Putri seorang Duke pada zaman abad pertengahan terkejut saat terbangun dari pingsannya di saat pesta debutantenya di kalangan sosialisasi bangsawan kelas atas. Ia kembali mengulang waktu setelah mati dibunuh suami dan selir sang suami saat akan melahirkan bayinya. Sang putri bertekad akan membalas perbuatan mereka dikehidupan lampau dengan pembalasan yang sangat kejam bagi akal sehat manusia pada zaman itu.
Berhasilkah ia membalas kejahatan mereka dikehidupan yang kedua ini?
Akankah ia berhasil menyelamatkan keluarganya dari tragedi pembantaian yang didalangi suaminya di kehidupan lampau?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GadihJambi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Putra Mahkota
Istana Matahari, kediaman Putra Mahkota
Tak...Tak...Tak...
Suara langkah kaki yang bergema saling bersahut-sahutan dari gerbang masuk Istana Matahari milik Putra Mahkota Alexis Zion Alonso.
Wajah tampan rupawan itu tertutup oleh sebuah topeng yang menutupi setengah wajahnya kecuali mata dan juga bibirnya. Mata biru kehijauan terlihat dingin dan tajam bak elang yang siap memangsa buruannya setiap bertemu semua orang. Sikapnya yang dingin, datar dan tidak tersentuh termasuk keluarganya kecuali mendiang Ibu Suri yang tidak lain adalah mantan Permaisuri yang lama, Ibu kandung dari ayahanda Kaisar Aldrick De Alonso.
Putra Mahkota Alexis dibesarkan dan didik langsung oleh Ibu Suri Magdalena dengan cinta, kasih sayang, ketulusan, disiplin dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Hanya dengan Ibu Suri, Putra Mahkota Alexis bisa mencurahkan apa yang ia rasakan dengan layak seorang manusia tanpa menggunakan topeng yang penuh tipu muslihat.
Putra Mahkota Alexis memasuki istana nya bersama dua pengawal pribadinya Kepala Ksatria Leonard Clayton dan Komandannya Hans Blade.
"Kenapa istana rasanya sepi sekali?" gumam Alexis pelan yang didengar kedua orang kepercayaannya itu sambil berjalan.
"Apa perlu hamba cari tahu, Yang Mulia?" tawar Komandan Blade pada Alexis.
"Tidak perlu, nanti bakalan tahu sendiri!" tolak Alexis dengan suara datar.
Kedatangan mereka disambut Kasim John dan Kepala Dayang Annie dengan beberapa pelayan dibelakang mereka memberikan hormat pada sang Putra Mahkota.
Kepala Ksatria Clayton dan Komandan Blade langsung berbelok ke lorong yang berbeda menuju kamar mereka yang ada di istana Matahari ini. Meskipun bangunannya terpisah dari bangunan utama Putra Mahkota Alexis, tetap saja mereka masih di wilayah yang sama sebagai pengawal pribadi sang Putra Mahkota.
Putra Mahkota Alexis berjalan menuju kamarnya dengan diikuti Kasim John dan beberapa pelayan pria karena Putra Mahkota tidak suka dirinya dan barang pribadinya disentuh oleh perempuan manapun.
Kepala dayang Annie hanya bertugas mengatur kediaman tersebut termasuk menyiapkan makanan serta mendisiplinkan pelayan yang bekerja di istana tersebut.
Kebutuhan pribadi Putra Mahkota Alexis hanya bisa dilayani oleh Kasim John dan pelayan pria yang sudah lulus kualifikasi oleh kedua pengawal pribadi Putra Mahkota.
"Yang Mulia, apa anda tidak menghadiri undangan Duke Caleste malam ini?" tanya Kasim John sambil memasangkan pakaian baru untuk Putra Mahkota yang baru saja selesai mandi.
"Undangan?" beo Putra Mahkota dengan kening berkerut.
"Iya, Yang Mulia. Yang Mulia Kaisar dan Permaisuri pergi memenuhi undangan Duke Caleste bersama Selir Agung dan para Pangeran dan Putri," jawab Kasim John sambil terus membantu Alexis berpakaian.
"Tidak seperti kebiasaan Ayahanda memenuhi undangan Duke Caleste yang selalu berseberangan dengan beliau?" tanya Alexis heran.
"Hamba juga tidak tahu, Yang Mulia! Hanya saja mata-mata kita melaporkan jika ada rumor kalau Yang Mulia Kaisar mengincar Putri bungsu Duke Caleste untuk menjadi sekutu kerajaan dengan menjadi istri sah dari salah satu Pangeran," jawab Kasim John jujur.
"Ck, licik sekali pria tua itu!" decak Alexis dengan nada sinis.
