Menikahi Mantan Pacar Bayaran

Setelah selesai fitting baju pengantin Ardi mengantar Ayasha pulang dan setelahnya Ia pergi kehotel untuk memeriksa dekorasi pernikahan.

WO yang Ardi gunakan ialah milik Ranti teman Ardi dan Ayasha namun Ia berhalangan hadir untuk memantau pengerjaan dekorasi sehingga hanya perwakilan WO dan pekerja yang ada.

Perwakilan WO menghampiri Ardi yang masuk kedalam ballroom.

"Sudah berapa persen dekorasi yang terpasang?" tanya Ardi menatap puluhan pendekor yang sedang bekerja.

Biasanya dekorasi pengantin dipasang dua hari sebelum pernikahan, namun Ardi baru memesan WO hari ini sehingga jumlah pendekor yang dipekerjakan menjadi dua kali lipat agar dekorasi selesai seratus persen sebelum pernikahan.

"Sudah sembilan puluh persen, Pak. Nanti malam kami tetap lanjut mendekor untuk finishing," jawab perwakilan WO itu.

Ardi mengangguk lalu berjalan untuk melihat-lihat bagian yang kurang agar bisa diperbaiki pendekor.

Dekorasi pernikahan bernuansa putih pink menjadi pilihan Ardi untuk memberi kejutan pada Ayasha.

Ardi sangat tahu Ayasha menyukai bunga mawar merah muda sehingga Ardi meminta WO untuk menggunakan bunga itu dan bunga mawar putih.

Tiba Ardi disudut ruangan melihat bunga disana sedikit layu.

"Tolong ganti bunga ini dengan yang segar supaya besok tetap segar," titah Ardi.

"Baik, Pak," ucap perwakilan WO dan langsung meminta salah satu pendekor mengganti bunga itu.

Ardi mengedarkan pandangan melihat dekorasi yang memuaskan. Meski belum selesai seratus persen namun Ardi sudah sangat puas dengan hasil dekorasinya.

Lalu Ardi duduk dikursi dan membuka ponsel untuk menelpon.

"Apa undangan sudah kirim semua?" tanya Ardi.

"Sudah, Ar. Undangan digital kami kirim melalui Whats App dan undangan fisik kami kirim langsung sesuai perintahmu," ucap seseorang disebrang telpon yang tak lain Heru teman Ardi.

"Oke, makasih, Her. Besok kamu jangan lupa datang dipernikahanku, ya," ucap Ardi.

"Pasti aku akan datang, Ar. Aku juga ingin melihat kamu bersanding dengan Ayasha dipelaminan, pasti nggak cocok," ucap Heru yang diiringi tawa.

"Ck! Kamu ini. Ya sudah aku tutup telponnya. Masih banyak yang harus aku urus," ucap Ardi lalu mematikan sambungan telpon.

Ardi kembali menghubungi seseorang.

"Yud, bagaimana catering yang aku pesan untuk acara pernikahanku besok?" tanya Ardi pada Yuda teman Ardi yang memiliki restoran.

"Sudah aku siapkan, Ar. Besok tinggal eksekusi dan penyajian," jawab Yuda.

"Oke, aku percayakan hidangan makanan dan minuman sama kamu, Yud. Kamu juga jangan sampai nggak hadir dipernikahanku," ucap Ardi.

"Iya, Ar, aku pasti datang."

Panggilan pun berakhir. Ardi hendak memasukan ponselnya namun pesan dari Riana mengurungkan niatnya.

"Ar, ibu sudah sadar."

Betapa senangnya Ardi membaca pesan Riana. Tak lupa juga Ia mengucap syukur.

"Alhamdulillah, Ya Allah, akhirnya ibu sudah sadar," ucap Ardi.

Lalu Ardi membalas pesan Riana.

"Iya, Kak, aku segera kerumah sakit."

Ardi bangkit dari duduknya dan keluar dari ballroom untuk pergi kerumah sakit.

Hari sudah menjelang malam sehingga waktu yang Ardi miliki untuk mempersiapkan pernikahan tinggal sedikit.

Ting.

Bunyi pesan masuk diponselnya membuat Ardi yang tengah fokus mengemudi melihat ponselnya.

"Bagaimana persiapan pernikahan kita, Ar. Apa sudah selesai?"

Pesan itu dikirim oleh Ayasha namun Ardi yang tengah mengemudi hanya membaca dan tidak membalas.

Begitu tiba dirumah sakit Ardi langsung menuju ruang rawat Sinta.

Ardi tersenyum lega melihat sang ibu sudah sadar dan tengah mengobrol dengan Riana.

"Ibu," panggil Ardi pelan membuat Sinta menoleh padanya.

"Ardi kamu sudah pulang, Nak?" tanya Sinta.

