NovelToon NovelToon
SISTEM CHECK-IN TAK TERKALAHKAN

SISTEM CHECK-IN TAK TERKALAHKAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Sistem / Dikelilingi wanita cantik / Crazy Rich/Konglomerat / Kebangkitan pecundang / Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: ZHRCY

[Apakah Tuan Rumah ingin melakukan check-in?]

"Ya, tentu."

[Selamat, Tuan Rumah, telah memperoleh sebuah bangunan Apartemen mewah di kompleks perumahan Luxury Modern, uang tunai sebesar $100.000, serta sebuah Ferarri 458. Anda juga menerima....]

[Tuan Rumah, uangnya sudah ditransfer ke rekening Anda. Dokumen apartemen dan kunci mobil telah dimasukkan ke dalam inventaris sistem...]

Pesan inilah yang mengubah hidup Gray selamanya.

Dari seorang yang tak berarti, yang berjuang melewati keras dan suramnya kehidupan, menjadi orang terkaya dan paling berkuasa di dunia. Bahkan di seluruh realitas?

Inilah kisah penuh petualangan Gray Terrens.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZHRCY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BOSAN

Malam – The Rosehill Terrace

Cahaya keemasan hangat dari lampu gantung klasik menerangi interior beludru lembut The Rosehill Terrace, salah satu restoran fine-dining paling eksklusif di Silvergrove.

Terletak di jantung kota, restoran ini dikenal karena ruangan-ruangan pribadinya, koleksi anggur langka, dan aturan reservasi ketat—kebanyakan didatangi oleh anak-anak CEO, dan Pewaris.

Saat Viona membuka pintu menuju sebuah ruangan pribadi, suara tawa terdengar hingga ke lorong.

Di dalam, sekelompok enam pria dan wanita muda duduk dengan nyaman, menyesap minuman dan mencicipi hidangan pembuka gourmet yang disajikan bersama. Semua orang di ruangan itu lahir dari keluarga kaya atau memiliki koneksi yang membuat pintu terbuka dengan mudah.

Ketika Viona masuk, kelompok itu menyapanya santai. Paula melambaikan tangan sambil tersenyum dan menepuk kursi di sebelahnya.

“Viona! Di sini.”

Viona tersenyum dan duduk di kursi kosong di sampingnya.

“Hai, Paula.”

"Kau datang tepat waktu. Edwin hampir saja menceritakan sesuatu yang gila yang dia dengar dari ayahnya tadi pagi," kata Paula, matanya bersinar penuh rasa ingin tahu.

Di seberang meja, Edwin Wendell—putra tunggal Wakil Presiden regional Emerald Bay Realty—mengangguk sopan pada Viona.

“Halo, Viona.”

“Halo, Edwin,” balasnya.

Saat percakapan berlanjut, Viona bersandar ke belakang dan menyilangkan tangannya, perhatiannya setengah tertuju pada gelas anggur di depannya. Tapi begitu Edwin mulai berbicara, telinganya langsung fokus.

“Jadi,” Edwin memulai lagi, "aku pergi menemui ayahku di kantornya tadi pagi, ya? Dan saat aku sampai di sana, aku melihatnya berdiri di luar—hanya... menatap jalan seolah menunggu seseorang yang penting.”

Paula mengernyit. “Ayahmu tidak pernah meninggalkan meja kerjanya untuk siapa pun.”

“Teoat sekali,” kata Edwin. "Jadi aku bertanya padanya apa yang terjadi. Dia mengatakan baru saja mengantar klien VVIP baru."

Hal itu membuat beberapa orang mengangkat alis.

“Awalnya aku sama sekali tidak tertarik,” Edwin melanjutkan. “Aku pikir itu palingan seorang miliarder tua.”

Beberapa orang di meja itu terkekeh.

“Tapi kemudian dia mengatakan sesuatu yang benar-benar membuatku terkejut. Klien itu?” Edwin berhenti sejenak, membuat efek dramatis. “Dia mengatakan orang itu kelihatan seumuran denganku. Mungkin bahkan lebih muda.”

Hal itu langsung mengubah suasana.

Semua orang langsung duduk lebih tegak.

“Apa?” tanya seseorang.

