Memiliki mimpi hidup membina rumah tangga dengan kasih sayang yang tulus nyatanya mimpi itu hanya tingal kenangan. Dijual sahabat terbaiknya sendiri menjadikan awal derita baru bagi kehidupan Wanita bernama Tyara Alkyara Putri, dibenci, dimusuhi. Bahkan dijauhkan dari orang-orang yang dulu menyayanginya. Bahkan status orang tua yang juga tidak memperdulikan akan nasib dan deritanya. Akankah Wanita berumur 20 tahun memiliki sebutan Ara akan mampu bertahan dengan membawa status dirinya yang sudah tidak perawan?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 [ Berani Menggodaku ]
KEDIAMAN KELUARGA NENEK.
"Mulai sekarang kamu akan menempati rumah ini, jadi janganlah sungkan ya?"
Kyara hanya mengangguk, lalu memeluk Nenek dengan erat.
"Kyara sangat-sangat berterima kasih sama Nenek, karena Nenek sudah sangat baik sama aku dan juga Kak Tyara?"
"Kalian saudara yang sangat baik dan tak ada perbedaan antara kalian, hal ini yang membuat Nenek juga sangat menyayangi kamu, baiklah kamu beristirahatlah,"titah Nenek.
Sesaat kedatangan kedua anak kecil berlarian menghampiri Kyara, mereka kompak memeluk Tyara, Tyara sendiri sangat senang dan membalas pelukan keduanya.
"Nek? Kita boleh tidur sama Tante cantik gak?" Cantika bertanya dengan nada bahagianya.
"Iya, Lala juga mau tidur sama Tante cantik, boleh ya Nek?" Disusul Lala menunjukkan wajah sumringahnya pada Nenek.
"Kalian ini terlihat sangat bahagia setelah ada Tante cantik disini?"goda Nenek.
"Baiklah Nenek mengijinkan, tapi kalian jangan nakal ya?" Wanita tua itu membelai poni kedua anak itu.
"Mama sangat bahagia, ini seperti mimpi Mama bisa sedekat ini sama kamu sayang?"
Tyara membatin, perhatiannya tak juga teralihkan memandang Lala.
"Baiklah berhubung disini sudah ada kamu, Nenek titip mereka ya Ar, Nenek mungkin nanti sore baru tiba, kamu janganlah takut dirumah seorang diri, Arvan masih di Rumah jadi janganlah takut!" Kyara hanya memberikan anggukan.
"Baiklah karena disini hanya ada Tante dan kalian berdua, kalian mau main apa?"
"Gimana kalau kita main petak umpet?" lanjut Lala.
"Itu ide yang tepat, baiklah kamu yang jaga ya cantik, biar Tante dan Lala yang sembunyi."
"Baiklah Tante."
"Baiklah Tante akan bersembunyi, Lala sayang kamu juga sembunyi, tapi jangan ditempat yang berbahaya ya?"
"Iya Tante."
"Cantika hitung sampai 3 ya?"
"Iya Cantika sayang."
"Satu ...."
"Ini ide yang tepat menjalankan misi balas dendam ini, tunggulah aku Arvan ...."batin Cantika dengan tersenyum licik.
"Dua ...."
Langkah kaki Tyara sudah sampai didepan pintu kamar pribadi Arvan, dengan lancangnya Tyara membuka knop pintu yang jelas-jelas didalam sana sudah ada Arvan yang sedang mengerjakan beberapa laporan kerjanya.
"Kyara ...kamu ...?"ucapan Arvan yang tiba-tiba terhenti.
"Maaf, aku kira ini bukan kamar pribadi kamu?"
"Tante cantik dimana?" Suara Cantika terdengar oleh mereka.
"Aku harus bersembunyi, Cantika tidak boleh sampai mempergoki kita berduaan disini?"
Gugup, lirikan Tyara lalu mengarah pada salah satu gorden itu, bergegas ia berlari dan bersembunyi dibalik gorden tersebut, Arvan yang tak hanya diam diri entah apa yang ia lakukan ia malah mengikuti langkah Tyara dan membuka gordennya.
"Kamu bersembunyi di kamarku? Gimana caraku menjelaskan pada Cantika ataupun Lala jika mereka memergoki kita?"
Suara kenop terbuka, gadis kecil perlahan masuk, Tyara langsung menarik pergelangan tangan Arvan keduanya kini terjebak dibalik gorden, keduanya sangatlah dekat bahkan kedua hidung mereka bisa bersentuhan.
"Saat ini kondisi kita ini akan sangat menyulitkan kita untuk menjelaskan, jadi janganlah sampai ketahuan, kamu paham!"
Tyara memberikan bisikan manisnya, sengaja memberikan hembusan nafas pada telinga Arvan, rasa itu seakan-akan telah menimbulkan gejolak aneh dalam diri Arvan.
"Tuan janganlah mengambil kesempatan,"bisiknya lagi, Arvan yang tadinya hampir hilang kendali, ia tersadar dan mulai menjauh dari posisi semula.
"Tante ...dimana? Kenapa disini Tante cantik juga tidak ada?"heran Cantika kebingungan, Anak kecil itu lalu kembali keluar dari kamar ini.
"Terima kasih, kamu sudah bersedia membantuku,"bisik Tyara yang langsung menghempaskan tubuh Arvan yang sedari tadi menghimpitnya, Tyara akan pergi, tapi terlebih dulu tarikan tangannya menghalangi langkah Tyara.
"Berani menyulut api, anda akan langsung pergi begitu saja?"hardik Arvan, Tyara langsung menepis tangan lelaki itu.
"Maksud kamu?"
"Tidak akan ada seseorang pun yang bisa mempermainkan sosok seperti Arvan, anda orang pertama kalinya yang berani mempermainkan aku, anda begitu sangat berani? Berani menantang ku lebih jauh?"
"Apa kamu sungguh memiliki pemikiran seperti ini setiap kali ada wanita yang menggoda mu?"
"Sudah banyak wanita yang berani menggodaku, tapi hasilnya nihil, dan anda! Aku tegaskan buang jauh-jauh niatmu ingin memilikiku karena itu hal mustahil yang tidak akan pernah tercapai, paham!"
"Sungguh anda akan seyakin itu tidak terjerat akan godaanku? Dan beranikah kita bertaruh?"tantang Tyara.
"Apakah anda sudah seyakin ini?" Arvan memberikan tantangan balik.
"Memang kali ini aku belum bisa membuktikan, tapi lihatlah seminggu kemudian kamu akan tau jawabannya."
Tak berkata sepatah kata lagi, Tyara melangkah maju, tapi tangannya tak lupa membelai dada kekar yang dimiliki Arvan, sambil berjalan membelakanginya senyuman amat menantang ditunjukkan oleh Wanita itu.
Keluarnya Tyara, entah angin apa datang, Arvan tiba-tiba meraih gelas dan meneguk air putih didalamnya hingga habis.
"Gila! Bisa-bisanya aku telah tertipu dengan modelan wanita j4l4ng seperti dia? Aku yang membawanya ...aku pula yang telah menimbulkan kekacauan ini, jadi harus aku sendiri yang membereskan kekacauan yang aku buat, sial!"umpat Arvan dengan mencengkram erat gelas tersebut.
Tyara menginjakkan kaki diruang tamu dan tak ada pergerakan anak kecil bernama Cantika, setelah berhasil bersembunyi tanpa diketahui, Tyara yang akhirnya menang.
Bersambung