Sinta mengira Ardi baru saja pulang bekerja.

"Iya, Bu, aku baru pulang. Maaf, ya, aku nggak jagain ibu," jawab Ardi.

Sinta menggeleng pelan.

"Nggak, Ar. Justru ibu yang harusnya minta maaf karena selalu merepotkanmu," ucap Sinta.

Riana yang duduk ditepi ranjang Sinta menjauh agar Ardi leluasa bicara dengan Sinta.

"Ibu ngomong apa sih. Ibu sama sekali nggak ngerepotin aku. Aku justru senang ibu sudah dioperasi dan sekarang sudah sadar," ucap Ardi.

"Tapi dari mana kamu mendapatkan uang untuk biaya operasi ibu, Nak?" tanya Sinta.

Ardi meraih tangan sang ibu lalu menggengamnya.

"Ibu nggak usah pikirkan itu. Yang harus ibu pikirkan bagaimana caranya agar besok bisa menghadiri pernikahanku," ucap Ardi membuat Sinta dan Riana terkejut.

Meski Riana sudah tahu Ardi akan melamar Ayasha tapi Ia tidak tahu Ardi akan menikah besok.

"Besok kamu akan menikah, Nak? Dengan siapa?" tanya Sinta.

Ardi tersenyum pada sang Ibu. Ia senang melihat Sinta bersemangat.

"Sama Ayasha, Bu," jawab Ardi.

Mendengar itu Sinta yang masih masa pemulihan tersenyum senang.

"Kamu nggak bohongi Ibu 'kan supaya Ibu cepat sembuh jadi kamu bilang mau menikah sama Ayasha?" tanya Sinta.

Ardi menggeleng.

"Nggak, Bu. Aku dan Ayasha benar-benar akan menikah besok. Bukankah Ibu sejak dulu menginginkan aku menikah? Jadi Ibu harus semangat supaya bisa menghadiri pernikahanku," ucap Ardi.

Riana yang berdiri tak jauh dari Ardi mendekat pada Sinta.

"Ardi benar, Bu. Sekarang jangan pikirkan hal-hal lain. Ibu fokus saja sama kesehatan Ibu," ucap Riana.

Sinta melihat Ardi dan Riana bergantian lalu tersenyum dan mengangguk.

"Iya, Nak. Ibu nggak akan pikirkan hal lain lagi, Ibu hanya akan pikirkan kesehatan Ibu. Terima kasih, ya, kalian sudah merawat dan menjaga Ibu," ucap Sinta.

Ardi dan Ayasha mengangguk lalu membantu Sinta berbaring dan membiarkan istirahat.

Riana melihat Ardi.

"Ar, kakak mau bicara sama kamu," ucap Riana yang diangguki oleh Ardi.

Lalu mereka keluar dari ruang rawat Sinta dan duduk dikursi tunggu.

"Ada apa, Kak?" tanya Ardi.

Riana menatap Ardi yang duduk bersamanya.

"Kamu benar-benar akan menikah besok?" tanya Riana.

Ardi mengangguk.

"Iya, Kak. Aku akan menikah besok," jawab Ardi.

"Kenapa mendadak? Kakak kira tadi pagi kamu hanya melamar Ayasha, tapi ternyata besok kamu sudah mau menikah," tanya Riana.

"Tadi pagi aku sudah bicara sama orang tua Ayasha dan mengatur pernikahan," jawab Ardi.

"Iya, kenapa mendadak sekali kamu akan menikah besok? Bagaimana dengan Ibu? Ibu pasti ingin melihat kamu menikah. Belum lagi aku dan anak-anakku juga Inara," ucap Riana keberatan.

"Aku sudah tanya dokter Ibu bisa menghadiri pernikahanku tapi sebentar dan harus kembali kerumah sakit. Semuanya sudah aku atur, nanti akan ada yang menjemput dan mengantar kalian pulang, juga mengatur pakaian dan merias kalian," ucap Ardi membuat Riana lega.

"Baiklah, Ar, Kakak percayakan sama kamu," ucap Riana.

Setelahnya Riana kembali keruang rawat Sinta dan Ardi membuka ponselnya.

Tadi Ardi belum sempat membalas pesan Ayasha sehingga kini Ia menelpon Ayasha.

"Ar, kamu dimana?" tanya Ayasha khawatir sebab Ardi tidak memberi kabar setelah mengantarnya pulang.

"Aku dirumah sakit. Ibu sudah sadar," jawab Ardi.

"Syukurlah kalau ibu sudah sadar. Bagaimana persiapan pernikahan kita apa sudah selesai?" tanya Ayasha.

"Ya, persiapan pernikahan sudah selesai. Besok kita bisa menikah."