Raisa cukup kaget saat mertuanya menyurunya menjadi ibu susu keponakannya sendiri anak dari adik suaminya. apakah Raisa menyetujuinya atau menolaknya?..
*******************************
"milikmu enak sekali beda jauh dengan milik istriku" pujinya kala milik mereka telah menyatu, membuat wanita yang dibawahnya tersenyum bangga " aku ingin setiap hari kita melakukan ini" ucapannya lagi sambil mulai menggoyangkan pinggulnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myabra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23
"apa si Bu?" Kesal Fitri sambil tangannya dilipat "Belain tuh terus cucunya" ujarnya lagi. Membuat Rangga bangun ingin memukul Fitri dengan tangan pendeknya." Ye...ye gak kena" ledek Fitri sambil menjulurkan lidahnya dan kedua telapak tangannya menari di pelipis. Fitri duduk di kursi belakang bersama suster sedangkan Rangga Ameera, angel dan Fatma duduk di kursi tengah dan Raisa di kursi depan bersampingan dengan Arga. " Papah" panggil Rangga pada Arga yang akan menepikan mobilnya. " Iya sayang" jawab Arga " papah Tante Fitri jangan diajak yah, Tante Fitri nakal" adunya kepada Arga. " Kakak gak boleh gitu sama Tante, gak sopan. Minta maaf sama Tante" ujar Raisa dengan suara lembutnya. Dia tidak ingin anaknya nanti besar kepala kalau sering dibelain. Membuat Rangga menundukkan kepalanya.
" Tante juga jangan nakal, minta maaf sama kakak" Ujar Raisa kepada Fitri yang tadi cekikikan karena Raisa menegur keponakannya. Kini bibirnya random. Mendengar ucapan Raisa Rangga yang tadi menunduk kini bangun dari duduk sambil menoleh kebelakang. " Tante maafin kakak" Ujarnya sambil menjulurkan kelingkingnya, melihat itu Fitri yang tadi ngambek. Kini menjulurkan kelingkingnya pula " maafin Tante yah kakak'' Ujar Fitri sambil sedikit bangkit mencium pipi keponakannya. Arga menoleh kearah Raisa yang sedang tersenyum.
Membuat hati Arga menghangat ternyata wanita itu bisa mendidik anak-anaknya dengan sangat bijaksana." Kakak jadi nih, Tante Fitri gak diajak?" Tanya Arga menggoda Rangga. Membuat Rangga tersenyum. Dan langsung bangun mendekat kearah telinga Arga yang sedang memarkirkan mobilnya " diajak" bisiknya membuat Arga tersenyum . " Anak papah pinter banget Ujarnya meraih wajah Rangga dan menciumnya. Membuat bocah itu tertawa geli terkena kumis tipis Arga .
Sedangkan Raisa menatap kearah depan dengan tatapan nanar tak percaya dengan apa yang saat ini dia lihat. Sepasang kekasih yang hendak masuk kedalam mobil sedan berwarna putih. Mungkin mereka habis makan. Terlihat begitu mesra saat si wanita bergelayut manja ditangan kekar pria yang sedang berjalan disampingnya. Arga langsung melepaskan putra Angga itu dan berganti menatap kearah Raisa yang wajahnya nampak sedikit pucat. Dan mengikuti arah pandang Raisa yang terlihat kaget dan membeku.
" Raisa" panggil Arga membuat Raisa sedikit terkejut. "Apa yang kamu lihat didepan sampai kamu tidak berkedip" tanya Arga yang tidak melihat apapun kecuali penampakan mobil sedan lewat di depan mereka " hmmm...tidak ada" Ujarnya gelagapan dan segera membuka pintu mobil karena yang lain sudah keluar.
Kini mereka sedang duduk dirumah makan lesehan udaranya masih sangat asri dengan pemandangan sawah yang sudah setengah menguning. Ada tempat bermain bagi anak-anak jadi waktu tunggu tidak membosankan. bahkan ada kolam berisi ikan untuk terapi. Membuat Bu Fatma segera menuju tempat itu yang tidak jauh dari tempat mereka memesan makanan.
Meninggalkan Raisa yang hanya diam. Masih memikirkan apa yang dilihatnya tadi. Siapa pria itu?, pria yang bersama Talita mantan adik iparnya, wanita yang diketahui telah merusak rumah tangganya. Dia hanya berharap Arga tidak melihatnya tadi. Kalau Arga melihatnya, Raisa tidak bisa membayangkan apa jadinya nanti.
Saking tenggelamnya pikiran Raisa hingga tidak sadar semua makanan dan orang-orang sudah berkumpul.
