NovelToon NovelToon
Suami Misteriusku Ternyata Seorang Dokter

Suami Misteriusku Ternyata Seorang Dokter

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dokter / Menyembunyikan Identitas / Kekasih misterius
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: dira.aza07

Nadira Keisha Azzura pertama kali co-ass di rumah sakit ternama, harus mengalami nasib buruk di mana Bapaknya masuk UGD tanpa sepengetahuannya akibat tabrakan, lalu tak lama meninggal dan sebelumnya harus mendengar ijab kabul mengatasnamakan dirinya di kamar Bapaknya di rawat sebelum meninggal. Pernikahan itu tanpa di saksikan olehnya sehingga dia tidak mengetahui pria tersebut.

Sedangkan dia hanya memiliki seorang Bapak hingga dewasa, dia tidak mengetahui keberadaan kakak dan Ibunya. Dia di bawa pergi oleh Bapaknya karena hanya sosok pria miskin dan mereka hanya menginginkan anak laki-laki untuk penerus.

Bagaimana nasib Nadira selanjutnya? akankah dia hidup bahagia bersama suaminya? akankah Nadira bisa menerima siapa suami dan siapa yang telah menabrak Bapaknya? Akankah dia bertemu dengan keluarganya?

Yu saksikan ceritanya hanya di novel 'Suami Misteriusku ternyata seorang Dokter'

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dira.aza07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 ~ Ketakutan Nabila

"Aww, Nabil ... kamu menginjak kakiku, kenapa kamu bersembunyi di balik tubuhku?" Tanya Thomas dengan mengerutkan keningnya.

"Sorry Pak." Nabil pun mengangkat kakinya yang telah menginjak kaki Thomas. "Aku hanya mencari perlindungan saja ko Pak." Kembali Nabil bersembunyi di dekat pintu ruangan Ken di balik tubuh Thomas.

"Perlindungan?" Tanya Thomas heran.

"Iya dari Pak Ibrahim genit itu, kenapa sih Bapak harus menyuruh saya bekerja sama dengannya? Ihh ..., dia ke sini Pak ... Nabil takut Pak, dia berani nyentuh aku dengan genit dan matanya ih amit-amit." Nabil merasakan ketakutan hingga tubuhnya gemetaran.

"Oh itu ha ha ha." Thomas tertawa.

"Ih Pak Thomas kenapa malah ketawa coba?" Keluh Nabil yang masih merasa ketakutan.

"Pak Ibrahim ...," Sapa Thomas saat melewati mereka berdua dan mata Ibrahim intens menatap Nabil dengan senyuman yang tidak sewajarnya.

Setelah itu Ibrahim pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya kepada Thomas, dan kembali menatap Nabil dengan senyuman yang tidak biasa kemudian berlalu.

"Tuh ... Bapak bisa lihatkan bagaimana senyuman dia," jelas Nabil sambil celengak celinguk menatap Ibrahim.

"Nabil, dia memang begitu, dia seperti itu karena awalnya dia adalah Dokter Kandungan juga sex, namun dia ingin menambah ilmunya dengan melanjutkan kuliah ambil jurusan bedah, akhirnya dia bersikap seperti itu, dia baik dan belum pernah terdengar macam-macam, candanya memang seperti itu." Jelas Thomas dengan kekehannya.

"Oh ..., tapi Nabil takut Pak, pokoknya Nabil gamau di barengkan sama dia lagi titik," protes Nabil dengan kaki di hentakkan.

"Kamu ini berani sama aku?, Bila ... bila, dasar anak Koas manja." Thomas menggelengkan kepalanya kemudian melangkahkan kakinya.

"Pak ... Bapak mau ke mana? Pak aku udah bilang jangan bilang Bila," protes Nabil sambil mengejar Thomas.

"Aku mau bekerja kembali Nabil, ikut aku!" Seru Thomas dengan menarik pergelangan tangan Nabila.

"Tapi Pak aku lapar, aku baru selesai operasi, boleh yah aku makan dulu," ucap Nabila dengan cengirannya.

