NovelToon NovelToon
ISTRI KANDUNG

ISTRI KANDUNG

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Cinta Terlarang / Keluarga / Angst / Romansa / Dark Romance
Popularitas:47k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi_Gusriyeni

Penolakan Aster Zila Altair terhadap perjodohan antara dirinya dengan Leander membuat kedua pihak keluarga kaget. Pasalnya semua orang terutama di dunia bisnis mereka sudah tahu kalau keluarga Altair dan Ganendra akan menjalin ikatan pernikahan.

Untuk menghindari pandangan buruk dan rasa malu, Jedan Altair memaksa anak bungsunya untuk menggantikan sang kakak.

Liona Belrose terpaksa menyerahkan diri pada Leander Ganendra sebagai pengantin pengganti.

"Saya tidak menginginkan pernikahan ini, begitu juga dengan kamu, Liona. Jadi, jaga batasan kita dan saya mengharamkan cinta dalam pernikahan ini."_Leander Arsalan Ganendra.

"Saya tidak meminta hal ini, tapi saya tidak pernah memiliki kesempatan untuk memilih sepanjang hidup saya."_Liona Belrose Altair.

_ISTRI KANDUNG_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi_Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 : Aku Menerimanya

...

...

...🥀...

...

...

...🎶Mahiye Jinna Sohna🎶...

...🦋 Pergi ke mana pun kaki melangkah, jika dia adalah takdir, maka langkah itu pasti akan terus terarah padanya 🦋...

...🪞Kamis, 14 Agustus 2025🪞...

...🥀...

“Aku tidak bisa mencoreng nama keluarga kamu dan Altair hanya karena pernikahan ini.” Leander memegang kedua tangan Liona yang mulai dingin.

“Sebenarnya bukan itu alasanmu, katakan dan jelaskan padaku, Lio. Apa yang terjadi sebenarnya dan kenapa kamu sampai harus pergi sekarang?” Liona memejamkan matanya dan membalas genggaman tangan Leander.

“Aku tidak bisa cerita.”

“Kalau kamu tidak cerita, bagaimana aku bisa menanggapi situasi ini? Aku perlu tau juga mengenai ini.”

Liona mengangkat pandangannya dan menatap ke dalam hazel Leander yang begitu menusuk.

Liona menceritakan mengenai dirinya dan apa yang telah dia alami selama bersama dengan keluarga Altair. Mulai dari pelecehan yang sering dilakukan Jedan, kekerasan dari Arsen dan Fabrizio serta pengkhianatan Aster dan Narel padanya.

Liona menceritakan secara detail tanpa ada yang ia tutupi lagi. Semua itu membuat Leander merasa geram dan juga prihatin dengan nasib Liona.

“Aku tidak mau rasa kasihan darimu, Leand. Cukup beri aku ruang bebas agar aku bisa bahagia dengan diriku sendiri.” Leander terdiam beberapa saat mencerna apa yang diceritakan oleh Liona barusan.

Pantas saja dia beberapa kali melihat lebam di tubuh calon istri penggantinya itu. Ternyata selama ini dia mendapatkan kekerasan fisik dan juga pelecehan dari keluarga tirinya sendiri. Belum lagi harus menghadapi pengkhianatan dari Aster dan Narel.

“Aku terima semuanya, Liona,” jawab Leander dengan tenang. Liona merasa lega karena dia bisa pergi jauh dari semua hal yang akan menekan dirinya itu.

“Terima kasih sudah mau mengerti aku, apa aku bisa pergi sekarang?”

“Aku menerima kehidupanmu, bukan pembatalan pernikahan kita.”

“Hah?”

“Tetaplah di sini dan menikahlah denganku, aku tidak akan mempermasalahkan semua kehidupanmu. Kalau kamu bersikeras untuk tetap pergi, Altair akan sangat mudah menemukanmu, Lio. Mereka orang berkuasa dan satu-satunya tempat yang aman bagimu hanyalah rumahku. Dengan menjadi istriku, kamu tidak akan pernah diusik lagi oleh mereka. Aku akan memberikan ketenangan dan kenyamanan yang kamu inginkan selama ini. Percayalah padaku,” tutur Leander dengan serius.