Alexis terbiasa bicara panjang lebar dengan Kasim John yang tidak lain adalah orang-orang setia mendiang Ibu Suri Magdalena. Ia hanya bicara panjang lebar dengan orang-orang tertentu saja termasuk Kasim John dan orang-orang setia mendingan Ibu Suri yang telah mengenalnya dari kecil.
"Apa yang harus kita lakukan dengan rumor ini, Yang Mulia?" tanya Kasim John dengan pelan dan hati-hati.
Belum saja menjawab pertanyaan Kasim John, terdengar teriakan penjaga diluar yang mengabarkan jika Kepala Dayang Annie menunggu didepan pintu bagian luar.
"Jawabannya aku tunda untuk sementara waktu. Saat ini biarkan saja semuanya berjalan apa adanya dan tetap awasi Istana Naga, istana Phoenix, istana Bulan, istana Pangeran dan Putri seperti biasanya diam-diam. Jika ada pergerakan yang mencurigakan, tetap mengawasi dari jauh dan mengamatinya dalam diam sebelum ada perintah langsung dariku," titah Alexis dengan tegas pada Kasim John sebelum mereka keluar dari kamar tersebut.
♧♧♧
Suasana pesta di kediaman Duke Caleste...
Ruby berdiri sambil memegang gelas berisi sampanye ditangannya sembari berbincang ceria dengan beberapa Nona bangsawan yang menyapa dan berkenalan dengannya.
Dari jauh sepasang mata terus menatap Ruby dengan tatapan tajam yang seakan-akan menembus tulang punggung Ruby dari belakang.
"Adik kelima, apa matamu tidak lelah menatap terus-terusan Lady Caleste seakan-akan tatapanmu itu mengurungnya dalam duniamu?" tegur Pangeran Orlando sembari menyenggol pelan lengan adiknya itu.
Pangeran pertama Orlando De Alonso adalah anak pertama Kaisar Aldrick dengan Selir Agung Janice. Karena ia lahir dari seorang Selir, ia tidak bisa menjadi Putra Mahkota meskipun anak tertua Kaisar. Dari Selir Agung Janice, Kaisar mempunyai tiga anak laki-laki yaitu Pangeran pertama Orlando De Alonso, Pangeran kedua Orion De Alonso, dan Pangeran kelima Oscar De Alonso. Sedangkan dari Permaisuri, Kaisar mempunyai dua anak laki-laki dan dua anak perempuan yaitu Putra Mahkota Alexis Zion Alonso, Pangeran keempat Alaric Zean Alonso, Putri pertama Amartha Zea Alonso dan Putri kedua Annelise Zoe Alonso dengan Permaisuri Joanna Zoey Alberto.
"Aku tidak tahu, rasanya aku sudah tenggelam dalam pesonanya saat pertama kali menatap matanya yang tenang tanpa ada emosi itu," jawab Pangeran Oscar tanpa mengalihkan pandangannya.
"Hehehe, apa kau jatuh cinta pada Lady Caleste, adik kelima?" kekeh Pangeran kedua Orion dengan tatapan jahilnya.
"Entahlah, ini pertama kalinya kita bertemu. Tetapi rasanya aku sudah mengenalnya dari lama seperti kenalan lama yang baru bertemu setelah sekian lama," sahut Pangeran Oscar yang bingung dengan perasaannya.
"Apa jangan-jangan kalian pernah bertemu dahulu tanpa sengaja?" tebak Pangeran Orion dengan wajah serius.
"Itu tidak mungkin, Kakak! Kau tahu siapa aku? Aku tidak akan lupa siapapun yang aku temui meskipun hanya sekilas bertemu," bantah Oscar dengan suara tegas.
"Kau benar, adik kelima! Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan! Sekarang nikmati saja pestanya dan coba dekati Lady Caleste agar kau bisa mengenalnya lebih dekat," sahut Orion lagi dengan mengedipkan matanya.
Pangeran Orlando hanya diam saja mendengar pembicaraan kedua adiknya sambil ikut mengamati Ruby yang tampak santai dan tidak terusik dengan tatapan mata yang memandangnya dengan tatapan kagum dan penuh minat.
Tanpa seorangpun yang tahu, Ruby tersenyum menyeringai sambil meminum sampanye nya merasakan tatapan tajam dibelakangnya itu.
Sejak terlahir kembali, Ruby mempunyai insting dan kepekaan yang tinggi tanpa seorangpun yang tahu termasuk pelayan pribadinya Darya. Sedari awal pesta, ia tahu jika Oscar terus menatap dirinya dengan tatapan tajam yang penuh rasa penasaran dan tanda tanya dibenak pria itu.
"Teruslah penasaran denganku, Oscar! Dengan rasa penasaranmu itu, akan ku buat kau bertekuk lutut padaku dengan membuat kau berada dibawah kakiku sampai kau hancur berkeping-keping," batin Ruby dengan menyeringai penuh dendam kesumat.
Bersambung....
