NovelToon NovelToon
Cinta Monyet Nadia

Cinta Monyet Nadia

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintapertama / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: CumaHalu

Nadia Zahira Wijaya (16th) baru saja menyelesaikan MPLS di sekolah barunya di jenjang SMA. Selama MPLS, Nadia mendapat perlakuan istimewa dari kakak kelasnya bernama Reno dan membuat kakak kelasnya cemburu. Di masa itu juga Nadia mendapat banyak teman baru, hingga memiliki teman akrab tiga orang bernama Widya, Dewi dan Riska. Mereka juga berada di kelas yang sama. Awal masuk semua baik-baik saja, dan masalah muncul ketika Riska naksir teman sekelasnya bernama Farhan, sedangkan Farhan naksir Nadia. Masalah itu pula menyebabkan perpecahan di antara mereka berempat. Sementara Nadia memiliki perasaan spesial pada Faizar, seorang mahasiswa yang sedang PPL di sekolahnya. Bagaimana Nadia mengatasi masalahnya di sekolah? Apakah dia memilih salah satu diantara mereka untuk meredam suasana atau tetap menjomblo hingga lulus sekolah? Apakah Faizar memiliki perasaan yang sama dengan Nadia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CumaHalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari-hari Terakhir

"Dani, aku minta maaf beberapa hari ini mengabaikanmu. Aku pikir setelah putus denganmu, aku bisa dengan mudah melupakanmu karena kamu sering selingkuh. Tapi setelah melihat sendiri bagaimana cara kamu untuk minta maaf, aku berpikir ulang untuk kembali memulai hubungan lagi denganmu. Maafkan aku Dani," tulis Rosa.

Dani mengusap wajahnya dan mendengus kesal. Disaat hatinya sudah mulai menerima kenyataan kalau dirinya tak bisa bersama dengan Rosa. Justru Rosa kembali menghubungi dirinya, bahkan memikirkan ulang hubungannya. Setelah mengambil napas dalam dan menghembuskannya perlahan, Dani mulai mengetikkan kata demi kata membalas pesan Rosa.

"Rosa, jujur beberapa hari yang lalu aku sangat berharap kamu mau mendengarkan aku. Bahkan aku juga sengaja membawa adikku sebagai bukti kesungguhanku. Tapi untuk sekarang, semua sudah terlanjur. Aku sudah bertunangan dengan wanita pilihan kedua orang tuaku."

Jemari Dani bergetar saat mengirimkan pesan yang baru saja ditulisnya. Namun ia harus memberi tau soal itu pada Rosa daripada memberi harapan palsu. Setelah mengirimkan pesan itu, Dani beranjak dari tempat duduknya dan masuk ke kamar.

...KEESOKAN PAGINYA...

Hari-hari Nadia seperti biasanya. Bangun pagi, sholat dan sarapan. Namun kali ini ia melihat wajah murung kakak pertamanya. Nadia hanya melirik dan menyenggol lengan ibunya, keduanya melirik Dani yang tidak seperti biasanya.

"Dani, kamu kenapa?" tanya Bu Dena yang sejak tadi saling lirik dengan Nadia.

"Nggak papa Bun, hari ini aku mau ke luar kota. Kebetulan dapat klien baru dari luar kota."

"Kasus apa Dani?"

"Biasa, kasus sengketa tanah. Tapi orang ini sudah sepuh dan anak-anaknya di luar negeri semua. Jadi aku dan Ferdy yang akan ke rumahnya."

"Iya, semoga kasusnya kamu yang menang ya," ucap Bu Dena.

"Amiin, terimakasih bunda. Aku berangkat sekarang," kata Dani sambil beranjak dari tempat duduknya dan mencium punggung tangan Bu Dena.

"Bun, ayah dimana?" sambung Dani.

"Di ruang kerjanya. Kamu susul aja dia kesana," jawab Bu Dena.

