"Ma, Papa Anin masih hidup atau sudah pergi ke Sur_ga?" tanya bocah cantik bermata sayu yang kini berusia 5 tahun.
"Papa masih hidup, Nak."
"Papa tinggal di mana, Ma?"
"Papa selalu tinggal di dalam hati kita. Selamanya," jawab wanita bersurai panjang dengan warna hitam pekat, sepekat hidupnya usai pergi dari suaminya lima tahun yang lalu.
"Kenapa papa enggak mau tinggal sama kita, Ma? Apa papa gak sayang sama Anin karena cuma anak penyakitan? Jadi beban buat papa?" cecar Anindita Khalifa.
Air mata yang sejak tadi ditahan Kirana, akhirnya luruh dan membasahi pipinya. Buru-buru ia menyeka air matanya yang jatuh karena tak ingin sang putri melihat dirinya menangis.
Mendorong rasa sebah di hatinya dalam-dalam, Kirana berusaha tetap tersenyum di depan Anin.
Sekuat tenaga Kirana menahan tangisnya. Sungguh, ia tak ingin kehilangan Anin. Kirana hanya berharap sebuah keajaiban dari Tuhan agar putrinya itu sembuh dari penyakitnya.
Bagian dari Novel : Jodoh Di Tapal Batas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 - Kenzo Ngambek
"Orang tua pasti sibuk bekerja demi masa depan anak-anaknya. Kasih sayang orang tua pasti tulus tanpa pamrih pada kita sebagai seorang anak. Sebagai anak yang baik, Ken harus rajin belajar biar papa dan bunda bangga sama kamu. Semua itu juga demi kebaikan Ken sendiri di masa depan agar jadi anak yang mandiri dan berguna bagi banyak orang," tutur Ken yang menirukan ucapan Kirana sewaktu mereka bertemu di sekolah beberapa waktu yang lalu.
"Mama Anin itu orangnya baik, cantik dan keren Bun." Puji Kenzo seraya memperlihatkan senyuman bahagia terpancar jelas di depan Hana.
"Keren gimana maksudmu, Ken? Apa dia naik mobil mewah atau pakai tas mahal kalau ke sekolah?" cecar Hana yang didera penasaran.
Tak dapat dipungkiri Hana merasa cemburu di hatinya, ketika Kenzo yang sudah ia anggap sebagai anak kandungnya sendiri justru memuji wanita lain di depannya secara gamblang.
"Enggak,"
Sepengetahuan Hana, para siswa yang belajar di sekolah Kenzo bukan dari kategori orang berduit semua. Perkiraan Hana hanya segelintir orang saja yang di sekolah itu termasuk orang kaya. Salah satunya yang berasal dari keluarga berpunya di sekolah Kenzo adalah keluarga kecilnya.
Hana sengaja memilih sekolah tersebut untuk Kenzo, selain karena lokasinya tak begitu jauh dari rumah mereka, ia melihat banyak prestasi yang telah dicapai para murid di sana.
Gedung sekolah yang baik, tertata rapi dan nilai akreditasi A juga sebagai pertimbangan Hana memasukkan Kenzo ke sekolah tersebut. Semua itu Hana tau via internet.
"Terus, keren nya dari mana?" pancing Hana kembali.
"Gak tau, Bun. Pokok nya Mama Anin tuh kelihatan keren. Bicaranya juga sopan sama kayak Anin. Gak beda-bedain teman lama dan teman baru. Mama Anin pakai motor bukan mobil, Bun."
"Astaga, Ken. Bunda pikir dia ke sekolah pakai mobil mewah yang lebih dari kita. Ternyata cuma naik motor toh. Gitu kok dibilang keren," cibir Hana seraya tertawa kecil.
Seketika raut wajah Kenzo yang awalnya ceria dan tersenyum, berubah tajam dan masam ke arah Hana.
"Bunda gak asyik deh! Aku berangkat langsung ke sekolah!" protes Kenzo seraya wajahnya sudah ditekuk dan cemberut.
Kemudian, Kenzo berjalan cepat ke pintu utama. Di mana sang sopir sedang memanaskan mobil di depan teras dan bersiap mengantarkannya ke sekolah.
"Loh, Ken. Kamu mau ke mana? Ayo sarapan dulu. Bunda sudah masakin ayam kecap kesukaanmu, Nak!" seru Hana memanggil Kenzo.
"Ken gak lapar! Nanti Ken bisa makan di kantin sekolah!" sahut Kenzo yang sudah berlari keluar seraya berteriak menolak ajakan Hana untuk sarapan bersama.
☘️☘️
Setibanya di teras rumah, Kenzo bergegas membuka pintu mobil lalu duduk di kursi penumpang.
"Ayo, Pak Giri. Berangkat," titah Kenzo seraya tangannya menutup pintu mobilnya. Lalu, ia menurunkan bagian kaca nya namun hanya setengahnya.
"Loh, tumben pagi banget berangkat sekolahnya."
"Aku pengin yang datang duluan ke sekolah, Pak. Masa tiap hari aku datang mepet jam masuk," jawab Kenzo yang memang memiliki otak cukup cerdas.
Kenzo berusaha memberikan alasan yang masuk logikanya pada Pak Giri yang notabene sebagai orang dewasa. Kenzo tak ingin jujur pada Pak Giri kalau ia berangkat ke sekolah lebih pagi karena ngambek dengan bundanya.
