NovelToon NovelToon
Perjalanan Seraphina

Perjalanan Seraphina

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Murid Genius / Identitas Tersembunyi / Angst / Ahli Bela Diri Kuno / Fantasi Wanita
Popularitas:425
Nilai: 5
Nama Author: miao moi

Seraphina di culik dari keluarganya karena suatu alasan. Lucunya ... Penculik Seraphina malah kehilangan Seraphina.

Seraphina di temukan oleh seorang perempuan yang sedang histeris sedih karena suaminya selingkuh, sampai mempunyai anak dari hasil selingkuhan. Perempuan yang menemukan Seraphina tidak mempunyai anak. Karena itulah dia memungut Seraphina. Jika suaminya punya anak tanpa sepengetahuannya jadi ... Mengapa tidak untuknya?

Kehidupan Seraphina nyaman meski dia tahu dia bukan anak kandung dari keluarganya saat ini. Kenyamanan kehidupannya berubah saat orang tuanya mati karena ledakkan.

Saat dirinya sedang terkapar tak berdaya dalam kobaran api. adiknya Ken, berbisik kepada dirinya untuk lari sejauh mungkin. Dengan sekuat tenaga ia melarikan diri dari seorang yang memburunya, karena ia penyintas yang sangat tak diharapkan.

Inilah perjalanannya. Perjalan yang penuh suka dan duka. Perjalanan kehidupannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon miao moi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 5 menyelamatkan anak-anak

Aletta ingin histeris melihat putrinya di sandera. "Aku tak mengerti maksud mu!" Kata aletta, "kumohon dia anak yang tidak tahu apa-apa!"

"Ramuan ajaib, katakan padaku ada dimana itu nyonya aletta?"

Ramuan ajaib, aletta menatap marah kepada orang berpakaian gelap itu, hanya para orang terpenting yang mengetahuinya. "Untuk apa itu?"

"Untuk mengembalikan orang yang telah pergi!"

"Itu mustahil!" Sergah aletta. Ia seakan langsung mengerti.

"Mustahil atau tidak, kau hanya harus mengatakan ada dimana ramuan itu. Kalau tidak," orang berpakaian gelap itu menggerakkan tangan seolah akan mengiris leher mungil Seraphina. "Anak lain pun tidak luput dari kematian yang akan mereka hadapi!"

Para nyonya ketakutan mendengarnya, "ada dimana anak-anak sekarang? Bagaimana keadaan mereka?" Tanya Roni dengan marah tertahan.

"Mereka baik," kata orang berpakaian gelap itu dengan santai, "anak-anak itu sedang tidur terlelap sekarang. tetapi nyawa mereka tergantung pada jawaban ibunya masing-masing."

Bisik-bisik terdengar riuh. Suzan menghampiri aletta dengan pucat yang hampir pingsan, ia mencengkram lengan aletta, "anak kita lebih penting dari apapun." Isyarat ia tidak peduli tentang ramuan itu.

Hati aletta terasa terbagi dua, ia sangat mengerti betapa pentingnya ramuan itu, ramuan itu adalah harta Karun wilayah ini. Suzan menoleh kepada orang berpakaian gelap itu, "jika kami memberi tahu, apakah anak-anak akan baik-baik saja?"

"Tentu saja."

"Apa jaminannya?" Tanya yang lainnya.

"Ini terlalu beresiko?" Kata yang lain lagi, "apa jaminannya dia berkata jujur? Jangan membuat dia mendapatkan ramuan tetapi anak-anak tidak kembali."

"Benar. Dan apa jaminannya jika dia mengembalikan anak-anak hidup-hidup...." Mereka menempel satu sama lain, gemetar saat memikirkan bagaimana keadaan mereka yang saat ini tidak di ketahui.

"Berikan kami bukti bahwa anak-anak saat ini dalam kondisi aman!" Pinta aletta.

Suatu saat orang berpakaian hanya diam tak menjawab membuat suasana sunyi rapuh. Para nyonya makin ketakutan dengan dugaan mereka. Saat kemudian orang berpakaian gelap itu menjawab dengan nada santai, "baiklah."

Orang gelap itu mengibaskan tangannya dengan rumit. elemen berwarna coklat keruh menyelimuti tangan kanannya. Lingkar asap melambung setinggi mata memandang, memperlihatkan anak-anak yang tertidur dengan lelap terselimuti oleh dedaunan.

Simpul kemarahan tidak mengendur di hati aletta malah makin menjadi-jadi. Ia geram mengapa tidak bisa mengeluarkan kekuatan elemen sihirnya? Ia ingin menghantam wajah orang itu, ia ingin bertarung habis-habisan.

Tapi saat ini entah karena apa tubuhnya lemah tak berdaya, hanya sanggup untuk berdiri dan berjalan tertatih-tatih.

"Sebenarnya ada apa dengan tubuh kami? Kau apakan? Mengapa kami tidak ada tenaga?" Tanya aletta marah.

"Asap yang kalian hirup membuat kalian lemas dan elemen kalian ngadat!"

"Tidak, sebelum kami menghirup asap keparat mu itu, kami sudah mulai kehilangan tenaga kami. Katakan sebetulnya."

"Kau menghirup asapnya kok, asap yang khusus melumpuhkan tenaga kalian, kalian tak menyadarinya."

Aletta menatap tajam orang berpakaian gelap itu lalu ia membalikkan badannya menatap para nyonya yang keadaannya sama kacaunya. Ia kembali menoleh lalu berkata, "biarkan kami bertemu dengan suami kami." Pinta aletta. "Kami akan membujuk mereka untuk memberikan ramuan itu padamu. Hanya para suami kami yang tahu dimana keberadaan aslinya. Kami hanya bisa membujuknya."