“Ya. Anak itu tidak kelihatan lebih dari dua puluh tahun.”

Paula menyipitkan mata. “Klien VVIP di Emerald? Tapi itu berarti—”

Edwin mengangguk. "Properti senilai setidaknya sepuluh juta. Minimal. Aku bertanya pada ayahku jenis properti apa itu, dan dia tidak memberi angka, tapi dia memberi nama."

Dia membiarkan jeda itu menggantung, tahu bahwa mereka semua sudah sangat penasaran.

Akhirnya dia berkata, “Regalia Crest Residence Complex. Crownwater Avenue.”

Reaksi langsung pecah.

Terdengar suara terkejut dari seluruh meja. Beberapa mulut terbuka tak percaya. Bahkan pelayan yang baru saja lewat sempat menoleh kaget saat mendengar nama itu.

“Tunggu, apa?” kata Paula, terkejut.

“Ya,” Edwin menimpali, puas dengan reaksi mereka. “Aku juga berpikir begitu. Dan kalian tahu betapa ketatnya lingkaran kepemilikan di Crownwater. Bahkan untuk menyewa saja, harus mendapatkan undangan eksklusif.”

Seseorang menambahkan, “Kau membutuhkan dukungan politik atau finansial besar untuk bisa dipertimbangkan. Apalagi kalau sebuah kompleks?”

Edwin mengangguk. "Itulah mengapa aku terus mendesak. Tentu saja, ayahku tidak akan mengatakan apa-apa. Tapi aku berhasil membuat resepsionis memberiku sesuatu.”

Mereka semu mencondongkan badan secara bersamaan.

"Dia tidak memberi tahu nama lengkapnya, jelas. Tapi setelah banyak meyakinkan—dan sedikit suap—dia memberitahu nama depan pria itu. Hanya satu kata: Gray.”

Saat itu juga, Viona terdiam.

Genggamannya sedikit mengencang di gelas anggurnya, dan dia memutar kepalanya ke arah Edwin.

Edwin menangkap reaksinya dan tersenyum penuh arti. “Viona,” katanya dengan nada bermain-main, “kelihatannya kau mengetahui sesuatu. Penasaran, ya?”

Dia berusaha menjaga ekspresinya tetap tenang. “Hanya terkejut, itu saja. Memang... Tidak terduga.”

Edwin bersandar ke belakang. "Sebenarnya aku ingin tahu lebih banyak, tapi kalian semua tahu bagaimana Emerald beroperasi. Klien VVIP hampir seperti hantu. Aku tidak ingin menimbulkan masalah untuk ayahku.”

Semua orang mengangguk paham.

Tapi Viona tidak ikut menanggapi.

Pikirannya melayang cepat. Gray... Nama itu terus terngiang di telinganya.

Dia teringat percakapan mereka tadi. Gray mengatakan dia sibuk. Katanya ada urusan penting yang harus diselesaikan.

Mungkinkah Gray itu adalah Gray yang dia kenal?

Orang yang duduk di depannya tadi siang dengan ketenangan yang luar biasa...?

Dia menyesap minumannya pelan, berusaha tetap terlihat tenang. Tapi di dalam, pikirannya sedang bergejolak.

~ ~ ~

Malam Hari – Penthouse Gray

Gray bersandar di sofa besar, satu tangan terentang di belakang kepalanya, sementara tangan satunya menggulir layar ponsel dengan malas.

Sebuah film diputar—sesuatu yang ringan yang tidak ditonton dengan serius. Dia kembali dari luar hampir satu jam yang lalu, dan waktu berlalu dengan lambat sejak saat itu.

Sejujurnya, dia merasa sangat bosan.

Sebagai seseorang yang telah menghabiskan sebagian besar hidupnya hanya untuk bertahan hidup, dan tidak pernah memiliki kesempatan untuk benar-benar menikmati hidupnya, Gray tidak pernah belajar bagaimana caranya bersenang-senang. Bahkan sekarang, dengan hampir satu juta dolar di rekening dan sistem yang memberinya hadiah, dia merasa... tidak siap.

Untuk pertama kalinya dalam bertahun-tahun, dia tidak memiliki jadwal. Tidak ada atasan yang menekannya dan tidak ada tagihan sewa yang menunggak atau tagihan yang menumpuk untuk dikhawatirkan.

