NovelToon NovelToon
Menikahi Mafia Kejam

Menikahi Mafia Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: Novi Zoviza

Cerita ini lanjutan dari Terjebak cinta CEO Dingin.


Bagaimana jadinya seorang Kafka Arsalan Iskandar yang merupakan pimpinan Black Serpent yang terkenal kejam dan tidak pernah jatuh cinta dalam hidupnya begitu terobsesi pada seorang gadis yatim piatu yang bernama Mahira Salim yang di buang oleh keluarganya setelah kematian Ayahnya.

Bagaimana kelanjutan ceritanya.Yuk simak!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Merasa tidak asing

"Kak, kamu disini saja, biar aku yang maju. Tanganmu sudah terluka Kak," ucap Devano menahan lengan Arsa saat pria itu akan maju ke depan melawan musuh-musuhnya.

Arsa mengangguk kecil, sebenarnya luka ia tidak seberapa tapi ia tidak ingin ada yang mendekati mobilnya. Arsa melirik ke belakang, ternyata Mahira mematuhi perintahnya. Ia meminta beberapa anak buahnya untuk berjaga di dekat mobilnya. Ia harus membantu yang lainnya agar semua musuh bisa dihabisi dengan cepat.

Arsa berlari dengan cepat saat seseorang hendak memukul Devano dari belakang. Ia bisa saja membunuh orang itu menggunakan senjata apinya namun sudah lama ia tidak memukuli orang. Ia langsung menghantam orang itu dengan kakinya hingga jatuh tersungkur.

"Kak...kamu?--

Dor

Arsa menembak musuh yang berada tidak jauh darinya hendak membidik Devano. Sementara Devano malah menoleh padanya.

"Fokus Devano, kalau kamu tidak ingin mati sia sia disini," ucap Arsa.

Arsa kembali memukuli orang yang berusaha memukul Devano dari belakang tadi. Pertarungan itu cukup sengit karena musuhnya cukup tangguh, ternyata dialah yang memimpin kelompok ini untuk menyerangnya.

Arsa menghantam dada kiri pria itu mengunakan lututnya dengan sangat keras sehingga pria itu jatuh tersungkur memuntahkan darah dari mulutnya. Ia tidak mempedulikan darah mengalir dari lengannya.

"Siapa yang mengirim mu?," tanya Arsa menarik dengan kasar rambut pria itu yang tampak sudah sekarat.

"Katakan!," teriak Arsa yang geram karena pria itu malah tertawa saja. Ia tidak mengenali orang-orang yang menyerangnya ini. Orang-orang ini bukanlah orang-orang Dark light musuh bebuyutannya.

"Kau tidak akan pernah tahu," jawab orang itu.

"Sepertinya kau ingin bermain-main denganku," geram Arsa.

"Katakan!. Kalau mau memilih tewas disini jangan salahkan keluargamu yang akan menanggung semuanya," ucap Arsa.

"Jangan sakiti mereka," jawab pria itu.

"Katakan!," desis Arsa.

"Nyonya Widya," jawab pria itu membuat Arsa memicingkan kedua matanya. Jika Nyonya Widya yang merencanakan ini semua berarti targetnya adalah Mahira. Sementara Mahira saat ini sendirian didalam mobil.

Krek

Arsa mematahkan kepala pria itu lalu segara berlari ke mobilnya. Ternyata disana sudah ada beberapa musuh yang hendak membuka paksa mobilnya sementara anak buah yang ia perintahkan untuk menunggui mobilnya tengah melawan musuh yang jumlahnya lebih banyak.

Dor

Dor

Dor

Dor

Arsa menghabisi empat orang yang tengah membuka paksa pintu mobilnya. Widya, wanita itu akan mendapatkan balasannya setelah ini. Punya apa wanita itu berani sekali mengusiknya.

"Kak...siapa mereka-mereka ini?,mereka sepertinya bukan musuh kita," tanya Devano yang berhasil melumpuhkan semuanya.

"Aku tidak tahu, tapi mereka hanya orang-orang suruhan," jawab Arsa menatap lurus mobilnya dimana didalam sana ada Mahira yang sedang bersembunyi.

