NovelToon NovelToon
Melawan Restu

Melawan Restu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:854
Nilai: 5
Nama Author: Goresan_Pena421

Restu? lagi-lagi restu yang jadi penghalang, cinta beda agama memang sulit untuk di satukan, cinta beda alam juga sulit untuk di mengerti tetapi cinta terhalang restu berhasil membuat kedua belah pihak dilema antara maju atau mundur.

Apa yang akan dipilih oleh Dirga dan Klarisa, karena cinta terhalang restu bukanlah hubungan yang bisa dikatakan baik-baik saja untuk keduanya.

Ikuti kisah mereka didalam novel yang bertajuk "Melawan Restu".

Salam sehat
Happy reading

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Goresan_Pena421, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cinta di Ujung Restu

Matahari pagi menembus celah tirai kamar Klarisa. Udara lembap sisa hujan semalam masih terasa menusuk tulang. Ia terbangun dengan kepala berat, matanya bengkak karena terlalu lama menangis. Ponselnya masih tergeletak di samping bantal. Layar gelap, tapi begitu disentuh, pesan mengerikan semalam kembali terlihat.

> “Cinta itu akan menghancurkanmu kalau kamu terus keras kepala. Jangan tunggu sampai semuanya terlambat.”

Klarisa menutup mata, menahan gemetar yang tiba-tiba menyerang. Kata-kata itu seolah menyusup ke dadanya, membuat napas terasa sesak. Ia duduk di tepi ranjang, menatap kosong.

Di ruang tamu, Zelo sudah duduk sambil memegang gitar. Melodi sederhana ia petik, mengisi keheningan pagi. Mendengar langkah kakaknya, ia menoleh.

“Mbak nggak tidur nyenyak lagi, ya?” tanyanya pelan.

Klarisa hanya tersenyum tipis. “Mimpi buruk lagi. Dan… ada pesan aneh masuk semalam.”

Zelo segera meletakkan gitarnya. “Pesan? Pesan apa, Mbak?”

Klarisa menyerahkan ponselnya. Zelo membaca pesan itu dengan wajah mengeras. “Ini udah keterlaluan. Berarti ada yang sengaja mau ngancem Mbak.”

Klarisa menarik napas panjang. “Dek… kalau ini beneran serius, berarti hubungan aku sama Kak Dirga bukan cuma soal restu orangtua. Ada orang lain yang nggak suka lihat kita bersama.”

Zelo mengepalkan tangannya. “Siapa pun itu, pengecut banget. Ngancem dari balik layar. Tapi Mbak tenang, aku ada di sini. Aku nggak bakal biarin Mbak hadapin ini sendirian.”

Klarisa mengangguk pelan, meski hatinya masih berguncang.

 

Di sisi lain

Dirga duduk di ruang tamu rumahnya. Rambutnya acak-acakan, wajahnya pucat karena kurang tidur. Pesan ancaman yang ia terima semalam terus ia baca ulang.

> “Berhenti sama Klarisa sebelum semuanya terlambat. Ini peringatan terakhir.”

Tangannya gemetar menahan marah. Ia ingin sekali mencari tahu siapa pengirim pesan itu. Namun, nomornya tak dikenal, tak ada jejak.

Ibunya masuk ke ruang tamu, membawa secangkir teh. “Dirga, dari semalam ibu lihat kamu murung lagi. Ada apa?”

Dirga menoleh cepat, lalu menyembunyikan ponselnya. “Nggak ada apa-apa, Bu.”

“Tapi wajah kamu jelas banget menyimpan sesuatu.” Ibunya menaruh teh di meja. “Kamu masih mikirin Klarisa, ya?”

Dirga menunduk. Diamnya sudah jadi jawaban.

Ibunya menghela napas. “Nak, ibu ngerti kamu sayang sama dia. Tapi kamu juga harus tahu, restu orangtua itu bukan sekadar formalitas. Restu itu doa, itu keberkahan. Kalau hubunganmu terus dipaksa tanpa restu, apa kamu siap tanggung akibatnya?”

Kata-kata itu membuat Dirga makin tertekan. Ia ingin menjelaskan, ingin membela cintanya, tapi lidahnya kelu.

Akhirnya ia hanya berujar lirih, “Bu, aku nggak bisa ninggalin dia. Sekalipun restu itu sulit, aku tetap mau berjuang.”

Ibunya terdiam lama, menatap wajah anaknya. “Kalau begitu, jangan salahkan siapa pun kalau nanti ada konsekuensi yang nggak kamu duga. Ibu hanya takut kamu hancur.”

 

Sore itu, Klarisa dan Dirga sepakat bertemu lagi. Mereka memilih sebuah taman kecil di dekat kota, tempat yang jarang dikunjungi orang. Klarisa datang ditemani Zelo yang menunggu agak jauh, sedangkan Dirga sendirian.

Ketika bertemu, wajah keduanya sama-sama letih.

“Kamu juga dapat pesan itu, kan?” Klarisa membuka percakapan dengan suara pelan.

Dirga mengangguk. “Iya. Dan itu artinya kita nggak cuma berhadapan sama restu orangtua. Ada orang lain yang sengaja mau pisahin kita.”

“Menurut kamu siapa?” tanya Klarisa cemas.

Dirga menatap matanya. “Aku nggak tahu. Bisa orang yang nggak suka sama kita, bisa juga… keluarga sendiri.”

Klarisa terdiam. Kata terakhir itu menampar hatinya. Keluarga? Apa mungkin orangtua Dirga sendiri yang mengirimkan ancaman itu?

