NovelToon NovelToon
GAURI, PENGANTIN PILIHAN DEVAN

GAURI, PENGANTIN PILIHAN DEVAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Dokter / Anak Yatim Piatu / Teen School/College / Romantis / Cintamanis / Idola sekolah
Popularitas:199.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Devan kaget saat tiba-tiba seseorang masuk seenaknya ke dalam mobilnya, bahkan dengan berani duduk di pangkuannya. Ia bertekad untuk mengusir gadis itu, tapi... gadis itu tampak tidak normal. Lebih parah lagi, ciuman pertamanya malah di ambil oleh gadis aneh itu.

"Aku akan menikahi Gauri."

~ Devan Valtor

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hanya kasihan?

Devan mengencangkan pegangan di bahu Gauri ketika gadis itu mulai menggeliat, napasnya tersengal karena emosi yang naik secara mendadak. Wajahnya yang tadi penuh cream berubah tegang, matanya memerah, hampir seperti akan menangis tapi ditahan dengan keras.

"Gauri mau roti itu! Mau! Mau!"

Suara Gauri pecah, menggema di kebun yang sepi. Ia meraih udara, mencoba memanjat tubuh Devan demi mendapatkan kantong plastik itu. Gerakannya cepat, liar, tidak terkontrol. Seperti anak kecil yang ketakutan kehilangan sesuatu yang penting.

Devan menarik napas panjang.

"Tidak."

Satu kata itu saja sudah cukup membuat tantrum Gauri meledak. Gadis itu memukul dada Devan, menendang tanah, berusaha mendorong pria itu sampai hampir jatuh. Tubuhnya kecil, tapi kekuatannya, saat sedang panic mode, tidak bisa diremehkan.

"Kasiiiih! Itu punya Gauriii!"

"Tidak, Gauri."

Devan tetap berdiri tegap. Tatapannya tegas, tapi nadanya lembut.

"Itu kotor. Nanti kamu sakit."

Namun bukannya tenang, Gauri malah makin histeris. Ia mencoba menarik tangan Devan, meraih kantong itu seperti hidupnya bergantung di sana. Dan ketika Devan mengambil keputusan …

Ia membuka kantong plastik itu.

Dan membuang semua roti dari tempat sampah itu ke tanah, lalu mendorongnya lebih jauh dengan kaki, hingga jatuh ke semak.

"Nggaak!"

Jeritan Gauri melengking, memukul udara. Gadis itu benar-benar meledak. Ia langsung menyerang Devan, bukan dengan niat menyakiti, tapi dengan kecemasan kacau yang membuatnya kehilangan kendali. Tangannya memukul dada Devan, meraih baju, bahkan mencakar-cakar. Devan menahan semuanya.

Ia tidak bergerak satu langkah pun. Begitu Gauri hendak menubruk lagi, Devan menangkapnya. Dengan cepat dan mantap, ia meraih pinggang Gauri dan menarik gadis itu ke dalam pelukannya, mengunci gerakan tanpa menyakiti.

"Gauri, cukup … cukup …"

Suara Devan rendah, dalam, dan hangat.

Gadis itu menggeliat keras, menendang, gemetar.

"Le-paaas! Roti Gauri! Gauri masih mau! Mauuu!"

"Tidak, Gauri."

Devan memeluk lebih erat. Pelukannya bukan pelukan pengendalian. Tapi pelukan menolong gadis yang rapuh. Gauri menangis. Bukan tangis yang keras, tapi tangis frustrasi yang terdengar sakit, tercekik.

Devan menutup mata sejenak. Napasnya terasa berat. Entah kenapa melihat Gauri seperti itu menusuk bagian terdalam dirinya. Apa karena Gauri masih sangat muda dan harus menderita sakit seperti ini?

Ia menunduk, mulutnya dekat dengan telinga Gauri.

"Denger kakak …"

Gauri masih berusaha meronta.

Devan mengusap punggungnya, lembut sekali, jauh dari sosok killer yang dikenal satu sekolah.

"Kakak janji …"

Sapuan tangannya ritmis, seperti menenangkan anak kecil yang ketakutan.

"Kita beli roti yang lebih enak. Yang bersih. Yang manis. Berapa pun Gauri mau."

Serangan Gauri melemah. Gerakannya turun dari liar … menjadi tersengal … lalu tersedu.

“Kita ke toko roti yang jual cream puff yang Gauri pasti suka. Jauh lebih enak dari itu."

Suara Gauri pecah.

