NovelToon NovelToon
Pengantin Pengganti

Pengantin Pengganti

Status: tamat
Genre:Pengantin Pengganti / Tamat
Popularitas:4.5M
Nilai: 4.6
Nama Author: m anha

Dini, terpaksa menikah dengan Haidar. Pria yang tak ia kenal dan di temuinya di rumah sakit karena membutuhkan biaya oprasi ibunya.

Haidar, seorang tuan muda dari keluarga Sanjaya harus mencari pengantin pengganti saat mempelai wanita mengalami kecelakaan.

Akankah Haidar bisa menerima Dini sebagai istrinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon m anha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hanya Pelampiasanmu

Dini menjatuhkan tubuhnya saat baru saja mengakhiri panggilan telepon dengan Haidar, sudah dua hari ini Haidar tak pulang dan entah mengapa ia sangat merindukan sosok suaminya itu.

Rasa takut akan kehilangan Haidar kini menyeruak di hatinya, walau ia sadar waktu mereka tak lama lagi, tapi jika ingin meminta ia ingin kehidupan rumah tangga mereka bertahan selamanya.

"Apakah aku salah jika aku berharap Haidar mencintaiku seperti aku yang kini mulai mencintainya dan mulai membutuhkannya," ucap Dini, setetes air mata jatuh di pelupuk matanya entah mengapa bayang-bayang Joana kini membuat hatinya merasa gelisah, takut jika apa yang dipikirkannya itu benar, jika Joana ternyata masih hidup dan akan kembali ke kehidupan Haidar. Ia bisa melihat bagaimana besarnya cinta suaminya itu pada wanita yang bernama Joana.

Dini mengusap perutnya, entah mengapa ia menginginkan jika ada benih yang tumbuh di rahimnya saat ini, ia berharap walau suatu saat Haidar menceraikannya akan ada kehidupan yang dititipkan Haidar untuknya, walau hanya tak bersamanya ia punya sesuatu sebagai tanda jika ia pernah menjadi istri dari seorang Haidar.

Suara ketukan pintu membuat Dini langsung mengusap air matanya, ia yang tadinya berbaring langsung berjalan dengan cepat sambil terus menghilangkan sisa-sisa air matanya. Ia tak ingin jika kesedihannya sampai diketahui oleh sang ibu.

Saat membuka pintu Dini melihat jika yang mengetuk pintunya adalah ibunya, ia pun memberikan senyuman kepada sang ibu dan mencoba menghilangkan segala kesedihan yang kini menyelimutinya.

"Ada apa, Bu?" tanya Dini.

"Apa yang kamu lakukan seharian di kamar, kamu baik-baik saja kan?" tanya ibu membuat Dini pun hanya mengangguk.

"Aku baik-baik saja, Bu. Dini hanya ingin malas-malasan, sebenarnya Dini juga bosan ingin keluar, tapi Dini nggak berani takut sampai kejadian itu terulang lagi Bu, ayo Bu masuk," ucap Dini mempersilahkan ibunya masuk dan mereka duduk di kursi sofa yang ada di ruangan itu, Dini memberi isyarat kepada Yana untuk memberikan cemilan dan juga jus buah untuk ibunya.

"Iya benar, sebaiknya kita tetap di rumah ini ibu juga masih trauma dengan kejadian beberapa hari yang lalu. Oh ya Nak, apa Haider sangat sibuk? Kenapa dia sudah beberapa hari ini tak pulang?" tanya ibu membuat Dini hanya bisa tersenyu. Senyuman itu bisa diartikan sebagai pembenaran atas pertanyaan ibunya.

"Apa selama ini Haidar memang jarang pulang?" tanya ibu membuat Dini pun mengangguk.

"Kamu yang sabar ya mungkin dia memang sibuk di luar sana, nanti juga dia pasti pulang. Kamu itu adalah istrinya yang sah kalian menikah di depan penghulu dan mengatasnamakan Allah."

Mendengar kalimat ibunya, Dini kemudian memeluk ibunya dengan begitu erat dan ibu mengusap punggung Dini.

"Bu, Dini tak ingin terlalu berharap banyak dengan pernikahan ini dan Dini juga berharap Ibu melakukan hal yang sama. Haidar adalah orang yang berbeda dengan kita, walau Dini mencintainya dan berharap pernikahan ini terus langgeng selamanya. Namun, Dini tak berani meminta hal itu pada suami Dini. Dia suami Dini, tapi Dini tahu diri Bu, pernikahan ini hanya atas dasar kesepakatan. Walau memang pernikahan ini dilaksanakan secara sah, mereka sudah memberikan apa yang telah mereka janjikan, mengobati Ibu dan sekarang Dini nggak mau menuntut hal apapun pada mereka, walaupun nanti Dini bercerai Dini harap Ibu baik-baik saja, tak menyalahkan siapapun atas semua ini," ucap Dini melepaskan pelukan mereka dan menggenggam tangan ibunya. Ibu Dini menupuk pelan punggung tangan putrinya.

