelum akhirnya menghela nafas.
"Sayang, jangan bercanda deh. ini benar hari anniversary kita tapi kejutannya jangan gini dong, aku ngak suka. *rujuknya dengan suara manja, berfikir ini hanya prank, Ares hanya mengerjainya saja*
Ares tak membalas ucapan Alle namun dia dengan tegas menggenggam tangan gadis disampingnya dan menatap Alle dengan tatapan dingin dan muak.
"Gue udah selingkuh sama Kara, dua bulan yang lalu dan....".
"Dia sekarang hamil anak gue"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rodelima, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KECURIGAAN SISKA
"Lo sedang nunggu siapa Ra?"
Saskia menatap Kara yang sedang menunggu di pos satpam sembari memainkan ponselnya saat dia akan melakukan mobilnya untuk keluar kampus.
"Ini lagi mau pesan taxi, Sis"
"Ngak bareng Ares?"
"Ngak, tadi dia pulang, engak enak badan katanya."
Tangan Siska terkepal terkepal, dia yakin Ares bukan tidak enak badan tapi tengah bertemu dengan Alle, tidak ada orang yang tidak enak badan tapi jalannya terburu-buru dengan wajah panik. Terlebih saat Tico dan Alle keluar kampus.
"Sialan Lo, Res." desis Siska dengan tatapan marah.
"Ngak usah pesan taxi, gue antar aja Sampai rumah."
"Oh, Yaudah." akhirnya Kara pun ikut masuk ke dalam mobil Siska.
"Sekarang kandungan Lo udah berapa bulan?" tanya Siska sembari melirik sedikit ke arah perut Kara yang masih rapat.
"Baru tiga bulan Sis."
"Udah pernah periksa kandungan kan?"
"Udah, beberapa hari yang lalu."
Keduanya terdiam sejenak, lalu Siska kembali bertanya prihal hubungannya dengan Ares.
"Ares selama ini baikkan sama Lo?" pancing Siska, karna entah mengapa jika diam-diam Ares masih memperhatikan Alle. padahal kan sudah mempunyai Kara, terlebih Kara tengah hamil anaknya. Brengsek sekali jika berani mendua.
"Baik kok Sis, emang kenapa?" Kara menatap heran Siska.
"Ngak papa cuma nanyak aja, emang kayaknya Ares orang baik cuma gue agak heran aja gue lihat-lihat sebelum sama Lo hubungan Ares dan Alle baik-baik aja." pancing Siska lagi, entah mengapa dia sedikit curiga dengan hubungan mereka. Antara Kara, Alle dan juga Ares.
Kara yang mendapat pertanyaan itu jelas saja panik. "Emm, emang sebenarnya gue sama Ares diam-diam main belakang." Kara menunduk seolah takut jika Siska marah. Jadi mereka seolah baik-baik saja.
"Jadi benar yang dikatakan orang-orang kalau sebenarnya kalian selingkuh? Kenapa Lo mau sih sama Ares kalau Lo sendiri tau kalau dia masih sama Alle pacaran." Siska terdengar sedikit kesal
"Ares yang ngejar-ngejar aku Kak, sebenarnya Ares udah lama bosan sama Alle mau mutusin dari lama tapi dia ngak bisa karna Alle sering ngancam mau bunuh diri. Akhirnya setelah aku ngak sengaja di hamili dia, dia putusin Alle sepihak. makanya Alle sempat nekat mau nyelakain aku dan bayiku." Kara bersyukur dia bisa mengarang begitu hebatnya, disaat yang tepat juga.
Siska terdiam mencoba mencerna ucapan Kara yang ada benarnya, tapi entah mengapa dia merasa Ares masih begitu mempedulikan Alle, atau hanya perasaannya saja?
******
Ares masih menunggu Alle bangun, ditatapnya wajah Alle yang penuh luka lebam itu. Sejauh ini, dia tidak bisa membayangkan. Ada yang berbuat sampai bermain fisik dengan Alle. Dia rasa sudah cukup Alle menderita karna batin karna merasa tak ada orang yang berpihak padanya.
"Andaikan ini semua ngak terjadi, mungkin hubungan kita masih baik-baik saja Al." gumam Ares sembari mengusap kening Alle dengan pelan.
Tico yang akan masuk ke kamarnya tak sengaja melihat ke arah kamar Ares yang memang terbuka, dia menghela nafas melihat bagaimana perasaan Ares yang mungkin masih tersisa dengan wanita lemah itu.
