NovelToon NovelToon
Perjanjian

Perjanjian

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Hantu / Pembantu
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: cucu@suliani

Karena kesulitan ekonomi membuat Rustini pergi ke kota untuk bekerja sebagai pembantu, tapi dia merasa heran karena ternyata setelah datang ke kota dia diharuskan menikah secara siri dengan majikannya.

Dia lebih heran lagi karena tugasnya adalah menyusui bayi, padahal dia masih gadis dan belum pernah melahirkan.

"Gaji yang akan kamu dapatkan bisa tiga kali lipat dari biasanya, asal kamu mau menandatangani perjanjian yang sudah saya buat." Jarwo melemparkan map berisikan perjanjian kepada Rustini.

"Jadi pembantu saja harus menandatangani surat perjanjian segala ya, Tuan?"

Perjanjian apa yang sebenarnya dituliskan oleh Jarwo?

Bayi apa sebenarnya yang harus disusui oleh Rustini?

Gas baca, jangan lupa follow Mak Othor agar tak ketinggalan up-nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perjanjian Bab 17

Saat Tini sarapan pagi bersama dengan para wanita peliharaan Jarwo yang lainnya, dia lebih banyak melamun. Ada rasa sesak di dadanya, ada rasa sakit di hatinya. Namun, dia tidak berhak mengungkapkannya.

Bi Neneng yang sejak tadi ada di dapur tentu saja memperhatikan Rustini, wanita paruh baya itu langsung menghampiri Rustini dan bertanya tentang keadaan wanita itu.

"Kamu sakit, Tin?"

"Nggak, Bi. Cuma lagi inget bapak aja di kampung, kangen."

Rustini tak mungkin berbicara yang sejujurnya, karena bisa saja nanti dia akan mendapatkan hal yang membahayakan dirinya sendiri. Akhirnya dia berbohong kepada pelayan yang selalu mengurus dirinya dan juga para wanita lainnya yang ada di sana.

"Kalau gak enak badan bilang aja, biar nanti Bibi belikan obat."

Rustini menggelengkan kepalanya, karena saat ini yang sakit bukanlah tubuhnya. Namun, hatinya yang terasa begitu sakit. Entah di sebelah mana, dia tidak tahu.

"Nggak kok, Bi. Cuma kalau misalkan diperbolehkan saya ingin jalan-jalan, tidak perlu ke tempat rekreasi. Jalan-jalan di kebun belakang saja sepertinya sudah sangat menyenangkan," ujar Rustini.

Selama ini hanya Bi Neneng saja yang diperbolehkan untuk berkeliling di rumah dan di luar rumah, karena memang wanita itu yang bertanggung jawab untuk mengurus semua keperluan rumah beserta wanita peliharaan Jarwo.

Walaupun memang masih ada yang membantu dirinya untuk membersihkan rumah, tetapi wanita itu yang memang dipercayakan untuk mengurus semuanya.

Tak ada yang boleh berkeliaran di dalam rumah itu, terlebih lagi sebelas wanita yang menjadi peliharaan Jarwo. Karena takutnya nanti mereka akan kabur, itu bahaya.

Selama ini mereka dijuluki keluarga kaya, tentunya karena usaha yang dijalankan oleh Jarwo dan juga Ratih. Kalau sampai ada yang membuka mulut jika kekayaan mereka berasal dari pesugihan, itu bisa membahayakan posisi Ratih dan juga Jarwo di sana.

"Memangnya apa yang bisa dilihat di kebun belakang?"

"Bisa olah raga sambil berjemur, biar nggak jamuran terus di kamar aja." Rustini tertawa kecil setelah mengatakan hal itu.

Ratih yang sedang makan bersama dengan suaminya di ruang makan tentu bisa mendengar obrolan Rustini dengan pembantunya itu, Ratih langsung menghampiri Rustini. Para perempuan yang ada di sana langsung menunduk takut, mereka berpikir kalau Ratih akan marah.