"Ibu paham, ibu sangat paham," ucap ibu Dini, walau awalnya ia tak setuju saat Dini menceritakan tentang alasannya menikah dengan Haidar. Namun, seiring berjalannya waktu dan sudah bertemu dengan Haidar, ibu tak menyalahkan siapapun baik itu menyalahkan Haidar, Dini, dirinya sendiri ataupun takdir, ia akan menjalani kehidupan sesuai dengan apa yang telah diberikan kepadanya. Saat ini ia harus tetap sehat agar bisa bersama putrinya, ia bisa mendampingi putrinya untuk mendapatkan kebahagiaannya lebih baik dari sebelumnya. Dini sudah melakukan hal banyak untuk membuatnya sehat, ia tak akan menyia-nyiakan kesehatannya sebelum melihat putrinya itu bahagia.

Hari berganti hari. Namun, Haidar tak juga kunjung pulang, beberapa kali Dini menghubunginya. Namun, Haidar hanya mengatakan jika dia sedang sibuk.

Ibu Dini juga tak banyak bertanya lagi, karena ia sudah mengerti seperti apa kehidupan rumah tangga putrinya, sedangkan Haidar di apartemennya terus melakukan hal-hal yang bisa membuat Joana kembali mengingat masa lalu mereka, mulai dari membawanya ke tempat-tempat yang sering mereka kunjungi, membelikan barang-barang kesukaan Joana yang pernah dimilikinya sebelumnya bahkan menceritakan banyak hal dan memperlihatkan foto-foto mereka. Namun, tetap saja Joana terus menggeleng dan tak mengingat satupun diantara semua kenangan yang berusaha Haidar ingatkan untuknya.

Malam hari Haidar masuk ke kamar Joana, sudah beberapa hari ini ia menahan diri untuk tak masuk ke kamar itu. Namun, malam ini ia tak bisa menahannya lagi dan mengatasnamakan melakukan hubungan dengan Joana mungkin saja bisa mengingatkan cinta mereka di masa lalu.

Haidar berjalan mendekati Joana, mengusap pipi Joana dengan begitu lembut memberikan kecupan di bibir yang selama ini sudah menjadi candunya. Joana yang merasakan semua itu membuka mata, Haidar sangat senang karena saat Joana terjaga ia tak menolak apa yang Haidar lakukan, ia bahkan membalas apa yang di lakukan Haidar, membuat Haidar semakin memperdalam ciumannya, bahkan sudah mengekspos tempat-tempat yang selama ini sudah menjadi tempat favoritnya.

Joana menerima semua sentuhan dan ciuman yang diberikan oleh Haidar. Namun, saat Haidar ingin melakukan hal inti yang sejak tadi diinginkannya Joana langsung menolak dan mendorongnya, ia berdiri dan merapikan kembali pakaiannya.

Haidar ikut berdiri dari tempat tidur dan kini menatap bingung pada Joana, ia sudah melepas bajunya dan hanya mengenakan pakaian dalam saja.

"Joana, ada apa?" tanyanya saat mendapat penolakan.

"Maaf, kamu sudah menyalahi menyetujui syarat ku untuk tinggal di sini, jika kamu tak akan melakukan hal ini sampai aku mengingat siapa kamu," ucap Joana yang kini sudah kembali merapikan pakaiannya yang tadi sempat terbuka karena apa yang dilakukan oleh Haidar.

"Joana, dengarkan aku! Kita sering melakukan hal ini, mungkin saja dengan melakukannya malam ini kamu bisa mengingat malam-malam yang kita lakukan selama ini bersama di kamar ini."

"Tidak, aku mohon hargai apa yang aku inginkan, tolong keluar dari kamarku jika tidak, aku tak akan lagi berusaha untuk mengingat masa laluku, kamu masih mengingatkan apa yang dikatakan oleh nenekku jika aku boleh kembali jika aku merasa tak tenang di sini dan kamu juga menyetujui hal itu."

Mendengar hal itu Haidar menarik nafas panjang dan menghembuskannya secara perlahan, ia memijat keningnya yang terasa berdenyut karena hasrat yang tertahan. Namun, ia sadar jika dia tak boleh memaksakan apa yang diinginkannya, dokter sudah mengatakan jika dia tak boleh memaksa anak itu untuk mengingat masa lalunya, ia harus melakukan secara perlahan. Tanpa mengucapkan kalimat sepatah kata pun Haidar langsung turun dari tempat tidur dan mengambil bajunya, ia keluar dari kamar itu tanpa melihat lagi ke arah Joana.