Selepas Dani pergi dari ruang makan. Nadia meyelesaikan sarapannya. Ia berpamitan pada Bu Dena dan ke ruang kerja pak Harun. Saat sampai di depan, Nadia melihat Dani masih menerima telfon dari temannya. Dani menghampiri Nadia dan menggandeng tangannya.

"Kenapa kak?" tanya Nadia begitu Dani menyelesaikan obrolannya lewat telepon.

"Kakak aja yang anter kamu."

Nadia tersenyum dan masuk mobil Dani. Setelah memastikan adiknya memasang sabuk pengaman, Dani melajukan mobilnya perlahan.

"Tumben kakak nggak ugal-ugalan?" cibir Nadia.

"Mulai deh ngejeknya." Dani mengacak-acak rambut Nadia yang tergerai panjang. Dengan kesal Nadia merapikan rambutnya dengan tangan dan memanyunkan bibirnya tujuh senti.

"Jangan dong kak, aku kan udah rapihin," sungut Nadia.

"Haha, lucu banget kalau lagi ngambek," kelakar Dani sambil mencubit gemas pipi adiknya.

Sampai di sekolah, Nadia keluar dari mobil. Ia melihat Faizar sedang berdiri di dekat gerbang. Nadia dan Faizar saling tatap dan keduanya berjalan mendekat. Dani yang memperhatikan dari dalam mobilnya tersenyum melihat adiknya.

"Dia siapa, almamater kampusnya sepertinya tidak asing," gumam Dani.

Dani berniat keluar untuk menghampiri Faizar, namun saat memegang handle pintu, ponselnya berbunyi nyaring dan akhirnya Dani mengurungkan niatnya. Dani segera melajukan mobilnya pergi dari sekolah Nadia.

Sementara Nadia berjalan beriringan bersama Faizar sejak dari gerbang menuju kelasnya. Karena hari ini jadwal pelajaran pertama diisi oleh Faizar. Bel masuk berbunyi, Nadia duduk di bangkunya dan seperti biasanya. Riska dan Widya belum menunjukkan batang hidungnya. Sementara Faizar sudah duduk di kursi guru menunggu semua siswa dan siswi berkumpul.

Semua siswa sudah berkumpul, termasuk Riska yang datang berduaan bersama dengan Farhan. Keduanya masuk dan langsung duduk di bangku masing-masing. Mengeluarkan buku pelajaran dan tersenyum menatap ke sekelilingnya.

"Kencannya asyik ya sampe ga denger bel masuk berbunyi?" ucap Faizar menatap Farhan dan Riska bergantian.

"Anu, tadi kita lagi bahas PR kak," jawab Riska gugup.

"Sudah, kita mulai pelajaran hari ini dengan berdoa terlebih dahulu," ucap Faizar. Dan semua siswa-siswi menundukkan kepalanya, Faizar mulai berdoa dan di akhirnya dengan mengucap Aamin secara serempak oleh siswa-siswinya.

Bel istirahat berbunyi, Nadia berdiri dan menghampiri Faizar. "Kak, apa kakak punya saudara ustadz?"

"Iya, ada apa Nadia?"

"Aku waktu itu datang ke pesta ulang tahun Farhan, dan melihat ustadz yang mengisi acaranya dijemput. Dan aku pikir itu kakak yang menjemput ustadznya," ulas Nadia.

"Oh, mungkin cuma kebetulan sama saja dengan motorku, Nad." Faizar tertawa kecil sambil menatap Nadia.

"Hehe, apa ya gitu ya. Kan aku ga tau kak." Nadia tertawa kecil.

"Ga kamu samperin sih, seharusnya kalau kepo itu di samperin, jadi tau sekalian."

Nadia mengangguk dan tersenyum, dari arah pintu seorang mahasiswa datang dan menghampiri Faizar yang masih berdiri di dekat meja guru. "Zar, lusa kita mau bikin acara perpisahan sebelum balik ke kampus."

"Ntar malem kita bahas di kosku aja."

"Oke," jawab mahasiswa tersebut sambil berlalu meninggalkan kelas.

