Alceena harus menelan kekecewaan saat pernikahannya dibatalkan secara sepihak oleh calon suami, karena ada rumor yang beredar jika dirinya mandul.
Alceena tidak merasa jika dia seperti yang diberitakan pun berniat untuk membuktikan pada seluruh orang bahwa dirinya bisa memiliki keturunan. Dia melakukan program hamil dengan metode inseminasi buatan, memasukkan sel dari bibit kehidupan seorang pria misterius yang bersedia mendonorkan sedikit cairan penting tersebut, tanpa melakukan hubungan badan.
Namun, tanpa Alceena ketahui bahwa pendonor bibit kehidupan tersebut adalah Dariush Doris Dominique, seorang pengusaha muda di Eropa sekaligus musuh dan orang yang selalu dia hindari sejak dahulu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NuKha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 12
“Belum, perusahaan Hot News tak mau mengungkap pelakunya. Kemungkinan orang-orang penting dan berkuasa yang melakukan itu,” jawab Alceena tanpa menoleh ke Cathleen. Dia terus fokus lurus ke jalan yang mulai ramai kendaraan lain.
“Tapi, tadi pagi aku cek berita tentangmu sudah hilang dari Hot News. Ku pikir kau sudah membereskan masalahmu dan mengetahui dalangnya.”
Alceena menaikkan sebelah alis dan menatap Cathleen saat kendaraannya berhenti di lampu merah. “Oh, ya? Coba aku lihat.” Dia pun membuka ponsel dan mencari artikel kemarin.
Alceena tidak terlihat senang dengan hilangnya berita tersebut. Wanita itu justru mengeluarkan decakan. “Dariush! Pasti ini ulahmu, ‘kan?” Dia menggerutu tak suka, rencananya kacau semua karena pria itu. Tak perlu ditanya dari mana dia tahu hal tersebut, semua hanya pemikiran pribadinya. Sebab, tidak ada orang yang semudah itu mengendalikan berita viral jika tak memiliki kekuasaan.
“Sial! Dia justru merusak rencana yang ingin membawa kasus pencemaran nama baikku ke pengadilan!” Alceena mencengkeram erat setir kemudi. Dalam hatinya sangat kesal dengan Dariush. Jika cara baik-baik tak bisa membuka mulut pemilik Hot News, dia akan melakukan menggunakan jalur hukum. Tapi, semuanya sudah hancur, dia juga tak memiliki salinan berita karena belum sempat screen shot.
Alceena menaruh ponselnya dengan kasar dan melajukan kendaraan roda empat itu dengan kecepatan tinggi. “Dariush Doris Dominique! Kau membuatku semakin membencimu! Sialan! Apa yang kau pikirkan sampai melenyapkan berita tentangku?!” Tangannya terkepal kuat. Memukul stir kemudi hingga tangannya memerah.
“Kau pikir dengan membantu meredam berita itu akan membuatku takjub dengan kekuasaanmu? Atau berharap aku akan mengatakan terima kasih dan membayar semua bantuanmu?” Alceena menggerutu sendiri sedari tadi. Bahkan dia mengabaikan Cathleen yang saat ini sedang gemetar ketakutan karena Alceena mengemudi dengan kecepatan tinggi dan menyalip kendaraan lain secara brutal. “Cih! Tidak sudi! Kau justru membuatku semakin sulit mencari pelakunya!”
“Ceena! Turunkan saja aku di sini, lebih baik naik taksi daripada ikut denganmu tapi semakin dekat dengan Sang Pencipta,” pinta Cathleen dengan suara yang bergetar ketakutan.
Alceena menengok ke samping kanan. Tertawa terbahak-bahak melihat Cathleen yang sudah mengeluarkan keringat dingin di pagi hari. “Sorry, aku terlalu kesal dengan seseorang, sampai lupa jika ada kau di sini,” kelakarnya seraya menurunkan laju kendaraan.
Cathleen menghembuskan napas lega saat mobil itu mulai melaju normal. “Kesal boleh, tapi kalau ingin mati muda jangan ajak-ajak aku,” balasnya seraya mengelus dada. “Lagi pula, kenapa kau mengumpati Dariush terus? Memangnya ada apa dengan dia?”
“Tentu saja karena dia menggangguku, memangnya ada alasan apa lagi aku membencinya selain itu?”
Cathleen mengangguk paham, sejak dahulu dia memang sadar betul jika Alceena tak akur dengan Dariush. “Kau masih membencinya sampai sekarang?”
“Jelas, justru semakin tak suka.” Alceena menganggukkan kepala sangat yakin dan tak ada keraguan sedikit pun.
Cathleen menyunggingkan senyumnya. “Baguslah, jadi aku tak perlu bersaing denganmu untuk mendapatkannya.”
Alceena menaikkan sebelah alis dan melirik sekilas pada Cathleen. “Kau menyukai pria tengil itu?”
Senyum sempurna menghias wajah Cathleen. “Dia tidak tengil, Ceena. Dariush itu tampan dan berwibawa. Memangnya kau tak menyadari pesonanya yang bisa menggetarkan hati banyak wanita?”
Alceena melongo mendengar pujian yang dilontarkan oleh kembarannya. “Lebih baik kau jangan berurusan dengan Dariush, daripada hipertensi diusia muda karena menghadapi ketengilannya.”
...*****...
...Jangan lupa dukung karya ini dengan like, komen, vote, dan kirim hadiah sebanyak-banyaknya ya bestie....
...Walah ... si Ceena kesel sama Dariush, rupanya Cathleen justru demen sama si tengil wkwkwk....