Joana melihat Haider yang sudah menutup pintunya, senyum terbit di bibirnya kemudian ia kembali berbaring di atas tempat tidur, mengambil ponsel yang disembunyikannya di bawah bantal dan mengirim pesan kepada seseorang.

Haidar yang sudah kembali ke kamarnya tak bisa tidur, hasratnya meminta untuk dipuaskan. Ia yang merasa gelisah memutuskan untuk pulang ke rumah Dini.

Dini yang sedang tertidur sangat terkejut saat Haidar tiba-tiba ada di kamarnya dan saat ini sudah berada di atas tubuhnya. Dini baru saja ingin bertanya. Namun, Haidar sudah membekap bibir Dini dengan bibirnya.

Dini yang juga merindukan belaian dari sang suami menerima dan membalas setiap sentuhan yang Haidar lakukan dan malam itu mereka kembali melakukan hubungan layaknya suami istri.

Dini mengusap rambut suaminya yang kini sudah tertidur sambil memeluknya, ada rasa heran di hatinya mengapa suaminya itu menyentuhnya malam ini begitu menggebu-gebu, berbeda dari malam biasanya. Ada apa dengannya, apakah dia juga merindukannya seperti apa yang ia rasakan.

1
Jansi Kojong
anak perempuan yg di tunggu2 dr hamil sblmnya keluarga pasti senang
Jansi Kojong
dini.. ibumu sehat dulu..
haider dan dini waktu yg akan menjawab.
Nur Haida
Haidar d khianati joana...kalo firasat aku joana blm mati
Marina Tarigan
kamu orang baik Haidar karena kebaikanmu itu kamu dibenci keluargamu sendiri dan joana manusia tdk bermoral dan serakah kamu dipertemukan dgn Dini gadis cantik dan sangat baik dan sederhana sekarang kamu mendapat kebahagian luar biasa dgn keluargamu sekali ini kita merasa puas jln ceritanya salam thour
Marina Tarigan
kado luar biasa Dini kamu anak tunggal Haidar juga anak tunggal sungguh hadiah yg sangat besar bagimu berdua dan keturunan kakek yg datang dari orang yg sangat disayangi kakek dan yg bertanggung jawab penuh kpd kakek demasa hidupnya
Marina Tarigan
pengawal2 dulu kemana semua apa muduh Haidsr sdh berkurang
Marina Tarigan
begitulsh kehidupan ini banyak harta tapi orang tua menderita karena kebanyakan tdk perduli kpd orangtua kecuali harta tapi barang siapa anak atau yg sangat memperhatikan orang tua pasti mendapat berkah dari sang Pencipta
Marina Tarigan
jaga baik2 kandunganmu Dini dgn baik
Marina Tarigan
laki2 kembar sama seperti ayahnya
Marina Tarigan
semoga kejahatanmu terbongkar joana dan berikan kesehatan dan ketabahan pd Dini thour
Marina Tarigan
haidar dan joana baik atsu buruk tdk masallah karena mereka sdh sangat menyskiti Dini tanpa kemanusiaan sangat sadis mentang2 kaya raya tunggu karma pdmu berdua
Marina Tarigan
semoga rencana jahatmu berdua Joana dan Akas tanpa sadar ketahuan oleh kelurga Haidar
Marina Tarigan
semoga kamu akan menyesal nantinya kamu sdh dicurangi oleh joana sepupumu itu
Marina Tarigan
Haidar yg begitu dermawan kepada Dini tanpa ia sadari ia menerima bencana yg menimpa dirinya sendiri
Marina Tarigan
bagus tindakanmu Dini dp kamu ttp di rmh itu perlakuan yg sdh diberikan pdmu sangat menyakiti hati tinggalkan semua
Marina Tarigan
gimana kamu
Dini ka
mu pengganti dari awal kamu sdh tahu pasrah saja jgn sakiti dirimu berjuang utk masa depanmu kamu harus kuat jgn bodoh
Marina Tarigan
lebih baik bercerai dp sakit hati terus Dini masih ada hari esok bagimu tugasmu sbgai sahnya Haidar sdh selesai
Marina Tarigan
terima saja takdirmu Dini apa yg terjadi itu yg terbaik ceraipun masa depanmu terjamin kedepannya dari pada mengharapkam tdk pasti capek jamu bisa dpt suami yg bisa mengasihimu tdk punya saingan yg dicintai suamimu
Marina Tarigan
semoga gak musuh Haidar yg mengikuti Dini orang kaya banyak musuhnya
Marina Tarigan
Dinipun sama seperti pikiranmu itu Haidar demi ibunya dia rela menikah dgnmu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!