“Sayang…” Dirga menggenggam tangannya. “Aku janji, siapa pun mereka, aku nggak akan ninggalin kamu. Tapi kita harus hati-hati. Ancaman ini bisa jadi nyata.”

Air mata Klarisa mengalir. “Aku takut, Kak. Takut kalau semua ini berakhir buruk.”

Dirga mengusap pipinya lembut. “Kamu nggak sendirian. Kita akan lewatin ini bareng.”

Namun, jauh di kejauhan, Zelo memperhatikan dengan raut khawatir. Ia tahu ancaman itu bukan main-main.

 

Malamnya, Klarisa kembali menerima pesan.

> “Kamu masih keras kepala? Baiklah. Besok kamu akan lihat akibatnya.”

Kali ini, ancaman terasa lebih nyata. Klarisa langsung menunjukkan pesan itu pada Zelo.

“Mbak, ini udah bahaya. Aku nggak bisa diem aja. Aku harus lapor polisi.”

“Tapi Dek…” Klarisa menahan, “…kalau ini beneran dari keluarga Kak Dirga, apa nggak makin runyam?”

Zelo menggeleng. “Mbak, siapa pun pelakunya, ancaman ini udah kriminal. Nggak ada urusan sama restu atau nggak restu.”

Klarisa menunduk. Ia tahu Zelo benar. Tapi hatinya masih menolak untuk memperbesar masalah.

 

Kabar buruk datang. Motor Zelo yang diparkir di depan rumah ditemukan tergeletak dengan ban depan digembosi, kaca spion patah.

“Dek! Siapa yang ngelakuin ini?” Klarisa panik melihat kondisi motor adiknya.

Zelo mengamati kerusakan itu dengan wajah muram. “Mbak, ini udah jelas pesan. Mereka bukan cuma mau ngancem lewat kata-kata. Mereka udah mulai bertindak.”

Klarisa menahan air mata. “Tuhan… apa yang harus aku lakukan?”

Zelo menggenggam tangan kakaknya. “Kita nggak boleh kalah, Mbak. Kita harus kuat.”

Di tempat lain, Dirga juga menemukan mobilnya penuh coretan cat semprot. Tulisan besar terbaca jelas:

> “BERHENTI SEBELUM TERLAMBAT.”

Dirga mengatupkan rahangnya, darahnya mendidih. “Sampai kapan pun aku nggak akan nyerah.”

 

Titik Terendah

Hari-hari berikutnya jadi semakin berat. Klarisa sulit tidur, setiap malam dihantui ketakutan. Zelo mencoba menghibur dengan canda, tapi tetap saja ada kegelisahan

🌹 Pantun Penutup 🌹

Jalan berliku penuh duri,

kabut tebal menutup jalan.

Hati merindu tak henti-henti,

cinta berjuang melawan ancaman.

Bunga mekar di tepi telaga,

indah namun mudah layu.

Restu orangtua tetap dijaga,

meski cinta terus menggebu.

Hujan turun membasahi bumi,

angin dingin menusuk rasa.

Jika cinta sejati takkan pergi,

biarpun badai datang menerpa.

Burung terbang menuju senja,

sayapnya rapuh tetap bertahan.

Klarisa dan Dirga di ujung dilema,

antara cinta atau kehilangan.

Lilin kecil tetap menyala,

meski gelap menutup ruang.

Doa terlantun penuh makna,

Tuhan pasti beri terang.

Air mata jatuh di malam sepi,

mimpi buruk datang berulang.

Namun hati terus berjanji,

cinta tak akan mudah tumbang.

Jika restu tak kunjung tiba,

apakah cinta tetap berjaya?

Atau semua hanya sia-sia,

hingga luka kian membekas di jiwa?

1
TokoFebri
kalau dalam Islam ridho ibu adalah ridho Allah. tapi kalau sudah cinta, biasanya tetap di terjang dengan berdasarkan keyakinan.
Goresan_Pena421: 🙂 kali ini bisa kah begitu ya kak 😭 di real lifenya ga kalah menegangkan soalnya. 😉
total 1 replies
TokoFebri
banyak banget nama panggilannya
Goresan_Pena421: 🙂 nanti ada part dimana beda nama panggilan beda cerita kak.
total 1 replies
TokoFebri
biasaanya sanggup 😢
Goresan_Pena421: 🙂 susah kak nanti ujungnya gini "Kalau kita pacaran udah lama tapi Emang ga bisa, udah ya kita putus aja," 🙂 karena anak laki-laki milik ibunya sampai ia meninggal sementara anak perempuan milik ayahnya sampai ia menikah. 😊
total 1 replies
Amerta
🙏 Terbawa dalam suasana yang tercipta dari tulisan author. 🥹 sayangnya restu tidak bisa di COD ya thor 🤭
SETO ristyo anugrah putra
Bagus, novel nya aku suka kak.
Goresan_Pena421: Terima kasih kak Seto 🙏✨ masih belajar nulis ini kak pemula.
total 1 replies
Nadin Alina
Betul, kalau jodoh pasti akan dipersatukan mau sesulit apapun itu Klarisa
Goresan_Pena421: 🙂 Klarisa masih yakin kalau gelap ga selamanya gelap dek.
total 1 replies
Nadin Alina
Klarisa, panggilan kamu banyak banget. Kayak cintanya Dirga ke kamu...
Eaakk🤭😂
Goresan_Pena421: 😍😍🤣🤣🤭
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!