"Kamu mau jalan-jalan, Tin?"

"I--- iya, Nyonya."

Ratih berpikir sejenak dengan apa yang dikatakan oleh Rustini, jika para wanita peliharaannya itu tetap berada di dalam tanpa olahraga pasti tak baik juga.

"Oke, mulai sekarang setelah sarapan kalian boleh berjemur di belakang sambil olahraga. Tapi hanya dua jam saja," ujar Ratih yang sukses membuat semua orang yang ada di sana kaget.

Pasalnya, jangankan untuk jalan-jalan di taman belakang, untuk keluar dari dalam kamar saja biasanya Ratih tidak mengizinkan. Namun, kali ini wanita itu mengizinkannya dan sambil tersenyum hangat kepada para wanita yang ada di sana.

"Serius, Nyonya? Kami boleh main di taman belakang?"

Kokom terlihat begitu antusias, karena dia sudah 1 tahun bekerja di sana dan tidak pernah boleh keluar dari dalam rumah itu. Untuk segala keperluannya selalu diberikan oleh Ratih, bahkan untuk pengiriman gaji selalu diurus oleh bi Neneng.

"Ya, pergilah. Jangan lupa bawa air minum biar kalian gak kehausan," jawab Ratih.

"Asik!" sorak salah satu perempuan yang ada di sana.

Para perempuan itu langsung keluar melalui pintu belakang, lalu mereka menatap kebun belakang yang dipenuhi dengan bunga itu dengan raut wajah bahagia.

Bahkan, ada beberapa wanita yang langsung merentangkan kedua tangannya, lalu menghirup udara dengan begitu serakah. Mereka mengisi paru-paru dengan udara segar, udara yang sudah lama tidak bisa mereka hirup dengan bebas.

Membuka jendela kamar saja ada jamnya, mereka tidak boleh sembarangan membuka jendela untuk menghirup udara bebas di sana.

"Udaranya seger ya? Matahari juga tak terlalu panas," ujar Romlah.

"Iya, enak banget badan kena cahaya matahari. Paru-paru juga seperti mendapat asupan gizi," timpal Kokom.

Rustini tersenyum mendengar obrolan di antara keduanya, lalu dia melangkahkan kakinya menuju rumah kaca dekat kolam renang. Ternyata di rumah kaca itu ada banyak tanaman hias yang mahal, terlihat cantik dan membuat Tini ingin menyentuhnya.

"Jangan dipegang sembarangan, Tini. Itu adalah tanaman yang mahal, kalau rusak nanti kamu tidak bisa menggantinya."

Rustini baru berniat untuk menyentuh bunga yang ada di sana, tetapi nyalinya langsung ciut ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Ratih.

"Maaf, Nyonya. Saya tak berniat untuk merusak tanaman tersebut, hanya ingin menyentuhnya. Karena bunganya sangat cantik," ujar Rustini takut.

"Boleh saja punya niatan untuk menyentuh bunga milik saya, tapi ingat... Tidak semua hal bisa kamu sentuh, apalagi itu milik orang lain."

"Iya, Nyonya."

Ratih mengambil botol vitamin yang disimpan di atas tempat khusus di pojok rumah kaca itu, lalu dia menyemprotkan vitamin khusus tanaman itu pada tanaman hias miliknya yang ada di rumah kaca.

Setelah selesai, dia langsung pergi dari sana. Rustini bisa bernapas dengan lega, wanita itu memutuskan untuk pergi dari sana. Dia ingin bergabung dengan teman-teman yang lainnya, karena dia melihat kalau teman-temannya sedang bercanda di taman dekat pintu dapur.

"Mau ke mana kamu, Tin?"

Sebuah tangan nampak melingkar di pinggang Rustini, wanita itu begitu kaget karena tiba-tiba saja ada yang menegur dirinya sambil memeluknya dari belakang. Rustini bahkan hampir saja berteriak kalau pria itu tidak langsung membekap bibir Tini.