Liona tidak menyangka bahwa pria di hadapannya akan berkata demikian.

“Kamu tidak malu dengan omongan orang di luaran sana mengenai aku nanti? Sepandai apa pun menutupi siapa aku, pasti akan ketahuan juga dan kamu yang akan malu,” timpal Liona.

“Persetan dengan omongan orang mengenai kamu. Aku yang akan menjadi suamimu dan aku yang akan mendampingi kamu seumur hidup. Rumah tangga ini pondasinya milik kita, lalu? Apa peduliku dengan omongan mereka mengenai kamu? Memangnya mereka yang akan menemani hari-hariku?” sahut Leander yang membuat Liona terharu.

Sungguh baik pria di hadapannya ini, tidak mempermasalahkan siapa dia dan peduli atas apa yang menimpa dirinya. Perlahan buliran bening itu kembali jatuh membasahi kedua pipi Liona.

Leander mengusap air mata itu perlahan dengan ibu jarinya dan mendekatkan wajahnya ke wajah Liona.

“Kenapa? Kenapa kamu menerima aku semudah ini?” tanya Liona yang tidak menyangka dengan penerimaan Leander.

“Sejujurnya aku sudah menautkan rasa padamu sejak malam itu. Malam di mana kamu menyerahkan diri sepenuhnya padaku dan ingin menjadi istriku seutuhnya. Aku tidak pernah luluh dengan omongan wanita tapi malam itu, aku luluh. Kau merasa bahwa kamu memang wanita yang tepat untukku.” Liona menghapus air matanya yang kembali jatuh lalu menunduk.

Leander memegang dagu Liona lagi dan menatapnya penuh kasih. “Kita percepat saja pernikahan ini, minggu depan bisa dan biar aku yang menyiapkan semuanya. Kamu hanya perlu duduk manis menunggu hari pernikahan tiba, sementara itu, kamu bisa tinggal di hotel ini.”

“Percepat?”

“Iya. Kamu mau, kan?” Liona tersenyum dan mengangguk, Leander mengusap kembali pipi Liona dan menghubungi beberapa anak buahnya untuk menjaga Liona di sekitaran hotel.

“Aku ada rapat hari ini, sepulang dari kantor, aku akan pulang ke rumah dan membicarakan percepatan hari pernikahan kita. Untuk urusan Altair, aku yang akan mengurus semua itu.” Liona tak bisa lagi berkata-kata dengan apa yang dilakukan oleh Leander.

“Sekali lagi terima kasih, Leand.”

“Sama-sama. Aku pergi dulu, jangan ke mana-mana. Mengerti.”

“Iya, aku akan di sini.”

“Aku menempatkan beberapa penjaga di sekitaran hotel ini untukmu. Kamu tidak perlu khawatir.”

...***...

Kemarahan besar harus dihadapi oleh Samaira dari Jedan dan Arsen. Mereka sangat murka ketika mengetahui bahwa Liona kabur semalam. Samaira menjadi amukan Jedan, bukan karena membantu Liona, melainkan karena lalai menjaga anak itu.

“Apa yang harus aku sampaikan pada keluarga Ganendra nantinya? Mereka akan merasa sangat terhina kalau tau Liona juga kabur,” bentar Jedan lalu melayangkan pukulan berkali-kali ke pipi Samaira.

“Kau dan anakmu sama-sama menyusahkan aku,” tambahnya lagi.

“Bukankah kau yang menyusahkan putriku? Kau berkali-kali mencoba melecehkan dia lalu mengasari dia hingga Liona memilih pergi. Coba saja kau tidak mesum, mungkin saat ini Liona ada di sini,” balas Samaira dengan nada tinggi pula.