"Terimakasih Devano sudah membantu. Kita bertemu di markas," sambung Arsa menepuk pelan pundak Devano.

"Ya. Tapi bagaimana dengan lukamu Kak, selongsong peluru itu harus segara dikeluarkan," jawab Devano.

"Aku akan ke klinik Dokter Yoga dulu setelah ini," ucap Arsa lalu membuka pintu mobilnya dan masuk kedalam mobilnya. Ia melihat Mahira yang tampak menutup kedua telinganya mengunakan tangannya.

"Tuan..."

Arsa menahan kepala Mahira saat wanita itu akan menegakkan kepalanya. Diluar sana masih ada Devano, ia tidak ingin Devano mencurigainya karena pernikahan ini hanya akan menjadi rahasia mereka berdua. Ia menyalakan mobil dan segara pergi dari sana.

"Duduklah kembali!," ucap Arsa.

Mahira kembali duduk, namun ekspresi wajahnya berubah dingin dan terlihat pucat. Itu disebabkan karena ia ketakutan mendengar suara tembakan tadi. Ia tidak tahu siapa sebenarnya Arsa?, kenapa mereka menyerang Arsa. Siapa sebenarnya pria yang ia nikahi ini?.

"Kamu tidak apa apa?," tanya Arsa menoleh sekilas pada Mahira lalu kembali fokus pada jalanan.

Mahira menoleh pada Arsa saat teringat tadi perkataan orang-orang diluar mobil kalau Arsa terluka."Anda terluka, Tuan?," tanya Mahira.

Arsa diam saja tidak menjawab pertanyaan Mahira, ia berusaha untuk terlihat baik-baik saja meski darah terus mengalir di lengannya yang terkena luka tembakan.

"Tuan kenapa diam saja?," tanya Mahira. Ia melupakan rasa takutnya tadi. Ia yakin sekali tadi kalau pria yang ada diluar mobil mengatakan kalau Arsa terluka.

"Tuan," seru Mahira saya melihat wajah Arsa yang terlihat semakin pucat. Mungkin saja Arsa kehilangan banyak darah. Tapi ia juga tidak bisa berbuat apa apa karena semua perlengkapan medisnya tertinggal di rumah.

Arsa menoleh pada Mahira dan tersenyum kecil, ia mengusap pipi Mahira lalu kembali fokus pada jalanan. Ia menghentikan mobilnya di depan sebuah klinik lalu melepaskan seatbeltnya.

Mahira ikut melepaskan seatbeltnya lalu turun dari mobil. Ia membuka pintu mobil untuk Arsa lalu membantu pria itu turun. Ia melihat jas yang dikenakan Arsa sudah berlumuran darah dan terdapat luka tembakan.

Mahira memapah tubuh tinggi Arsa memasuki klinik. Tubuhnya yang mungil seakan tenggelam oleh tubuh Arsa namun ia berusaha untuk tetap memapah Arsa meski ia sendiri merasa kesulitan.

Arsa akhirnya ditangani Dokter klinik yang tidak lain adalah Dokter Yoga. Pria itu meminta peluru itu langsung dikeluarkan saja tanpa dibius terlebih dahulu.

"Anda yakin Tuan muda?," tanya Dokter Yoga.

"Hmm," jawab Arsa.

Mahira yang berdiri di sebelah Arsa mengerutkan keningnya, ia merasa tidak asing dengan kata-kata Arsa. Rasanya ia pernah menyelamatkan seseorang yang meminta untuk mengeluarkan peluru tanpa dibius. Ia menyentuh gelang ia kenakan milik pria yang ia selamatkan malam itu.

"Anda Dokter Mahira, bukan?," tanya Dokter Yoga setelah selesai mengobati Arsa. Ia sangat mengenal Mahira yang merupakan anak dari Dokter Darma yang terkenal sangat jenius.

Mahira mengangguk kecil." Iya," jawab Mahira.

Arsa memperhatikan Mahira dan Dokter Yoga bersamaan. Dari mana Dokter Yoga mengenal Mahira?.