Mendengar Faizar akan meninggalkan sekolahnya, hati Nadia terpukul dan mulai merasa takut menjalani hari-harinya di sekolah. Namun, lamunannya buyar saat Dewi menarik tangannya dan mengajaknya ke kantin.

Di kantin Nadia masih saja murung dan enggan menanggapi candaan dan berbagai pertanyaan dari teman-temannya. Ia memilih menjawab singkat atau malah terdiam. Teman-teman Nadia merasa kalau sahabatnya itu murung sejak keluar dari kelas.

"Nad, kamu kenapa sih?" tanya Riska menatap sahabatnya itu kesal.

"Aku gapapa kog," jawab Nadia.

"Apa sih yang kamu pikirin sampai melamun terus dari tadi. Jawab dong Nad, masa kita dari tadi ngobrol, kamunya diem aja. Biasanya kamu juga paling asik disini," cerocos Widya.

Nadia masih saja diam sampai bel masuk berbunyi. Mereka semua kembali ke kelas dan guru matematika langsung menutup pintu begitu masuk kelas. Nadia yang dilanda kesedihan hanya tersenyum dan mencatat, namun semua yang di sampaikan guru matematika tidak ada yang masuk ke kepalanya.

"Nadia, coba kamu kerjakan contoh soal nomer dua," perintah guru matematika.

Nadia tak bergeming dan masih saja berdiam diri. Guru matematika kesal mendapati muridnya yang tidak fokus dalam pelajarannya. Ia mendekati Nadia dan menggebrak meja.

BRAK!

Nadia tersentak kaget ketika guru matematika berdiri di hadapannya dengan tatapan tajam dan menggeram penuh amarah. "Berdiri dan kerjakan semua soalnya di depan kelas!!" titahnya dengan tangan menunjuk pintu.

Nadia mengambil bukunya dan keluar dari kelas. Ia mengerjakan soal-soal dengan berdiri dan mengabaikan tatapan dari banyak pasang mata yang sedang melintas di hadapannya.

"Nadia, kenapa kamu mengerjakan soal di luar?" tanya Faizar.

1
Nurika Hikmawati
pucuk dicinta ulam pun tiba
Nurika Hikmawati
aaah.... jadi inget masa-masa putih abu. Gibahin kk kelas ganteng... masa-masa terbaik
drpiupou
lah bwkwkw parah banget
drpiupou
huhh Nadia kakak mu itu beli dimana m, pengen kakak yang tengok dan playboy kAya dia
Nurika Hikmawati
kalau udh jodoh mah gak ke mana
Nurika Hikmawati
Nadia nih pasti cantik sekali ya... dikejar cowok tapi disebelin kk kelaa cewek
Dewi Ink
rupanya Nadia ini kembang sekolah 😅😅
Dewi Ink
banyak kasus seperti ini terjadi 🤣
Muffin🧚🏻‍♀️
Hmmmmm susah ini kalau jd nadiaaa
Muffin🧚🏻‍♀️
Lamaaa pakkkk duh kolot niii
🌹Widianingsih,💐♥️
uhuk....uhuk....(batuk)
cieeee disapa duluan lagi/Joyful/
🌹Widianingsih,💐♥️
salam kenal dulu ahhh...
haiiiii.....✋
Avalee
Kita liat aja dulu effortan si cinta monyet apa farhan ☺️☺️
Drezzlle
gaje banget Dani
Drezzlle
wah wajah mulus gitu pasti ganteng ding
CumaHalu: emang ganteng kak, makanya jadi buaya/Chuckle/
total 1 replies
drpiupou
belum nya ketinggalan
drpiupou
nah bener!
drpiupou
Hem Yusuf bukan muhrim nggak boleh pegang pegang
drpiupou
wkwkwkwk... kamu sih playboy sangat/Awkward/
drpiupou
hah kakak mu slalu bikin ulah tentang cewek trus mslhnya kan/Smile/

nanti tak tungguin dipinggir gang trus aku tumbuk KLO Lwat
CumaHalu: yang ini kak Alvin, karakternya alim bahkan jomblo akut dia/Grin/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!