"Oh itu baiklah sana ke kantin, lagian ini jam istirahat, sepertinya di kantin ada Nadira." Thomas melepaskan tangan Nabila sambil tersenyum.

"Bapak tidak istirahat?" Tanya Nabila sebelum beranjak.

"Nanti aku akan segera menyusul," jawab Thomas santai.

"Baiklah kalau begitu Pak, aku pergi duluan ya, bye ...," Ucap Nabila sambil melambaikan tangannya.

Di sisi lain, Nadira sebelum menuju kantin dia menuju ke sebuah ATM yang berada di rumah sakit tersebut.

Gue pengen tahu isi ATM ini. Lirih Nadira saat memasuki kartu ATM ke dalam mesin.

Dia pun memasukkan kartu tersebut, ketika nominal itu telah muncul Nadira pun membulatkan kedua bola matanya.

Ya ampun lima juta? besar sekali? kerja apa suamiku?, gaji normal pekerja biasa itu tidak mungkin dapat gaji sebesar ini langsung di kirim begitu saja kepadaku. lirih Nadira di dalam ruang ATM tersebut.

Tok!

Tok!

"Cepat Mba!" ujar seorang pria di luar ruangan tersebut.

Nadira pun dengan segera mengeluarkan kartu ATM tersebut. Dan bergegas keluar dari ruangan tersebut.

Tak lama ketika sedang berjalan Handphone Nadira pun bergetar. Di rogohlah Handphone tersebut dari dalam sakunya.

Terpangpang nama Nabil is call dalam layarnya.

"Iya Hallo Bil, ada apa?" Tanya Nadira saat menerima telepon.

"Di mana Lo?" Tanya Nabila.

"Ish orang nanya balik tanya, lagi jalan mau ke kantin, lo di mana?" Tanya Nadira kemudian.

"Gue kira lo udah dari tadi di sini, gue udah di kantin mau pesanin apa biar sekalian gue pesan!" Seru Nabila penuh pengertian.

"Ulu ulu sahabat sejatiku pengertian sekali, aku pesan SPATULA ya," sahut Nadira.

"What Spatula?" Tanya Nabila heran.

"Iya Spageti Tulang, masa lupa lo?" Tanya Nadira dengan cengiran khasnya.

"Iya sorry gue ingetnya alat dapur ha ha ha, ok siap, buruan kemari." Nabila pun memutuskan teleponnya sepihak dan bergegas memesan makanannya.

Nadira pun menaruh handphone tersebut ke dalam saku, kemudian dia bergegas melanjutkan langkahnya menuju kantin.

Sesampainya di kantin.

"Pas banget, ini SpaTula nya sudah datang, yu kita makan!" Seru Nabila sambil menyuap nasi padang ke dalam mulutnya.

"Eh kalian sudah di sini!, kalian sudah pesan ya? aku ke sana dulu ya pesan dulu," ucap Thomas saat tiba meja tempat Nabila dan Nadira duduk.

"Ok," sahut Nabil sambil mulut penuh berisi nasi, dan Nadira hanya mengacungkan jempolnya dengan tersenyum ramah.

"Kalau ngomong itu ya abisin dulu nasi dalam mulut lo!" tegur Nadira sambil geleng-geleng kepala, sambil menikmati SpaTula.

Bertepatan Nadira selesai bicara, "Hey, Nabil ..., aku ikut duduk di sini ya," ucap sopan Dokter Ibrahim saat berada di hadapan mereka sambil menarik kursi yang siap dia duduki, dengan alis di naik turunkan.

Nabil tidak menjawab dia langsung menggeser kursi mendekati Nadira.

"Lo ngapain sih dempet-dempet begini, susah gue mau gerakin tangan gue!" keluh Nadira yang belum memahami kondisi.

Belum juga Nabila berbicara kembali handphone nadira bergetar.

"Iya Hallo Pak?" Tanya Nadira pada seseorang di balik teleponnya.

"Kamu di mana? cepat ke ruangan saya sekarang!" Seru Ken penuh ketegasan.

"Iya Pak sebentar," sahut Nadira bergegas beranjak dengan membawa mangkuk SpaTula.

