NovelToon NovelToon
Pengasuh Si Pewaris Nakal

Pengasuh Si Pewaris Nakal

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Crazy Rich/Konglomerat / Pengasuh / Bad Boy
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Widia

Apakah pengasuh hanya berlaku untuk bayi dan anak-anak?
Ariana, gadis berusia 22 tahun di janjikan upah cukup besar hanya untuk mengasuh putra dari seorang duda kaya raya.
Kenakalannya sudah tak bisa di tolerir, namun sang ayah yakin jika Ariana mampu mengubah sifat anak remajanya itu.
Akankah Ariana berhasil menaklukkan anak remaja itu? Atau justru timbul konflik yang rumit di antara mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Widia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Arkana Sakit

Tok... tok... tok!

Suara ketukan pintu menggagalkan pencurian yang di lakukan Arga pada pelayannya. Ciuman itu gagal, membuat Arga menunjukkan raut wajahnya yang kesal.

”Masuklah,” tegasnya sambil mengepalkan tangan.

Wildan, sosok itulah yang ternyata dengan berani menghancurkan momen romantis Arga dan Ariana. Namun apa yang di sampaikan Wildan juga hal sangat penting terkait perusahaan.

”Baiklah, aku akan kesana. Ariana, Terima kasih makan siangnya. Kali ini juga sangat enak. Kau boleh pulang,” puji Arkana sambil mengusap wajah pelayannya.

Ariana pun melangkahkan kakinya menuju luar gedung perusahaan. Terkadang dia tak paham dengan pria, mereka yang mempunyai kekayaan seperti Arga malah mendekati gadis sepertinya. Sama seperti ibunya, yang dulu menikah dengan pria kaya, ayah kandungnya. Namun akhirnya sang ibu di tinggalkan oleh pria itu entah kemana.

”Apa aku harus mengurungkan niatku, tapi melihat ketulusan di wajahnya membuatku tak bisa menghentikan hal ini,” Ariana plinplan, walau tak ada rasa pada Arga tapi tak ada salahnya mencoba menjalin hubungan dengan pria yang usianya tak jauh beda dengan ayahnya.

Gadis itu pun masuk ke dalam mobil dengan wajah termenung, Beni yang sadar segera menghiburnya.

”Apa Tuan Arga menyakiti kamu?” Tanya pria itu dengan wajah sendu.

Ariana menggelengkan kepalanya, lalu memberikan kotak bekal yang juga biasa dia siapkan untuk Beni.

”Ari, aku setiap hari dapat ini dari kamu. Apa tuan Arga tak akan marah,” tanya Beni khawatir.

”Aku sudah bilang pada Tuan Arga, jadi kau tak perlu khawatir. Sebagai pelayan aku bebas untuk makan hal yang sama dengan majikan, kenapa kamu tidak? Hak kita sama, Ben,” jawab Ariana menenangkan pria itu.

”Asal kamu tahu, karena hal ini aku semakin tak bisa menahan perasaanku. Tapi aku tak mungkin bisa menyaingi Tuan Arga,” gumam Beni dalam hatinya. Namun, tak ada kesempatan lagi untuknya setelah melihat Arga yang terang-terangan mendekati Ariana.

Sampailah mereka di rumah sang majikan, Ariana keluar dari mobil dan menuju ke dalam rumah untuk menyiapkan makan malam. Sementara Beni masuk ke dalam mess dan menikmati makan siang dari Ariana.

Beberapa jam kemudian, Arkana pulang setelah di jemput oleh Beni. Terlihat wajahnya semrawut, memikirkan bagaimana cara menjauhkan Ariana dan Arga.

”Papa gak boleh sakit hati lagi, gue harus bisa jauhin dia sama papa,” Arkana terus memutar otak. Segera dia ke kamar mandi membersihkan tubuhnya, dan mengganti dengan pakaian yang telah Ariana siapkan.

Pemuda itu menatap Ariana dari kejauhan, memperhatikan setiap gerakan gadis yang sedang memasak makan malam.

Harus di akui, gadis itu memang sangat cantik. Kulitnya yang mulus dan cerah, rambutnya yang panjang berwarna coklat terang dan juga matanya yang berbentuk almond menambah daya tarik yang di miliki Ariana.

”Sekarang gue paham kenapa papa suka, gimana kalau dia jadi punya gue aja?” Pemuda itu bergumam dalam hatinya, mengingat kembali malam pertama pertemuan mereka. Dan juga saat bermain bersama di pasar malam.

Arkana menelan salivanya, membuat jakunnya naik turun mengingat pelukan dari gadis itu. Yang membuat perasaan aneh dan rasa geli yang tak terlupakan di punggungnya yang lebar.

Pemuda itu memperhatikan sekali lagi, tubuh gadis di hadapannya yang proposional dan juga aset yang berukuran besar.

”Pantesan, itu kali yah yang kemarin nempel di punggung gue,” gumam Arkana dengan pikiran kotornya.

...~~~...

Hujan deras di siang hari, Arkana yang baru pulang sekolah tak mungkin harus melewati hujan. Apalagi ini hari Sabtu, jadwalnya bisa menggunakan motor ke sekolah.

”Loe mau hujan-hujanan?” Tanya Rio yang juga memiliki struggle yang sama.

