NovelToon NovelToon
Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Mas Mantan

Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Mas Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Kehidupan di Kantor / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:93.5k
Nilai: 5
Nama Author: Deshika Widya

"Biar saya yang menikahi Dira, Om."
"Apa? Gak bisa! Aku gak mau!"
***
Niat hati menerima dan bertunangan dengan Adnan adalah untuk membuat hati sang mantan panas, Indira malah mengalami nasib nahas. Menjelang pernikahan yang tinggal menghitung hari, Adnan malah kedapatan berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Di saat yang bersamaan Rada—mantan kekasihnya, datang menawarkan diri untuk menjadi pengganti Adnan. Indira jelas menolak keras karena masih memiliki dendam, tetapi kedua orang tuanya malah mendukung sang mantan.
Apa yang harus Indira lakukan? Lantas, apa yang akan terjadi jika ia dan Rada benar-benar menjadi pasangan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deshika Widya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ke Mana?

Indira benar-benar panik seiring langkah tim marketing yang sudah semakin mendekat. Sial, sepertinya di luar pun Rumi tak bisa mencegah mereka.

"Kamu harus sembunyi sekarang, Rad!" bisik Indira panik.

Akan tetapi, Rada masih berdiri santai, memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana. "Gak usah panik. Tinggal bilang aja kita diskusi proyek baru. Selesai."

"Gak bisa! Mereka bisa curiga, Rada. Aku kan bukan kepala divisi. Mana boleh seenaknya ngobrol berdua sama arsitek di jam kerja!" desis Indira dengan ekspresi kalut.

Tak mau ambil risiko, Indira langsung menarik lengan pria itu dengan tenaga penuh. Kemudian, mendorongnya agar membungkuk dan masuk ke ruang kosong di bawah meja.

"Masuk ke situ. Cepetan!"

Rada menatap lubang sempit itu dengan dahi berkerut. "Ya ampun ... ini sempit banget, Sayang. Kamu kira aku ini kucing?"

"Masuk, atau aku mogok ngomong sama kamu sebulan penuh!" ancam Indira cepat, lengkap dengan tatapan membunuh.

Dalam hati, Rada mengeluh pelan. Tapi akhirnya ia menurut juga. Dengan susah payah, tubuh tingginya berhasil masuk ke kolong sempit di bawah meja kerja Indira. Posisi lutut ditekuk, kepala sedikit menunduk, dan wajahnya hanya beberapa jengkal dari betis istrinya yang menjulur santai.

"Jangan gerak-gerak," bisik Indira.

"Kalau aku pegel gimana?"

"Ya jangan pegel!"

Baru saja Rada ingin membalas, pintu ruangan terdengar dibuka lebar. Lima orang dari tim marketing masuk dan langsung mengambil tempat di sofa panjang di ujung ruangan. Rumi pun ikut masuk dengan wajah senyum tipis.

"Yuk, kita mulai bahas promosinya," ucap Rumi santai.

Indira menarik napas panjang dan tersenyum paksa. "Kamu keluarin dulu file yang kemarin kita susun, Rum," titahnya.

Diskusi berlangsung normal. Tim marketing membahas strategi promosi untuk proyek Cluster Alam Raya. Suara tawa sesekali terdengar, dibarengi dengan suara bolpoin yang mencoret-coret catatan.

Akan tetapi, di bawah meja, suasana justru sebaliknya. Rada nyaris tidak bisa bergerak. Ia terus-menerus harus menahan diri agar tidak menyenggol kaki Indira.

'Tuhan ... kenapa Kau malah jebak aku di sini?' keluh pria itu dalam hati.

***

Sementara itu di ruangan tim desain, Rendi mulai gelisah. Tangannya mengetuk-ngetuk meja tanpa sadar. Beberapa kali ia melirik ke arah jam dinding yang tergantung.

"Rada ke mana, sih?" gumamnya jengkel.