Arsen dan Jedan sedikit terkejut. “Kau membentakku?” tanya Jedan tak menyangka.

“Kenapa? Dari tadi kau memukul aku dan membentakku seolah aku ini manusia hina. Kau pikir aku betah tinggal di sini dengan semua perilakumu dan juga anak-anakmu ini hah? Tidak Jedan. Persetan dengan nama baik keluargamu.” Samaira berdiri dari duduknya dan meninggalkan ruang tamu itu menuju kamarnya sendiri.

Jedan terduduk lemas melihat istri yang ia anggap lemah berani melawan. Tak lama, Samaira kembali turun dengan satu koper di tangannya.

“Mau ke mana kamu?” cekal Jedan saat Samaira sudah mendekati pintu.

“Aku bertahan di sini karena Liona. Dia butuh rumah, pendidikan, dan juga kehidupan yang layak. Sekarang. Liona sudah tidak ada, tidak ada alasan bagiku untuk tetap bertahan denganmu.” Arsen ikut menahan Samaira dengan menarik kopernya.

“Kau tidak boleh pergi, dengan kepergianmu dan Liona. Keluarga ini akan dipandang rendah oleh publik dan citra keluarga kita bisa jauh lebih buruk lagi,” balas Arsen yang langsung mendapatkan tatapan penuh kebencian dari Samaira.

“Pandangan? Kalian butuh kami untuk menjaga nama baik keluarga ini tapi apa yang kami dapatkan? Hanya penyiksaan, pelecehan, hingga penghinaan tak manusiawi selama lima tahun belakangan ini. Kau pikir, aku sebagai ibu Liona senang dengan perlakuan kalian padanya?” kata Samaira yang kini melotot pada Arsen, membuat pria 30 tahun itu menunduk tak bisa menjawab lagi.

“Sudah cukup, aku tidak mau jadi bagian dari keluarga ini. Aku akan mengirimkan surat cerai padamu, Jedan. Tunggu saja.” Samaira dengan angkuhnya mengambil koper di tangan Arsen dan melenggang pergi tanpa peduli dengan keluarga terkutuk itu lagi.

Jedan memecahkan vas bunga mahal miliknya dan terduduk lemas di sofa.

“Apa yang akan aku katakan nantinya pada Gibran? Kita benar-benar akan hancur.” Jedan menggeram kesal sekaligus panik saat ini.

1
Refa Dabil
Kecupannya mana/Chuckle/
Refa Dabil
Haha gak pedas lagi/Joyful/
Dewa Gotam
Siapkan kapsul besi mu
Dewa Gotam
Nyari gara2 aja ini org
Reni Irine
Syarat yg luar biasa dan penuh aura dominan si Lean/Chuckle/
Reni Irine
Yakin kalau dia bakalan lebih protek lagi sama Liona ini
Lolly Prameswari
Segitunya Lean ya/Cry//Cry/ aku terharu
Lolly Prameswari
Makanan skrg di kontrol lagi
Rihafa Syamil
Lio, suami kamu gak tidur semalaman karna gak kuat liat kamu sakit
Rihafa Syamil
Dia bukan hanya menjaga fisik, tapi juga hati dan pikiran Liona
Maita Loma
Kalau gue jdi lu sih malu ya
Maita Loma
Ni org gak tau aja kalau Leander marah gmna ya
Helga Lana
Kasian ya Liona, sulit pasti menghilangkan bayangan siksaan dlu
Helga Lana
Diare doang dia udah secemas ini
Humairah
Nurut aja biar dia seneng
Humairah
Kalau suami spek Lean begini, aku mah rela di posesif in tiap hari/Chuckle/
Tambuan
Pria penuh perhatian
Tambuan
Uuhh dia mulai emosi saking khawatirnya, apalagi sejak mengigau semalam
Siti Hanifa
Bosan hidup ya?
Siti Hanifa
Dia kasih perhatian tanpa menghilangkan sisi dominannya 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!