"Ini saya, Tin. Jangan teriak," ujar Jarwo sambil menurunkan tangannya dengan perlahan.

"Iya, Tuan. Tini tidak akan berteriak, Tuan ngapain di sini? Terus ngapain peluk-peluk saya? Kalau nanti nyonya lihat bagaimana?"

"Nggak akan, dia akan pergi. Kamu harus ikut saya," ujar Jarwo yang langsung menarik wanita itu untuk masuk ke dalam rumah kaca.

Ternyata di dalam rumah kaca itu ada ruangan khusus, ada tempat kecil dipenuhi dengan cermin di setiap sisinya. Ada ranjang di sana, ranjang kecil yang terlihat nyaman untuk ditiduri karena ada kasur di sana.

"Tuan mau apa?" tanya Rustini karena pria itu mendorong bahu Rustini sampai wanita itu merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

"Mau kamu, Tin. Saya sudah memberikan kamu baju dan juga emas, saya mau minta imbalan."

"Ta---- tapi, Tuan. Bagaimana kalau ada orang yang datang?"

"Tidak akan, sudah kamu jangan berisik. Nanti saya akan membelikan produk kecantikan untuk kamu, biar kamu makin cantik."

Rustini ingin kembali mengucapkan kata-kata yang bersarang di hatinya, tetapi bibirnya sudah terlebih dahulu dibungkam oleh bibir Jarwo.

'Semoga saja tidak ada orang yang datang,' ujar Rustini dalam hati ketika tangan Jarwo mulai melucuti pakaiannya.

1
FiaNasa
jika kau masih disekitar situ Jarwo akan kembali tin,,pergilah yg jauh dimana orang tak mengenalmu
Felycia R. Fernandez
dikibulin...
Mak Reader mau lihat gimana perjuangan mu dulu Jarwo
Murni
moga aja Jarwo tidak akan mencelakakan Rustini
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
semoga aja Jarwo bener bener suka Tini, semoga aja Ratih jelek itu yg jadi tumbal, Jarwo sama Tini bahagia selamanya🌻🌻🌻🌻
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
bagus bagus
Yuliana Tunru
waduh gmn nih apa jarwo akan vawa tini ya ..knp jg ndk ganti penapilan pake hijab gitu agar sulit dikenali hedehhh
Cucu Suliani: Wah, bisa jadi ide nih🤭
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
waduh ketahuan 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Kamu harus bisa, syaratnya lepasin Ratih dan semua hartamu 🥺
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
biar tambah panas tuh 🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
dia merasa
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
nah setuju 🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Bude
Cucu Suliani: Ya Allah, typo Kak😂
total 1 replies
Felycia R. Fernandez
gak ampun Jarwo...
gak juga kali ngejelasin nya 😫🤦‍♀️
FiaNasa
apa kubilang tin,,klau kamu hanya didaerah situ² aja Asti cepet ketemu kan,,,moga aja Jarwo ada belas kasih sama Tini gak dibawa pulang jadiin tumbal,,ayo Jarwo aq tau kau baik,,bawa pergi Tini yg jauh sewakan rumah kasihan,,semoga nanti dg Tini kau insaf gak dijalan sesat lagi
Ass Yfa
mlh pethukan Jarwo
FiaNasa
aslinya Jarwo ini orang baik kek nya cuma salah jalan saja dia
Felycia R. Fernandez
lebih bagus begitu sih...
kamu pandai pandai la menyembunyikan nya
Felycia R. Fernandez
ternyata ke bawa uang dan emasnya...
Mamake Nayla
udah yg jd tumbal ratih aja
kaliaa🐈🐈‍⬛👯: SETUJU🤣
Felycia R. Fernandez: setuju kk 🤣🤣🤣🤣
total 2 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Apa bisa 😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!