PENYESALAN CINTA

Setelah Dodo mengantar pulang, Lia langsung masuk dengan wajah muram nya. Merasa hari ini adalah hari terburuk nya.

  Bunda Ara yang sedang membuat kue kue kering itu, langsung bertanya. "Nak, kenapa wajah nya muram begitu?"

 "Eh, ada bunda. Maaf ya bund, tadi Lia ga liat." ucap nya sambil cengengesan.

 "Kamu ini, bunda sebesar ini kamu ga liat."

 "Hehe, maaf bunda ku yang cantik."

"Kamu gpp kan nak, bunda Liat kamu muram gitu wajah nya?" tanya bunda ara yang merasa khawatir. Tak pernah Lia pulang dengan wajah muram seperti itu. Jadinya dia takut terjadi sesuatu dengan putri kesayangannya.

"Gpp kok Bun, tadi lagi banyak tugas aja." ucap nya dengan berbohong.

Lia merasa bersalah telah membohongi bunda nya, dalam hati nya terasa begitu gelisah saat ini.

"Kamu yakin kan dek?"tanya bunda Ara yang memastikan nya lagi.

 "Yakin Bun, Lia gpp kok. Lia ganti baju dulu ya Bun."

"Yaudah, setelah itu makan dulu sana."

"Siap bunda ku sayang."

Bunda Ara yang melihat kepergian anak nya merasa ada yang tak beres. Dia yakin putri nya menutupi sesuatu dari nya. dia pun tak bisa memaksa putri nya menceritakan apa yang terjadi.

Di dalam kamar, Lia meneteskan air matanya yang jatuh secara tiba tiba. entah mengapa perasaan tak nyaman dari tadi terus mengusik hati nya. saat Leon berduaan dengan gadis lain saja hati nya sudah merasa begitu sakit.

  Dia mengecek ponsel nya, dan tak ada notif apapun dari Leon. Hal itu kembali membuat nya bersedih. Lia bangkit dan langsung menuju ke lemari, untuk mengganti seragam sekolah nya.

 "Lia, makan siang dulu sayang, udah bunda siapkan ini." teriak bunda Ara dari luar pintu.

"Iya bund, Lia siap siap dulu." ucap nya yang menyahuti ucapan sang bunda.

 Dia mencuci muka terlebih dahulu, Agar tak terlihat, habis menangis. Dia takut bunda nya khawatir.

 Cklek...

 "Bunda kira kamu tidur tadi, belum makan nanti perut nya sakit nak. Oh ya, kamu gpp kan nak?"

 "Lia gpp Bunda cantik. Terus bunda masak apa hari ini?" ucap nya yang langsung mengalihkan pembicaraan. Karena tak ingin bunda nya tau, bahwa dia habis menangis.

"Masak kangkung tumis, sama ayam bakar. Menu katering tadi ada yang request. Oh ya nak, tadi ayah kamu menelpon."

 Mendengar ucapan bunda nya tentang ayah nya, merasa sangat marah saat itu.

 "Ngapain laki laki itu menelpon bunda?" ucap nya dengan nada datar nya.

"Dia katanya kangen sama kamu."

 "Bunda gpp kan, apa dia ada bilang sesuatu sama bunda?"

 "Dia ga bisa pulang lagi. Katanya sibuk ngurusin kerjaan nya." ucap bunda yang terlihat sendu.

"Bun, aku gpp kalau dia ga pulang lagi. Kita juga udah terbiasa hidup mandiri tanpa nya." ucap Lia yang berusaha tak perduli dengan kehadiran Ayah nya. dulu dia selalu berharap laki laki itu pulang dan menjemput nya. Tetapi harapan nya pupus saat mengetahui bahwa ayah nya terlalu sibuk dengan pekerjaan di sana. Tanpa perduli dengan kondisi keluarga nya disini. Dia benar benar membenci sosok ayah nya itu.

"Kamu benar sayang, bunda harus bekerja keras lagi, biar kehidupan kita lebih baik dari sebelumnya. bunda akan berusaha membahagiakan kamu nak."

"Lia sayang sama bunda." ucap nya yang langsung memeluk tubuh sang bunda.

Mereka sudah 5 tahun lebih hidup hanya berdua, saling menguatkan satu sama lain. Dan saling menyayangi satu sama lainnya. Jadinya sudah belajar untuk tak memaksa apa yang bener bener lepas dari hidup nya itu.

 Tak lama kemudian, ada suara keributan dari luar sehingga membuat Lia dan juga bunda Ara kaget.

"Ara! keluar kamu." teriak seseorang yang berteriak begitu keras.

 "Ayo kita liat, kenapa mereka berteriak-teriak begitu." ucap bunda Ara yang begitu cemas dan khawatir.

cklek...

 "Nah, itu dia orang nya pak RT."

"Ibu, ibu ada apa ya?" tanya Ara yang berusaha menenangkan kondisi keributan di depan rumah nya.