"B-beneran…?"

"Hmm."

Devan mengangguk sambil terus mengusap kepala gadis itu.

"Tapi Gauri harus tenang dulu. Kakak di sini. Kakak nggak akan ambil apa pun dari Gauri."

Tangis Gauri meluruh perlahan, tubuhnya mulai melemas. Sampai akhirnya gadis itu menyandarkan kepala di dada Devan, wajah masih belepotan cream, rambut acak-acakan, tapi emosinya pelan-pelan surut.

Devan melonggarkan pelukan sedikit. Ia memegang pipi Gauri dengan ibu jari, membersihkan sisa cream yang masih menempel.

"Kita bersihin kamu dulu, ya?"

Suaranya terlalu halus untuk ukuran pria killer. Wajah dinginnya melunak seperti es yang mencair perlahan.

Gauri mengangguk kecil, matanya merah, hidungnya memerah seperti habis menangis lama. Tapi ia mengangguk lagi, kali ini lebih mantap.

"Gauri… ikut kakak.

"Ikut …"

Gauri memeluk lengan Devan, menempel manja seakan tantrum tadi tidak pernah terjadi. Devan berdiri, menarik gadis itu berdiri juga. Ia menggenggam tangan Gauri agar tidak kabur atau tersandung. Dengan langkah terukur, ia membawanya keluar dari kebun menuju gedung sekolah bagian timur.

Toilet yang jarang dipakai guru atau murid ada di sana. Tempat sunyi. Tempat aman. Saat mereka tiba, Devan mendorong pintu perlahan, memastikan tidak ada orang.

"Masuk, Gauri."

Gauri mengangguk dan masuk seperti anak kecil yang dibawa orang tuanya. Devan mengambil tisu basah dari saku jaketnya, lalu membungkuk sedikit.

"Lihat kakak."

Gauri mendongak patuh. Devan membersihkan pipinya dengan sabar, lalu dagu, lalu sudut bibir. Ia bahkan mengusap sisa cream di leher gadis itu dengan hati-hati agar tidak membuatnya kaget.

"Rambutnya juga."

Devan meraih ujung rambut Gauri yang terkena cream, membersihkannya perlahan.

Gerakannya lambat, lembut, seperti memegang kaca paling rapuh di dunia.

Gauri tidak bergerak. Ia hanya menatap wajah Devan dari dekat, tatapannya polos, besar, seperti anak kucing yang menemukan tempat aman.

"Kakak ganteng …" suara Gauri pelan.

"Gauri mau pegang tangan kakak terus."

Devan terdiam setengah detik.

Lalu mengangguk. Senyum kecil muncul di wajah Gauri. Ia memeluk lengan Devan erat, bahkan saat pria itu masih sibuk mengusap rambutnya.

Setelah semuanya bersih, Devan menyimpan tisu, mengikat rambut Gauri dengan ikat rambut yang ia temukan di sakunya, entah milik siapa, lalu menepuk kepala gadis itu pelan.

"Sudah cantik."

Gauri tersipu kecil, pipinya merah.

"Sekarang kita beli roti?"

Devan mengangguk.

"Tapi kamu harus gandeng kakak terus, mengerti?"

Gauri menggenggam tangannya lebih erat.

"Gauri nggak mau lepas."

Dan untuk pertama kalinya… Devan tidak menepis. Tidak menghindar. Tidak menjaga jarak dari Gauri. Ia justru menguatkan genggaman itu.

Aneh…

Sangat aneh…

Bagaimana bisa seseorang yang killer-nya luar biasa, bicara dan memperlakukan seseorang selembut ini. Dan hati Devan entah kenapa terasa hangat. Tidak seperti pertama kali ia bertemu dengan gadis ini. Mungkin karena Gauri memiliki keterbelakangan mental, dan alasan di balik gadis itu seperti ini sangatlah menyedihkan. Jadi Devan merasa kasihan padanya.

Hanya kasihan?

Entahlah. Itulah yang Devan yakini sekarang.

1
Rita
ini lg ya jgn dilihat
Rita
mau gmn lagi yg kmu bawa liburan dibilang pikiran anak2,badan dewasa
*Septi*
minta dimandiin lagi nggak Gauri? 🤭
Herman Lim
lihat aja bntr lagi Gauri pasti sembuh dan kalian bukan² apa² utk Devan
acih aja
gaskeun kk Mae,,,,,,,💪
Ilfa Yarni
karuan para ulet bul ga dpt yg diinginkan
shenina
ada aja orang2 yg suka julid 😝
sum mia
pokoke hanya Gauri yang bisa mengendalikan dan menguasai Devan . yang lain.... jangan harap .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Anonim
Tidur Gauri nyenyak dalam pelukan Devan.