"Nara ..., ke mana lo? jangan tinggalin gue!" Seru Nabila memohon dengan memegang lengan Nadira yang telah berdiri siap melangkah.

"Sorry, Gue harus ke ruangan Pak Ken, dia butuh gue." Nadira melepaskan pagutan dari Nabila.

"Terus kenapa lo ke sana, kan sudah di bayar?" Tanya Nabil yang masih berharap Nadira duduk kembali.

"Gue mau bungkus SpaTula gue, gue mau lanjut makan di ruangan," sahut Nadira dengan kembali melangkahkan kakinya dengan membawa mangkuk berisi SpaTula.

Ketika Nadira meminta Spatulanya di bungkus, Thomas pun kini telah duduk di samping Nabila.

Namun kembali Nabila mendekati kursinya dengan kursi Thomas, kemudian.

"Kamu kenapa?" Tanya Thomas heran sambil melirik Nabila yang begitu dekat muka Nabila dengan lengannya, sambil Nabila menautkan lengannya kepada lengan Thomas.

Nabila tidak menjawab, dia memberikan kode melalui ekspresi mukanya, dengan bibir di manyunkan, alis mengerut dan dagu yang maju ke arah seseorang yang tengah duduk di hadapannya.

Thomas pun menelisik ke arah mana yang di tujukan Nabila.

"Ha ha ha, udahlah Im kesian anak orang udah bergetar begini!" Tegur Thomas dengan tawa renyahnya.

"Gue ga bisa, gue suka sama cewe kaya Nabila, gemesin makin suka gue candai," jawab Ibrahim dengan enteng sambil menatap genit kepada Nabila.

"Sumpah ya lo, ga ke pasien ga ke anak Koas, untung pula pasien lo ga pada ngacir. Makanya jangan ngeduda lama-lama," ledek Thomas dengan tawanya.

"Ya untung mereka nyaman dengan saran gue, dan periksa gue yang selalu tepat bagi mereka, jadi canda gue begini di anggap biasa aja, bikin bosen tapi tidak dengan cewe satu ini," sahut Ibrahim dengan menaik turunkan alisnya kepada Nabila.

"Nabila mau abang periksa kelamin dan rahimnya? boleh konsultasi juga soal kewanitaan, di sini abang tempatnya, abang terkenal loh Sayang ...." Ibrahim sambil terkekeh melihat ketakutan Nabila.

"Pak Thomas sumpah gue takut Pak," keluh Nabila yang mulai berkaca-kaca dan pagutan tangannya makin erat kepada Thomas.

"Pak udah deh kesian Nabila, nanti lo kena teguran mau lo?" ancam Thomas yang mulai merasa iba kepada Nabila, dengan tangan Thomas mencoba menepuk tangan Nabila, berharap dapat menenangkannya.

"Ok, aku mengalah, aku pindah ya nona cantik, jangan takut aku baik ko," jelas Ibrahim sambil tersenyum dan beranjak menuju meja yang berada di sebelahnya.

"Nabil ..., sudah malu di lihat orang nanti di kira aku yang sudah menyakitimu, sudah ya lagian Ibrahimnya juga udah pergi, lanjut makan ya, aku temani kamu sampai selesai, kita kerja lagi bersama setelah ini." Thomas begitu halus merayu Nabil hingga akhirnya Nabila pun makan tanpa banyak bicara.

Bersambung ...

1
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
dira rahmi: sekedar info, novel baru saya yang lain
"Sang Penerus yang tersembunyi"/Chuckle/
Anto D Cotto: seep 👌👍
total 3 replies
Hesty
kpn bwrsatunya.... bikinortu ken tau thoooor
dira rahmi: penasaran ya bersatunya? hehe sabar ya ... bikin cintanya bermekaran dulu kaya bunga2 di taman /Grin/
dira rahmi: tau bagaimana? nikah ya?
total 2 replies
dira rahmi
keren ni
dira rahmi
orang miskin yang pinjam dari pinjol untuk menafkahi Nadira hehe🤔✌🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!