"Wah, sebuah keberuntungan saya bisa bertemu langsung dengan anda Dokter Mahira," ucap Dokter Yoga tersenyum lebar. Ia selama ini hanya melihat Mahira dari kejauhan saja.

Dan Arsa, pria itu menatap tajam Dokter Yoga. Ia tidak terima ada yang mengagumi Mahira selain dirinya. Mahira hanya milik nya saja dan ia tidak ingin ada orang lain yang mengagumi Mahira.

"Mahira, ayo!," ujar Arsa dengan tatapan dinginnya menarik pergelangan tangan sang istri lalu keluar dari klinik.

"Tuan kita belum membayar tagihannya," ucap Mahira.

"Biarkan saja, ayo masuk!," jawab Arsa membukakan pintunya mobil untuk Mahira.

Mahira dengan patuh masuk kedalam mobil Arsa. Ia merasa tidak enak karena mereka belum membayar tagihannya. Tapi Arsa malah membawanya keluar dari klinik. Sangat aneh menurutnya.

***

"Ada apa lagi Daren, kita itu hanya pura-pura sebagai pasangan kekasih. Kamu kenapa malah baper sih?," tanya Queen yang tidak sengaja bertemu dengan Daren malam ini di sebuah restoran saat ia makan malam bersama teman-temannya.

"Queen benar, Daren. Kamu kok malah baper sih?," timpal Diva sahabat Queen yang ikut makan malam bersama Queen dan yang lainnya.

"Kamu tidak bisa begini kan aku Queen. Aku itu serius sama kamu," jawab Daren.

"Tapi akunya tidak," jawab Queen. Ia hanya ingin membuat Devano merasa cemburu saja tidak lebih. Tapi rencananya gagal, Devano sama sekali tidak terpengaruh.

"Daren, kamu harus ingat kesepakatan awal kita. Dan kini aku ingin kita kembali menjadi teman biasa seperti dulu," sambung Queen.

"Kamu pikir bisa mempermainkan aku seperti ini Queen. Ayo ikut!. Akan aku pastikan malam ini kamu menjadi milik ku," ucap Daren menarik pergelangan tangan Queen dan membawa gadis itu dari sana.

"Lepas kan aku Daren!," ujar Queen menyentak genggaman tangan Daren yang menggenggam tangannya dengan kasar hingga terlepas.

"Kau--

"Hai... jangan menyentuhnya?," teriak seseorang.

...****************...

Author kasih dua bab ya pengganti kemarin tidak bisa up

1
partini
kalau hamil dia ga mau ya urus sendiri aja, ku rasa dia dah ga bisa jauh darimu cuma gengsi orang nya
partini
terus ngapain aja selama itu
partini
masa di ikutin curut Arsa ga tau ga lucu secara dia tuh wow Banggt ,, ini Kunti minta di rajam
partini
👍👍👍👍👍
partini
biarpun mereka berdua saling sepakat,,tapi Terasa bukan suami istri macam cari pelampiasan sex
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
jangan lama" Thor kaya gini,biar rasanya cepat bucin pingin lihat mafia dingin bucin
Novi Zoviza: insyaallah dua bab kak hari ini. ditunggu saja
total 1 replies
partini
satu Minggu ,eheleh mana tahan dia
Umiie'ne Naza
blm mengerti, bukane arsa mencintai Mahira knp tiba " blm mencintai
Umiie'ne Naza
tor, novel orang tua nya arsa apa ya, kaya nya pernah baca tp lupa
partini
good 👍👍👍
Novi Zoviza: terimakasih kk sudah mampir
total 1 replies
wo te
tdi pagi hrus nya kak🤭🤭
partini
maraton baca
Retno Harningsih
up
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
apa davino suka sama Queen ya,,tapi engga apa" si
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
lucky anaknya mars sama ana kan Thor,,?

klau Ibra aku tau anknya Teo , klau si kembar anaknya daveena sama Adi
Novi Zoviza: iya kak
total 1 replies
wo te
tatapan apa tangan kak ??
wo te
posisi ko jadi polisi kak 😁😁🙏🙏
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
asyik pling suka tentang mafia
Novi Zoviza: terimakasih kk sudah setia menantikan
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!