Tadi Rada bilang hanya keluar sebentar untuk membuat kopi. Namun, sudah hampir setengah jam dan pria itu belum juga kembali. Rendi yang awalnya santai, mulai merasa aneh sebab biasanya Rada bukan tipe orang yang suka keluyuran terlalu lama saat jam kerja.

Baiklah. Rendi tidak bisa diam saja. Ia berdiri dari kursinya dan berjalan menuju pantry. Sesampainya di sana, ia melihat beberapa OB tengah sibuk mengatur gelas-gelas ke dalam rak. Satu di antaranya adalah Mbak Yuli, OB yang cukup sering terlihat di pantry.

"Mbak, tadi lihat Rada ke sini gak?" tanya Rendi langsung.

Wanita itu menggeleng cepat. "Enggak, Mas. Dari tadi saya di sini gak ada Pak Rada masuk."

Rendi mendengkus sembari mengacak rambutnya frustrasi. "Lah terus dia ke mana?"

"Ya udah, Mbak. Kalau lihat dia, tolong suruh cepat ke ruangan, ya. Bilang penting," pesannya yang langsung diangguki Mbak Yuli.

Sambil keluar dari pantry, Rendi berjalan menyusuri koridor. Matanya aktif menyapu tiap ruangan yang terbuka. Ia bahkan sempat mengintip ke ruang rapat kecil, tapi nihil. Rada benar-benar lenyap entah ke mana.

Hingga langkah pria itu terhenti ketika dari arah berlawanan muncul Pak Hermawan.

"Oh, Ren. Pas sekali," sapa pria paruh baya itu sambil menghentikan langkah. "Saya perlu bicara sebentar sama Rada. Tolong suruh dia ke ruangan saya sekarang, ya."

Deg.

Rendi menelan ludah gugup, tapi ia tetap harus mengangguk. "Si-siap, Pak."

Begitu Pak Hermawan berlalu, Rendi langsung memutar bola matanya dengan kesal. "Ya ampun, Rad. Kamu ke mana, sih? Bisa gawat kalau sampai kamu telat datang ke ruangan Pak Hermawan!"

Tak ada pilihan lain, ia mengeluarkan ponsel dari saku celana. Ibu jarinya segera mencari kontak Rada dan menekan tombol panggil. Beruntung kali ini panggilan tersebut tersambung, tak seperti tadi.

Akan tetapi, malah tak ada jawaban sekali.

Rendi mendengkus lagi. Ia berjalan pelan sembari mencoba memanggil pada kontak Rada sekali lagi.

Sementara itu di ruangan Indira, getaran ponsel di saku Rada terdengar cukup jelas di bawah meja. Membuat Indira membelalak panik seketika. "Rad! Matiin!" bisiknya tajam.

"Aku gak bisa gerak, Sayang. Sempit." Rada balas berbisik. Ia sama sekali tak bisa menggerakkan tangannya.

"Ya ampun ...."

Indira menepuk keningnya berkali-kali karena merasa pusing. Sialnya, hal itu malah terlihat oleh salah seorang tim marketing.

"Bu Indira kenapa?"

Spontan Indira menurunkan tangannya, lalu diletakkan di atas meja. "Ah, e-enggak. Gak apa-apa. Saya cuma lagi berpikir soal strategi yang barusan kalian bilang," kilahnya.

Tim marketing kembali meneruskan diskusi, membuat Indira sedikit lega. Getaran dari ponsel Rada pun sudah tidak terdengar di telinganya. Namun, ternyata ketenangan itu tak berlangsung lama sebab ponsel sang suami kembali bergetar dan sialnya malah makin keras karena bergesekan dengan meja.

Indira memejamkan mata kuat.

"Itu suara ponsel Bu Indira?"

Wanita itu segera menganggukkan kepala. "I-iya. Tadi jatuh ke kolong meja terus saya belum sempet ambil. Agak susah, ya. Soalnya sempit. Biarin aja."