Orang berpakaian gelap itu tak menjawab, ia menunduk melihat Seraphina yang sekarang membuka matanya menatap orang berpakaian gelap itu. Oh sayangku, hati aletta seakan nyaris meledak karena khawatir.

Aletta tertegun melihat Seraphina tak langsung menangis melihat orang gelap itu menggendongnya, biasanya Seraphina rewel bertemu dengan orang asing. Dan ia kembali tertegun orang berpakaian gelap itu mengayun-ayunkan tubuhnya dan menepuk paha Seraphina dengan lembut seakan menenangkan Seraphina.

"Baiklah!" Ucap orang berpakaian gelap itu, "kita akan bertemu kembali di jembatan tertinggi di wilayah ini dengan kau membawa ramuan itu. Jika tidak? Kau sendiri tahu resikonya."

Setelah berkata seperti itu, orang gelap itu berjalan mundur dibarengi munculnya Bundaran asap seperti kemunculannya tadi, kemudian dia lenyap. Sunyi senyap dengan kemarahan di hati. Tidak lama pintu terbuka dengan sendirinya, membuat mereka serempak menoleh kearah suara pintu terbuka.

Aletta dan temannya langsung berlari keluar dengan energi hampir habis. Mereka berlari dengan lambat, mati-matian mereka berusaha jalan.

"Aletta!" Panggil suara yang sangat dikenalnya itu. Aletta langsung berbalik melihat Arkan berlari menuju kearahnya, ia menangis histeris melihat arkan, ia jatuh lemas ke pelukan suaminya. "Anak...anak...anak," ucap aletta histeris.

Aletta mencengkram leher baju arkan, menatap wajah Arkan "kita harus menolong anak-anak. Secepatnya." Tangis aletta, kemudian ia pingsan.

Para nyonya menangis histeris saat bertemu suaminya.

Arkan murka melihat keadaan istrinya, juga kondisi keadaan anaknya yang saat ini tidak diketahui. Ia melihat kearah teman-temannya dengan raut cemas.

"Dia berkata," aletta mulai berbicara patah-patah, setelah terbangun dari pingsannya, "kita harus memberikan ramuan itu untuk ditukar dengan anak-anak."

Mereka sedang berkumpul di ruang tamu. Para nyonya berbaring lemas tidak berdaya di kursi.

Dengungan tidak setuju berkumandang. Suzan emosi melihat mereka tidak setuju, "Mereka anak kita." Jerit Suzan membuat semua orang diam, berhenti bicara.

Nafas Suzan tercekat, "aku tahu resikonya bagaimana, kami tahu bagaimana bahayanya memberikan ramuan itu kepada orang itu. aku mengerti. Kami semua mengerti." Ia mengangguk kepada para nyonya.

Wajah Suzan memerah marah. "Tapi bukankah anak kita yang terpenting?" Ujar suzan putus asa, suaminya Luke menghampiri istrinya, memeluknya.

"Kita harus menyelamatkan mereka, HARUS. Setidaknya ada trik saat kita menolong mereka" Pungkas aletta, perlahan-lahan tubuhnya mulai merasa baik, tapi untuk mengeluarkan elemen ia kira masih jauh.

Aletta menoleh kearah suaminya dengan putus asa, "bisakah kita memberikan saja demi keamanan mereka? Orang itu bilang malam ini kita harus membawa ramuan itu, maka ia akan melepaskan anak-anak."

Arkan memutar otak keras-keras, "baiklah." Ucap arka memegang tangan istrinya untuk menenangkannya.

"Ayo berkumpul." Titah Arkan kepada norald.

"Kita sudah berkumpul!" Ucap norald mengangkat tangannya. Menengok ke kiri dan kanan untuk memastikannya, lalu mengangguk yakin.

"Kita butuh rencana." Kata Arkan serius.

"Katakan rencananya arkan!" Kata Luke serius.

"Rencananya begini...."

Di Suatu malam yang membuat semua orang waspada terhadap sekitar. Arkan membagi 3 kelompok, masing-masing berisi 5 orang. Pertama kelompok Luke yang memimpin, Arkan perintahkan untuk bersiap menyelamatkan anak-anak di kebun, jika memang benar adanya anak-anak berada di kebun.

Kelompok dua yang dipimpin oleh norald bertugas melindung para nyonya. Mereka sedang kesal karena kekuatan mereka tak kunjung kembali. Mereka merasa tak berguna. Dan harus dilindungi agar tidak ada masalah lain yang kembali muncul.

Kelompok ketiga yang dipimpin oleh Arkan sendiri, ia bertugas untuk menukar barang itu dengan nyawa anak-anak, keparat orang itu, arkan menjadi sering memaki.

Ada satu jembatan yang paling tertinggi, ialah jembatan gantung. Dibawahnya sungai besar. membuat Arkan sangat waspada, mulutnya kering tanpa disadarinya. Ia mempunyai rencana tapi kelompoknya tidak ada yang mempunyai elemen terbang, resiko besar jika ada yang jatuh nanti.

Arkan memperhatikan sekitar dengan cermat siapa tahu ada trik licik lain. Yang dihadapinya adalah penjahat pecundang yang berani menyandera anak kecil.

Tak lama Arkan menunggu. Orang itu datang dengan dramatis, mula-mula kabut asap tiba-tiba muncul menggulung, orang itu kemudian muncul dari dalam kabut? Teleportasi yang mengherankan

1
boing fortificado
Saya begitu bersemangat mengenalkan ini kepada teman-teman.
Yaky De la rosa
Gila ini karya hebat, dari jalan ceritanya sampe karakternya!
Graziela Lima
Gak sabar nih thor, gimana kelanjutan cerita nya? Update yuk sekarang!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!