"Entah kasihan Lo, atau lebih kasihan Alle kalian sama-sama menderita." gumam Tico sebelum akhirnya melanjutkan langkahnya menuju kamarnya sendiri.
*******
"Sepadaaa..."
Bibi yang ada di dapur langsung berjalan ke depan untuk membukakan pintu.
"Loh den Leo dan den Andre."
"Tico dan Ares ada didalam kan bi?" tanya Andre sembari berjalan masuk.
"Iyah dirumah den, tadi saya dengar suaranya sama den Tico juga udah pulang kayaknya." bibi pembantu rumah atas kembali masuk ke dapur, perihal menyiapkan minuman, Itu bukan lagi tugasnya karena teman-teman harus terbiasa mengambil barang-barangnya sendiri jadi tak perlu repot-repot diri menyediakan.
"Ares."
panggil Andre dari bawah, kamar Ares yang memang dibuka pintu tentu bisa langsung didengar oleh pria itu, membuat Ares gelagapan. bisa gawat kalau nanti Mereka melihat ada Alle di dalam rumahnya, nanti pasti akan menjadi masalah besar.
buru-buru harus keluar kamar dan mengunci, dan juga mengantongi kuncinya.
"Iya." jawab Ares tepat saat mereka naik ke tangga, Untung saja belum melihat ke atas.
"Ayo kita turun." ajak Ares sembari menggandeng kedua temannya itu agar turun.
"Kita mau main game di kamar Lo." tolak Leo sembari melepas tangan Ares.
"PS nya rusak, belum diperbaiki bego." sentak Ares dengan kuat membuat keduanya terkejut.
"Selow, selow bro."
Ares yang baru saja sadar pun juga terkejut, dengan apa yang dia lakukan namun dia mencoba biasa saja dan kembali menggenggam kedua tangan temannya.
"Mending kita pesta pizza aja, gue lapar. Habis itu kita nonton."
"Oke." balas mereka bersamaan.
Setelah memesan makanan, mereka menunggu di ruang santai sembari memainkan ponsel.
"Oh Iyah, Tico mana?"
"Dikamarnya." balas Ares, diem diem diam melirik kamarnya dia takut jika Alle terbangun Dan panik.
Setelah pesanan telah datang, tiba-tiba Ares kepikiran dengan Alle dia takut jika Alle kelaparan, Untung saja dia membeli pizza 2. jadi bisa untuk Alle juga.
"Gue kasih ini ke Tico juga yah?"
"Yah, bawa aja." cuek Andre dengan tangan yang mencomat satu pizza dan satu tangan asyik main game sama halnya dengan Leo.
Setelah Ares cukup lama berjalan tiba-tiba saja Leo menghentikan kunyahan nya, dia menatap Andre.
"Hah Dre, bukannya Tico ngak suka pizza yah."
Andre yang tadinya hanya menoleh kearah Leo pun ikut menyeryit heran. "Oh Iyah yaa, kan Tico ngak suka pizza, Ares lupa kali."
"Oh Iyah mungkin lupa."
Untung mereka tak mempermasalahkan dan kembali sibuk dengan game dan makanan yang di depannya, tadi Ares juga sudah mengambilkan makanan dan meletakkannya di meja jadi mereka tak perlu berjalan kaki lagi.
sedangkan Ares yang telah sampai di kamarnya melihat Alle yang masih nyenyak tertidur, dia cukup lega melihatnya segera dia pun meletakkan pizzanya keatas nakas, jika nanti Alle kelaparan bisa langsung makan. Meskipun pintu dikunci.
Takut jika kedua temannya curiga, Ares segera turun.
Setelah Ares ada di dekat mereka, Andre yang pertama kali menyadari langsung menatap ke arah Ares dengan heran.
"Lo pizza nya mana?"
Ares ikut mantap Andre dengan heran. "Yah gue kasih ke Tico lah, malah nanyak."
"Bukannya Tico ngak suka pizza yah."
Seketika Ares melotot, dia baru sadar kalau sepupunya itu ngak suka pizza.
"Oh Iyah lupa, tadi dia tidur, jadi gue tinggal deh." ceplos Ares begitu saja.
"Oh pantas aja, nanti kalau dia bangun pizza nya dibawa balik."
Baru saja akan duduk, tiba-tiba saja dia mendengar suara langkah kaki yang turun dari tangga, Ares pun segera menoleh dan mendapati Tico pelakunya.
Seketika Ares langsung melebarkan matanya.