”Gue trabas aja deh, besok juga libur sekolah. Gak apa-apa lah demam dikit,” jawab Dimas yang membuat Arkana mendapat ide.

”Yah, gue juga sama. Hujan kaya gini gak bisa di tunggu, kita trabas aja,” ucap Arkana dengan seringai mencurigakan di wajahnya.

Dengan berani ketiga pemuda itu pun berjalan santai melewati hujan yang cukup deras. Entah kenapa hal ini membuat mereka senang, sudah lama tak merasakan guyuran air hujan yang selalu mereka rasakan waktu kecil.

Mereka berpisah di pertigaan jalan menuju rumah masing-masing, namun Arkana tak pergi menuju rumahnya. Dia malah berputar-putar seolah mencari-cari sesuatu walau tak menemukannya. Bahkan sampai hujan reda, dia masih berkeliling sepanjang jalan komplek rumahnya.

”Apa yang gue mau, ngapain gue repot-repot main hujan.”

Arkana memutar arah menuju rumahnya, melihat langit mulai senja dan angin sore bertiup cukup membuat tubuhnya menggigil. Apalagi dia hanya menggunakan seragam, dan sengaja menaruh jaketnya di dalam tas.

Sementara itu, Ariana terus mencoba menghubungi Tuan mudanya yang tak menjawab. Tak ada kabar darinya kenapa telat pulang, saat menghubungi pihak sekolah pun mereka menegaskan jika anak kelas XII pulang jam 12 siang.

”Kemana anak itu, kenapa selalu membuat papanya khawatir?” Arga yang sedari tadi menghubungi nomor teman-temannya mengatakan jika Arkana sudah pulang.

Bahkan Arga sengaja mendatangi warteg Bu Sumi, namun tak menemukan putranya di sana.

Di sisi lain, Arkana melangkahkan kakinya dengan keadaan basah kuyup ke dalam rumah. Tetesan air hujan bercucuran ke lantai marmer rumahnya, Ariana yang melihat itu segera mengambil handuk untuk mengeringkan tubuh Arkana.

”Tuan Muda, anda darimana saja? Tuan Arga sedang mencari tuan, dia sangat mengkhawatirkan anda.”

Tak menjawab, pemuda itu hanya bisa membalas pertanyaan Ariana dengan beberapa kali bersin dan badan menggigil.

”Ya ampun, badan tuan panas,” cemas Ariana saat menyentuh dahi tuan mudanya. Segera dia mengantarnya ke dalam kamar. Lalu membuka seragamnya yang basah. Namun gerakannya terhenti saat dia sadar tuannya hanya memakai celana pendek. Keadaannya yang basah membuat sesuatu tercetak jelas.

”Biar gue aja,” ucap Arkana yang tahu jika pengasuhnya tak sanggup membantunya.

”Apa itu? Kenapa terlihat seram,” gumam Ariana yang masih tak percaya apa yang di lihatnya. Gadis itu pun hendak keluar, namun Arkana menahannya.

”Gue kayanya lagi sakit, bisa ga loe selimutin tubuh gue,” Arkana meminta tolong pada Ariana dan dengan cepat di turuti oleh pengasuhnya.

Arga yang sudah menerima pesan dari Ariana segera pulang ke rumah. Dia melihat putranya sedang terbaring dengan wajah merah karena demam.

”Kenapa kamu gak langsung pulang, atau minta jemput Beni ke sekolah. Kaya bocah aja main hujan-hujanan,” ketus Arga yang tak habis pikir dengan kelakuan Arkana.

”Pa, Arkana lagi gak enak badan. Jangan marah-marah dong, udah keluar aja. Arkana mau istirahat. Jangan lupa juga si pengasih harus stay disini mijitin badan aku,” jawab Arkana yang ternyata ada maksud lain.

Arga hanya bisa menuruti nya, rasa sayangnya begitu besar walau Arkana sangat nakal.

Sementara itu, Ariana mulai mengganti kompresan di dahi tuan muda. Kini Arkana mulai mengigau, apalagi badannya semakin panas walau sudah minum obat dari dokter yang sengaja Arga panggil ke rumah.

”Mama, aku mau di peluk mama,” lirih Arkana yang membuat Ariana bersimpati. Sama-sama mengalami trauma masa kecil membuat Ariana merasakan apa yang di rasakan Arkana. Di usapnya rambut pemuda itu, seolah-olah itu adalah usapan dari mamanya.

”Ma, aku mau di peluk!”

Ariana bingung, tak mungkin dia memeluk Arkana. Gadis itu pun meminta pada Arga agar mantan istrinya datang kemari. Namun Arga menolak dengan keras, dia tak ingin wanita itu menginjakan kakinya di rumah ini.

Ariana semakin bingung, rasanya kasihan melihat anak yang sakit membutuhkan ibunya. Dia seperti melihat Ario yang juga manja pada ibunya kala sedang demam.

Terpaksa, Ariana memeluk pemuda itu dan mengusap dada juga perutnya. Namun Arkana tiba-tiba menggenggam tangannya.

”Seperti ini sebentar saja Ma,” lirih Arkana sambil menggenggam tangan pengasuhnya dengan kuat.

1
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Fitri Widia
Tolong beri dukungan bagi karya baru saya, selamat membaca readers! /Rose/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!