Tujuh hari kematian ibunya Alvaro Zayn argantara mendapat sebuah fakta kalau ayah kandungnya masih hidup.
ibunya meninggalkan sebuah foto apakah Zayn akan mencari ayahnya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23
Di tempat lain pak Hendra merasa kesal karena rencananya gagal membuat pak Rahman bangkrut.
Jam sepuluh malam Zayn harus berjalan kaki menuju warung yang ada di dekat rumah pak Rahman.
Kali ini dia mau membeli pembalut untuk Naura tadi Naura kesakitan karena datang bulan.
Dengan terpaksa Zayn pergi membelikan pembalut untuk Naura karena dia tidak ada stok.
Walaupun harus malu tetap Zayn mendapatkan dalam hati kalau sampai Raka mengetahui kalau dia membeli pasti habis dia di ejek Raka.
"Maafkan aku mas Arga merepotkan mu"Pinta naura sehabis dari kamar mandi.
"Nggak apa-apa cuma beli itu saja kok".
"Apa mas Arga nggak malu saat membelinya?"Tanya Naura dengan hati-hati.
"Enggak,bahkan penjualnya memuji aku dia bilang aku pria idaman"Kata Zayn sambil bersiap untuk tidur"Ayo tidur besok kita harus bangun pagi".
"Emang benar yang dikatakan orang itu mas,kamu memang pria idaman pasti beruntung seseorang yang mendapatkan hatimu"Kata Naura dalam hatinya kemudian ikut tidur di sebelahnya Zayn.
Pagi harinya seperti biasa mereka kembali ke rutinitas masing-masing kali ini Naura bareng sama Zayn dan pak Rahman karena pak Rahman masuk lebih pagi.
Di depan kantor Zayn sudah menyiapkan seseorang yang di suruh berpakaian seperti almarhum ibunya saat masih muda.
Orang itu sengaja lewat di depan mobil dan hampir tertabrak mobil yang di kendarai Zayn.
Zayn turun begitupun pak Rahman dari belakang orang itu terlihat mirip dengan ibunya Zayn.
Melihatnya pak Rahman langsung merasakan sakit di kepalanya kali ini terlihat sangat kesakitan bahkan beliau sampai pingsan.
Zayn dan Naura membawa pak Rahman kerumah sakit, sesampainya di rumah sakit pak Rahman langsung di bawah ke IGD Zayn juga mengabari Bu suci.
Tiga puluh menit kemudian Bu suci dan Robby tiba di rumah sakit dengan raut wajah yang sangat khawatir.
Bersamaan itu pula dokter yang menangani pak Rahman keluar Zayn ingin bertanya pada dokter tapi di dahului Bu suci.
"Bagaimana keadaan suami saya dok!"Tanya Bu suci tak sabaran.
"pak Rahman terlalu ingin mengingat kejadian yang di lupakan makanya mengakibatkan jadi begini,aku sarankan jangan biarkan pak Rahman begini lagi kalau sampai terjadi keadaan nya akan fatal"Jelas dokter itu.
Robby kemudian bertanya pada Naura sebelum pak Rahman pingsan Naura menceritakan semuanya sedangkan Zayn terduduk di kursi tunggu tubuhnya terasa lemas tanpa tulang.
Zayn nggak menyangka akan jadi seperti ini dia hanya ingin membuat pak Rahman ingat dengan ibunya.
Zayn kemudian di suruh antar Naura kembali ke kantor sedangkan pak Rahman akan dipindahkan ke rawat inap.
Dalam perjalanan Zayn diam dia masih kepikiran kejadian tadi bahkan dia hampir menabrak orang karena melamun.
Setelah mengantar Naura dia pergi ke hotel tidak lupa dia menyuruh Raka menemuinya kali ini Zayn terlihat sangat hancur.
"Apa yang terjadi Zayn?"Tanya Raka saat sampai di depan Zayn.
"Aku hampir membunuh ayah ku Raka"Jawab Zayn dengan pandangan lurus ke depan Zayn bahkan menangis.
Raka memeluknya mencoba menguatkan Zayn dirasa sudah tenang Raka menyuruh Zayn menceritakan kejadiannya.
"Aku hanya ingin ayah mengingat ibu Raka nggak lebih"Kata Zayn terdengar putus asa.
"Aku ngerti kamu tenang ya pak Rahman pasti akan baik-baik saja"kata Raka menguatkan.
Raka tak menyangka Zayn sampai dititik ini terlihat sangat putus asa.
Zayn ingin kembali kerumah sakit tapi di tahan Raka dia nggak boleh terlihat seperti ini di depan mereka itu akan membuat apa yang dia lakukan selama ini sia-sia.
"Setelah ini aku nggak akan memaksa ayah mengingat kembali ingatan nya yang penting dia bisa melihat ayahnya sehat dan bahagia dia sudah senang".