"Sah.. " panggil si ibu sambil mentowel tangan Raisa. Membuat Raisa kaget bukan main. " Ko kamu malah ngelamun?. Ayo makan" ajak Fatma heran dengan sikap putrinya yang tak biasa begitupun yang lain. Tapi mereka memilih diam. Tapi tidak dengan Arga dia tahu apa yang sedang dipikirkan wanita itu. Mungkin Raisa pikir Arga tidak melihat Talita yang tadi ada diparkiran. Raisa salah besar justru Arga sudah melihatnya mangkanya dia mengalihkan pandangannya kepada Rangga dengan mencium bocah itu. Dan berhasil mengalihkan perhatian yang lain juga.Tapi tak disangka wanita itu malah melihat kearah pasangan yang tengah berjalan berpelukan.
" Jangan memikirkan hal-hal yang tidak harus dipikirkan" ujar Arga tanpa menatap kearah Raisa. Pria itu sibuk dengan cangkang kepiting milik Rangga. Membuat Raisa menoleh kearah Arga dengan banyak pertanyaan dikepala nya.
" Apa Arga melihat apa yang aku lihat?" Tanyanya sambil terus mengamati wajah pria itu. Wajahnya tampak tenang. Seperti tidak terpengaruh dengan kejadian tadi. Sebenarnya Arga ingin turun dan melabrak istri dan selingkuhannya tadi, tapi dia urungkan. Tidak mungkin dia membuat kegaduhan disaksikan oleh anak dan keponakannya yang masih kecil. Dan dia pun tidak mungkin membuat malu ibu dari putrinya. Dia tidak boleh gegabah dalam bertindak. Emosi hanya akan merusak segalanya. Bisa dibilang dia tidak punya harga diri dan pria bodoh karena bisa di perdaya oleh istrinya.
Akhirnya kini mereka sudah sampai villa yang dipesan oleh Arga sebelumnya. Mereka dibantu oleh penjaga villa untuk membawa barang-barang mereka . Akhirnya mereka membagi kamar. Raisa dengan Fatma , sedangkan Fitri dan suster dengan kamar bersampingan dengan Raisa agar memudahkan Raisa menemui Ameera jika bocah itu menangis. Sedangkan Arga dan Rangga dikamar paling ujung.
" Sah tadi kamu kenapa? Apa kamu sedang banyak pikiran" Tanya Fatma membuka obrolan. Membuat Raisa yang sedang menata pakaian menoleh dan menghampiri ibunya. " Raisa gak apa-apa Bu, mungkin perasaan ibu saja" Ujar Raisa sambil tersenyum dan menghampiri ibunya. " Kamu jangan bohong, ibu tau kamu sedang banyak pikiran, tapi ceritakan sama ibu, kamu punya Masalah apa" ujar Fatma mendesak Raisa agar mau cerita.
"Kitakan lagi liburan Bu, nanti saja yah.. Raisa ceritanya" Ujarnya setengah memohon " terserah kamu, ibu gak maksa" ujar Fatma menyerah.
" Nan, Ameera sudah dikasih makan belum?" Tanya Raisa kepada baby sister.
" Sudah bu barusan tadi" jawabnya
" Kalau sudah makan taruh saja di stroller, kamunya makan mumpung Ameera nya anteng " ujar Raisa.
" Iya Bu" jawabnya yang langsung mengerjakan apa yang dikatakan oleh Raisa.
" Ayo sini semua makan" ajak Bu Fatma menyiapkan makanan yang tadi Arga pesan. Akhirnya semua berkumpul di meja makan, makanan yang begitu menggugah selera membuat semua orang tidak sabar untuk menyantapnya.
" Kakak paman mana?" Tanya Raisa kepada Rangga. Membuat semua yang ada di meja makan celingukan mencari sosok Arga. " Tadi Fitri lihat mas Arga lagi terima telepon. Kayaknya serius" ujar Fitri dengan mimik wajah yang meyakinkan. " Dari siapa?" Tanya Raisa menyipitkan matanya
" Mana Fitri tau mbak, intinya mas Arga marah " ujar Fitri membuat Raisa hendak bangun dari duduknya, dan pamit memanggil Arga untuk makan bersama.
Tapi sebelum Raisa bangun sempurna, pria itu berjalan menghampiri mereka. " Nak Arga ayo makan" ajak Fatma ingin menyendok kan nasi untuk Arga yang langsung ditolak oleh pria itu" gak usah Bu, Arga ada perlu sebentar, kalian makan saja dulu" Ujarnya sekalian pamit. Raisa mendengar pria itu pamit buru-buru berlari kearah kamar untuk mengambil tas kecilnya. " Bu, Raisa pamit pergi sebentar. fit, nan tolong jaga anak-anak." Ujar Raisa. Langsung menyusul Arga yang sudah ada didalam mobil yang hendak melaju. Raisa replek langsung mencegatnya membuat Arga ngerem mendadak.