"Oh, gitu. Kalau gitu biar saya bantu—"

"Gak usah!"

1
Kasih Bonda
next Thor semangat
Deshika Widya: asiiap Kakak
total 1 replies
Wardi's
ka othor adnan mo nitip donat d cafe rada boleh gk??
Wardi's: wkwkwkwk
total 3 replies
Wardi's
fix.. arum sm dafa resign dan bikin cafe cimol bojot sm sayur seblak., dan adnan nitip nimunan teh poci d cafenya mereka..
Wardi's: boleh.. boleh.. kebetulan es nya belum sadar.,
total 2 replies
Teh Euis Tea
huhhhhh aku kecewa kenapa bukan aku yg kau pilih babang revan, coba km berani melamar aku pd suamiku...huhhh aku sedih🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Teh Euis Tea: hihihihi
total 2 replies
Ayudya
seneng banget lihat Rumi dan Revan bahagia
Deshika Widya: jangan lupa siapin kado ya😄
total 1 replies
Eva Wahyuni
yeyeyeye 😄😄😄,,, akhirnya diterima 😍..
semangat Revan dan Arum🥰💪
Deshika Widya: semangat ke mana tuh🤭
total 1 replies
Arin
Beneran nih diterima lamaran Revan ke Rumi??
Apa hanya Revan yang lagi bayangin kalau lamarannya di terima🤭🤭🤭🤭
Arin: tolong wakilkan ya
total 2 replies
Wardi's
bikin cafe sebelahan sm rada aja ya ka othor., yg 1 jual seblak., satunya jual minuman biar gk brantem..
Deshika Widya: sekalian sama cimol bojot dan cireng kuah aja gak sih biar lengkap😌
total 1 replies
Wardi's
nanti siapa yg ngalah keluar dr nuswantoro??
Deshika Widya: kantornya aja yg suruh keluar dah😌
total 1 replies
Ir
kak kenapa kemarin ga up, seharusnya double nihh
Deshika Widya: capcaaayyy😌
total 1 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Deshika Widya: asiiiap Kakak
total 1 replies
Teh Euis Tea
arum udah terima aj revan, awas klu ga mau aku rebut revannya, biarin jd pelakor jg demi revan🤣🤣🤣🤣🤣🤣
takut keduluan othor akunya😂
Teh Euis Tea: othor mainan pulici ga asik ach othor
total 2 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Deshika Widya: asiiap Kakak
total 1 replies
Eva Wahyuni
cie cie cie ada yang masih jual mahal 😄, masih ngambekan..
semoga pak Revan bisa taklukkan hatinya Arum ya Thor
😄🥰
Eva Wahyuni: siap Thor 😄😄😄
total 2 replies
Wardi's
arum ultah yg keberapa kak othor??
Deshika Widya: ke 12🤣
total 1 replies
Teh Euis Tea
cieeee ada yg ultah trs di lamar abis itu nikah deh dan punya anak banyak trs anak rumi dan dirra pacaran🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Rohana Omar: ngacuh.....😄😄😄😄😄
total 3 replies
Ir
kaka jangan sampe yaa Indira punya niatan adopsi anak nya si Dita aku ga setuju, dia punya kake dan nenek
Deshika Widya: Kata Pak Ustadz, dendam itu tidak baik, Anak Muda🤣
total 1 replies
Ayudya
selamat ulang ya Arumi dan semoga pak Revan jodoh mu
Deshika Widya: Aamiin-in aja deh🤭
total 1 replies
Ir
maaf ya Rad kak Deshika pelit ga mau minjemin helikopter buat jemput ayang beb
Dita gue sumpahin lu makan rendang dapet nya lengkuas yaaa 😡😡
Deshika Widya: sedih banget lagi lahapnya makan daging malah gigit lengkuas😭🤣
total 1 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Deshika Widya: asiiiap Kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!