Dia bebas dari semuanya, namun di sini dia berada, menggulir antara berita, meme, dan daftar toko online, mencoba merasakan sesuatu.

"Mungkin aku harus mencoba pergi ke klub malam ini?" dia bergumam, hampir meyakinkan dirinya sendiri.

Pikirannya terasa asing. Dia belum pernah pergi ke klub sebelumnya. Bayangan lampu berkedip-kedip, musik keras, dan kerumunan orang berdesakan tidak menarik baginya. Setidaknya, tidak sendirian.

Yang lebih penting lagi, dia tidak mau masuk ke dunia yang asing tanpa setidaknya satu orang yang mengenal tempat itu.

Lupakan ide itu.

Matanya kembali melayang ke layar ponsel.

“Mungkin aku harus membeli ponsel baru,” katanya pelan.

Ponsel yang dia gunakan sudah bertahun-tahun - sebuah Android dengan tepi yang retak dan respons yang lambat. Ponsel itu telah melayaninya dengan setia, tapi sekarang tidak lagi mencerminkan siapa dirinya.

“iPhone atau Android?” dia memikirkannya

Dia tidak setia pada merek manapun, dan sekarang karena dia mampu membeli apapun yang dia inginkan, dia memutuskan besok akan langsung masuk toko dan membeli apapun yang terasa nyaman di tangannya.

Tidak perlu lagi berpikir berlebihan.

Akhirnya, malam semakin larut. Meski dikelilingi kemewahan, malamnya tetap sunyi.

Dia sempat membaca artikel teknologi, main beberapa ronde di PS5, dan memanaskan sisa makanan. Itu tidak menarik—tapi tenang.

Namun, rasa hampa itu tetap ada.

Saat naik ke tempat tidur dan menarik selimut lembut dengan serat halus, dia menatap langit-langit.

"Aku tidak bisa melakukan ini selamanya," dia bergumam.

Dia tahu jika dia terus mengurung diri seperti ini, bahkan surga pun akan terasa seperti penjara.

"Mungkin aku harus mulai bersosialisasi. Itu seharusnya tidak sulit... Bukan?" bisiknya pada dirinya sendiri.

Tidak ingin terlalu memikirkannya, Gray menutup mata dan perlahan tertidur.

Besok adalah hari baru, dan dia diam-diam menantikan hadiah yang akan diterimanya. Mungkin akan ada kejutan seperti hari ini. Yang bisa dia lakukan hanyalah menunggu dan melihat.

1
:)
tersembunyi setelahnya jangan titik tapi koma
:)
untuk pakaian, dalam

kamu lupa kasih koma nanti orang yang baca jadi aneh
:): dan juga belanja nya jangan ada titik
total 1 replies
:)
*kau
ELCAPO: thanks koreksinya
total 1 replies
Fatkhur Kevin
lanjut thor
ELCAPO: sipp
jangan lupa suport teruss💪💪
total 1 replies
VYRDAWZ2112
💪🙏 tks thor
black swan
...
Fatkhur Kevin
baik. update yg banyak thor
ELCAPO: tetapp support teruss karya akuu
total 1 replies
Dexter Ngo
bagus
ELCAPO: tetap support terus guyss😘😘
total 1 replies
VYRDAWZ2112
ttp cemungut kak
VYRDAWZ2112
cemungut kak
VYRDAWZ2112
next
ELCAPO: sudah bisa diperiksa sudah update bab terbaruu😍😍
total 1 replies
tay kus
ini hanya berputar putar ceritanya
ELCAPO: tetap sabar proses masih panjangg💪
total 1 replies
Agent 2
manatttttttaaaaaaaappppppppp 👍👍👍👍👍
Agent 2
matttttaaaaaaaappppppppp👍👍👍👍👍👍👍👍
Dolphin
kerenn thor
Dolphin
kerenn
VYRDAWZ2112
smgt thor biar mkin bnyk yg tau novel ni
VYRDAWZ2112
bagus kok thorr,,👍
VYRDAWZ2112
💪💪💪
Fatkhur Kevin
lope lope sistem
ELCAPO: semangat juga baca ceritanya😘😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!