Kisah ini lanjutan dari kisah ku yang berjudul TRANSMIGRASI WANITA LICIK KE TUBUH MENANTU TAK DIINGINKAN versi kisah cinta Leon.
Dimana ada seorang gadis cantik sangat menyukai pria yang penuh tantangan. Dan akhirnya ia bertemu dengan Leon. Membuat dirinya jatuh cinta untuk pertama kalinya.
Penasaran?!
Ayo langsung mampir saja dan baca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MCTL~23
...🔥🔥🔥...
...Setelah selesai menikmati teh hangat. Mereka pun bubar. Nanda kembali ke negara B bersama Alan. Jasmin kembali ke rumahnya diantar oleh sopir....
...Saat mandi. Leticia menunduk sedih. Semua pembicaraan antara Leon dan Nolan kemarin kembali berputar di benaknya. Sambil menghela nafas berat, Leticia mematikan kerang air shower, berjalan keluar meninggalkan kamar mandi menuju meja. Di sana terdapat dua paper bag berisi sepatu dan dress yang disiapkan oleh kepala pelayan mansion. Ia kemudian mengenakan pakaian itu, lalu berdandan cantik....
"Daddy Leon, aku datang," gumam Leticia tersenyum bahagia menatap pantulan dirinya di cermin.
*
*
*
...Di perusahaan. Terlihat Roger berdiri terdiam menatap Leon yang sedang fokus membaca surat kontrak pernikahan yang ia siapkan untuk Leticia....
"Eemmm-"
"Dimana dia?" tanya Leon melirik dingin ke arah Roger.
"Saat ini Nyonya sedang berada di mansion. Dan-"
Brak!
...Leon mengebrak meja dengan marah, membuat Roger terkejut dan terdiam di tempat dengan perasaan bingung....
"Jangan panggil dia Nyonya. Wanita murahan itu tak pantas di panggil sebagai Nyonya," tekan Leon, nafasnya memburu marah menatap Roger.
"Ba-baik Tuan, maaf," ucap Roger menunduk takut.
"Bersihkan semua cctv mansion. Ganti semua pelayan dengan dua orang wanita dari salah satu rumah bordil. Aku ingin lihat, seberapa jauh dia bertahan di bawa tekananku," perintah Leon."Pastikan semua itu tetap di bawa kendali. Jangan sampai Ibu sambungku mengetahuinya."
"Baik, Tuan."
...Roger pun berbalik berjalan pergi meninggalkan ruangan. Dalam hati ia tak tega melakukan itu kepada gadis polos, ceria seperti Leticia. Akan tetapi ia pun tak bisa membantah perintah Leon....
"Aku harap Nyonya muda akan baik-baik saja menghadapi Tuan nantinya," gumam Roger.
...Ia segera merogoh ponselnya menelfon sang sopir yang menjemput Leticia untuk mengulur waktu, sehingga ia bisa memiliki waktu untuk melakukan tugasnya....
*
*
*
...Di sisi lain. Setelah mendapatkan panggilan, tiba-tiba saja mobil yang di tumpangi oleh Leticia mengalami mogok secara mendadak....
"Ada apa Pak?" tanya Leticia.
"Aduh Nyonya muda. Sepertinya ada yang rusak. Sabar saya memperbaikinya dulu," jawab sang sopir bergegas turun dari mobil.
...Leticia duduk terdiam dengan sabar menunggu sang sopir di dalam mobil. Hingga 20 menit kemudian, sang sopir kembali mendapatkan panggilan, dan itu dari Leon....
"Iya Tuan," sahut sang sopir sambil berbisik. Kedua matanya terus menatap ke arah jendela mobil kursi penumpang, memastikan Leticia tidak keluar atau membuka jendela mobil.
"Dimana kalian?" tanya Leon dari seberang ponsel.
"Kami di tengah jalan Tuan, belum tiba di mansion," jawab sang sopir.
"Suruh dia turun dan berjalan kaki, atau naik taksi, urusan dia," perintah Leon dingin.
"Tapi Tuan-"
"Apa kau sudah bosan berkerja?" potong Leon marah.
"Ah, tidak Tuan. Baik, saya akan melakukannya."
...Panggilan pun berakhir. Dengan berat hati, sang sopir berjalan mendekat kaca jendela mobil dimana Leticia berada, lalu mengetuknya....
Sret.
...Kaca mobil perlahan turun. Dari dalam mobil, Leticia langsung memasang senyuman hangat menatap sopir tersebut, membuat sopir tersebut terdiam membalas tatapan Leticia dengan tatapan rasa bersalah....
"Apakah mobilnya sudah bisa kembali berjalan, Pak?" tanya Leticia.
"Aa... maaf Nyonya muda. Tapi, mobil ini tidak bisa di pakai untuk melanjutkan perjalanan lagi," jawab sang sopir sambil menahan rasa bersalah yang tiba-tiba menyerangnya.
"Oh begitu ya? Lalu bagaimana sekarang Pak?" tanya Leticia polos tak tau apa-apa.
"Begini. Saya akan berikan alamat Tuan kepada Nyonya muda. Nyonya bisa ke sana mengunakan taksi," ucap sang sopir menyodorkan sebuah kartu alamat mansion milik Leon.
...Leticia mengangguk paham meraih kartu nama itu, lalu turun dari mobil. Leticia pun pamit kepada sang sopir, berjalan pergi sambil menenteng tas berisi buku miliknya. Beberapa saat kemudian saat Leticia menghilang dari pandangannya. Sang sopir itu pun bergegas masuk ke dalam mobil, pergi dari sana dengan berat hati....
*
*
...Dua jam kemudian. Suara petir menggema dimana-mana. Langit yang awalnya cerah, berubah menjadi mendung pertanda bahwa sebentar lagi akan tiba hujan deras. Akan tetapi, Leticia masih terus berjalan menelusuri jalan raya yang ramai sambil sesekali melirik ke sana kemari berharap ada sebuah taksi yang melintas, namun hasilnya nihil. Hingga akhirnya......
Biurr!
...Hujan deras menerpa kota A. Memaksa Leticia berlari ke arah tepi restoran untuk berteduh. ...
"Astaga... semua bajuku jadi basa semua," kelu Leticia sambil mengusap rambutnya yang basa.
...Sambil menunggu hujan reda. Leticia membuka tasnya, mengeluarkan sebuah pena dan buku harian miliknya, kemudian ia pun duduk dan mulai menulis....
..."DEAR DIARY....
Kemarin adalah hari pernikahanku bersama Leon. Di sisi lain aku bahagia karena akhirnya aku bisa bersama dengan pria impianku. Tapi di sisi lain." Tanpa sadar, air mata Leticia menetes."Aku sangat sedih karena Mama tidak dapat melihatku memakai gaung pernikahan yang begitu indah itu."
...Leticia menghentikan tulisnya menunduk dan menangis pilu. Hatinya begitu sakit mengingat pernikahannya yang terjadi tanpa di dampingi oleh keluarganya sendiri. ...
...Dari kejauhan, tanpa sepengetahuan Leticia. Leon duduk terdiam terdiam di dalam mobil sport miliknya menatap dingin ke arahnya....
(Bersambung)