Mandi paginya Gauri gimana tadi - mandi sendiri atau Devan yang memandikan 😄.

Di restoran hotel untuk sarapan - teman-teman alumni menyapa Devan dan Gauri.

Ada dua orang teman alumni yang sinis, tatapannya menilai, merendahkan Gauri yang menempel pada Devan.

Merupakan suatu hiburan bagi Gino - segala apa yang Gauri dan Devan lakukan. Sangat lucu terlihat dimatanya - seorang Devan akhirnya ketempelan perempuan. Gino selalu mengabadikan momen demi momen kebarsamaan Gauri dan Devan.

Gauri merasa masih kecil, mau naik perahu berbentuk gajah. Devan stok sabarnya masih full menghadapi keinginan Gauri 😄
kyo
semoga Gauri lekas pulih
Anonim
Makan malam, Gauri ngga lapar, tidak mau makan, ngantuk katanya. Devan dengan sabar membujuk Gauri. Devan ini sudah mode bapak suapin putrinya.

Gauri sudah tidur. Devan mandi untuk meluruhkan ketegangan yang melanda, bahkan canggung juga panik dalam menghadapi Gauri yang Devan sama sekali tidak menduga.

Gauri mimpi buruk.

Benar-benar jadi Gauri sitter ini Devan - menjaga Gauri aman, memandikan, pakaiin baju - bra pula, memberi makan, dan menemani Gauri tidur.
Srie Handayantie
lanjut lagi kak maee /Determined/
Srie Handayantie
kalian tidak suka sama kedekatan Gauri dan Devan ya gak masalah , toh mreka berdua juga bodo amat sama ucapan kalian 😁😂
Anonim
Telinga Devan sudah merah kek kepiting rebus kali ya 😄.

Tahu begitu bawa suster perawatnya Gauri, Devan. Gak menyangka akan terjadi hal seperti itu - mandiin anak gadis yang berkelakuan anak-anak karena trauma akibat kecelakaan yang pernah dialami.

Benar-benar menguji iman dan kesabaran Devan - bra juga mesti Devan yang pakai-in 😄.

Diana ini maksud hati ingin cari perhatian Devan. Tak sesuai harapannya, tanggapan Devan tetap datar.

Diana - tak usah punya pikiran aneh-aneh tentang Gauri dan Devan yang berada di dalam satu kamar hotel.
Al Fatih
Manis bngt sih interaksinya kak Devan sama Gauri...,, Ga tau gimana rasa kehilangan dan kerinduan misalnya kalian berpisah walaupun hanya sebentar,, secara kan Gauri itu sdh nyaman bngt sama kak Devan.

Janganlah segala sesuatu itu d lihat dgn mata,, pakailah hatimu..., biar ad rasa simpati disana. Si nini2 itu,, kenal dekat sama Gauri sj...,, enggak. Sok2 an menilai...,, ga ad orang yang pingin sakit,, baik itu sakit d jiwa atw d fisik.
Lha,, d situ yg katanya orang dewasa...,, menilai orang lain seperti itu,, jangan2 d situ yg sakit jiwanya.
Hanima
👍👍
Dian Rahmawati
devan selalu luluh klo sama Gauri
faridah ida
kalo mata kamu sakit , yaa jangan di lihat laah Nini...🤣🤣🤣
Dwi Winarni Wina
Gauri sangat manja skl sm devan, devan sangat sabar skl dan telaten memperlakukan gauri sangat lembut dan hangat....

Diana tidak suka melihat kedekatan devan dan gauri, gauri terus nempel sm devan membuat diana iri dan cemburu...
Devan merasa nyaman semenjak kehadiran gauri tidak membuatnya terganggu sama skl, justru perasaan devan sll ingin menjaga dan melindungi gauri....

Semenjak kehadiran gauri hidup devan jadi berwarna ,tingkah laku gauri sangat lucu dan gemesin biasanya devan anti perempuan susah didekati sm perempuan memiliki trauma.....

tanpa sadar gauri lah yg membantu devan menyembuhkan traumanya....
Dwi Winarni Wina: iya bunda gunung telah mencari jd lembut dan hangat😀
total 2 replies
Ipehmom Rianrafa
lnjuut 💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!