"Kenzo!"
"Mas Kenzo, itu bunda manggil. Masuk dulu, Mas. Siapa tau ada yang ketinggalan," tutur Pak Giri yang mendengar teriakan istri majikannya tersebut.
Pak Giri tak tau jika sebelumnya Kenzo baru saja bertengkar dengan Hana hingga ngambek.
"Gak ada yang ketinggalan, Pak. Ayo berangkat. Nanti keduluan anak lainnya datang. Aku ada urusan di sekolah jadi harus datang lebih awal," desak Kenzo.
"Aduh, gimana ya Mas. Itu bunda Mas Kenzo dari tadi manggil terus," ucap Pak Giri merasa dilema.
"Kalau Pak Giri gak mau anter, biar aku berangkat ke sekolah sendirian aja!" ancam Kenzo.
"Aduh, jangan Mas!" cegah Pak Giri saat melihat Kenzo hendak turun dari mobil. "Nanti papa Mas Kenzo bisa marah ke Pak Giri. Belum lagi pak komandan yang ada di Bandung. Bisa-bisa nyawa Pak Giri melayang kena tembak terus pindah alam deh. Mas Kenzo kan cucu kesayangan komandan," sambungnya.
"Makanya Pak Giri buruan anter aku sekolah. Nanti kalau aku mogok sekolah, aku bilang kakek biar Pak Giri masuk ke barak saja seumur hidup!" Kenzo semakin membuat Pak Giri terp0jok dan tak punya pilihan lain.
"Ba_ik, Mas. Pokoknya ja_ngan lapor komandan ya," ucap Pak Giri dengan nada suara terbata-bata terlihat ketakutan usai mendengar ancaman dari calon komandan cilik mematikan, Kenzo. Pak Giri terpaksa menuruti permintaan Kenzo tersebut.
Sedangkan di dalam rumah, Hana terburu-buru untuk memasukkan sarapan hasil masakannya ke dalam kotak bekal sekolah milik Kenzo. .
"Kenzo kenapa sensi banget pagi ini? Tumben sekali anak itu. Biasanya dia gak begini ke aku," gumam Hana cukup heran dengan reaksi Kenzo.
Setelah selesai, Hana bergegas jalan menuju teras rumahnya sembari membawa bekal dan botol minum Kenzo.
"Ken, ini bunda udah masukin sarapanmu ke kotak bekal." Ucap Hana seraya memasang senyum cantik di wajahnya. Berharap Kenzo luluh dan tidak ngambek lagi padanya.
Ketika langkah Hana mendekati pintu utama rumahnya, tiba-tiba...
BRUMM...
Suara deru mobil pun terdengar, Hana segera mempercepat langkahnya.
Seketika pupil Hana melebar tatkala ia terkejut melihat mobil yang biasa digunakan Pak Giri untuk mengantarkan Kenzo sekolah, perlahan melaju untuk keluar rumah.
"Loh, Kenzo!" teriak Hana dengan nada suara normal.
Hana masih terkejut sehingga belum mampu mencerna dengan cepat atas kondisi yang terjadi bahwa Kenzo saat ini tengah merajuk berat padanya.
Mobil yang dikemudikan Pak Giri baru saja keluar dari gerbang rumahnya. Barulah Hana tersadar.
"KENZO !!" teriak Hana seraya berusaha mengejar mobilnya tersebut.
Namun, aksi Hana tersebut tak berhasil. Mobil Pak Giri telah pergi dari kediamannya dan hilang dari pandangannya dalam sekejap ke jalan raya. Hana menghela nafas beratnya.
"Kenapa pagi ini bapak-anak dua-duanya bikin aku darah tinggi? Bapaknya gak pulang dari semalam, entah kelayapan ke mana. Di rumah, anaknya ikut-ikutan ngambek gak jelas. Cuma gara-gara aku singgung Mama Anin yang gak keren. Lah memang gak keren. Huft !!" keluh Hana.
Setelah itu, Hana memutuskan untuk menutup pagar rumahnya dan kembali masuk ke dalam.
"Aku jadi penasaran. Mama Anin itu orangnya seperti apa. Kata Kenzo, dia baik dan cantik. Gak biasanya Kenzo dekat sama orang asing," batin Hana.
Detik selanjutnya, langkah kaki Hana mendadak berhenti. Pikiran negatif dan serbuan kekhawatiran dalam benaknya kembali menghantui.
"Apa jangan-jangan Mama Anin itu tipe wanita penggoda seperti Mbak Kirana yang mudah merayu?" batin Hana menduga-duga kemiripan karakter sebagai pela_kor dalam dua orang berbeda menurutnya.
Padahal faktanya, mereka adalah orang yang sama. Entah bagaimana reaksi Hana saat mengetahui fakta tersebut.
"Sampai-sampai Kenzo saja memujinya keren, padahal cuma orang ke_re! Ke sekolah pakai motor aja pakai sok kenal sok dekat sama anakku yang kaya raya. Dasar orang miskin menyebalkan!" gerutunya.
Bersambung...
🍁🍁🍁
*Jangan lupa like dan tulis komen kalian ya. Siap-siap tensinya semakin naik. Aku mainkan konflik utamanya. 💋💋
/Sob//Sob//Sob/