NovelToon NovelToon
Ratu Dan Pria Tak Terlihat

Ratu Dan Pria Tak Terlihat

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Kisah cinta masa kecil / Cinta pada Pandangan Pertama / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: khayalancha

Dari semenjak lahir Syailendra dipaksa untuk "tak terlihat", dirumah, disekolah dan juga di lingkungan sekitarnya. Namun ternyata seorang perempuan bernama Ratu memperhatikan dan dengan jelas dan tertarik padanya. Perempuan cantik dan baik yang memberikan kepercayaan diri untuknya.

Sedangkan Ratu, Ia sosok perempuan sempurna. Ratu terkenal tak mau berkomitmen dan berpacaran, Ia seorang pemain ulung. Hidup Ratu berubah saat Ia dan Syailendra satu team mewakili olimpiade kimia dari sekolahnya. Mereka tak pernah sekelas, dan Ratu bahkan baru mengenalnya. Tapi sosoknya yang misterius merubahnya, Ratu merasakan sesuatu yang berbeda dengan pria itu, membuatnya merasa hangat dan tak mau lepas darinya.

Namun dunia tak mendukung mereka dan mereka harus berpisah, mereka lalu bertemu sepuluh tahun kemudian. Apakah kisah kasih mereka akan tersambung kembali? Atau malah akan semakin asing?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khayalancha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 - Modus

Ratu menatap geli layar ponselnya. Sejak bertukar nomor ponsel tadi sore, gadis itu tak henti mengirimkan pesan-pesan random pada Syailendra. Meski Syailendra lama membalas pesan, bahkan kadang hanya diread. Ah, Ratu tahu Syailendra itu kaku dan cuek. Ketikan lelaki itu juga formal. Seperti berkomunikasi dengan guru saja.

Contohnya seperti ini—

Ratu, sudah belajar atau belum malam ini? Tolong dikirimkan jawaban kamu, ya, sama rumus-rumusnya sekalian. Mau menyamakan sama punyaku. Maaf mengganggu waktunya, Ratu. Trims.

—pesan itu membuat Ratu melongo. Sudah capek-capek ia mengirimkan foto selfienya, malah itu yang dibalas Syailendra. Tidak ada sedikit pun Syailendra memuji fotonya yang tengah rebahan itu. Ini cowok kenapa nyebelin banget, sih?!

"Apaan sih dia. Apa aku kurang cantik ya?"

Sambil telungkup, Ratu menggoyang-goyangkan kakinya ke atas. Ia coba lagi mengirim foto pada Syailendra. Kali ini berpose lebih anggun.

Send.

Ratu mengirim fotonya dengan caption—

Segerin dulu aja. Serius amat.

Tak sampai semenit, pesan itu langsung dibalas. Ratu tersenyum kala ponselnya berbunyi. Ia buka chatroom Syailendra dengan senang hati—

Foto jawaban, Ratu. Bukan foto kamu. Trims.

Sakit sekali hati Ratu. Bahkan kekesalannya sampai ke ubun-ubun karena Syailendra bahkan tidak membuka foto tersebut. Main langsung balas saja!

Alhasil Ratu kirim pesan tambahan agar ia tidak terlalu malu.

Maaf salah kirim.

Lalu kembali meletakkan hapenya di atas nakas. Belum jadi ponsel tersebut tergeletak di nakas, Syailendra kembali membalas pesannya. Niat Ratu pun jadi tertunda. Ia memilih mengecek balasan Syailendra.

Memang ke siapa kamu kirim?

P

P

Balas!

Ratu langsung terduduk dibuatnya. Bibirnya melengkungkan senyum hingga membuat lesung pipinya muncul. Ratu terkekeh melihat spam chat yang Syailendra kirimkan.

"Kerjain sekalian ah," celetuk Ratu.

Maka ia membalas pesan Syailendra dengan mengarang alasan bahwa tadi Ratu mengirimkan pesan tersebut pada Aldo—gebetannya. Jadilah Syailendra misuh-misuh dan berujung meneleponnya.

Tawa Ratu pecah detik itu juga. Terbayang olehnya wajah lempeng Syailendra sepanik apa karena mengira dirinya memang mengirimkan foto seperti itu pada lelaki lain. Padahal Ratu adalah perempuan yang tidak mau kirim pap ke cowok. Hanya pada Syailendralah ia berani. Itu semua karena Syailendra cuek-cuek saja. Jadi Ratu merasa tidak cantik karena gadis seindah dirinya diabaikan.

"Kenapa kamu kirim foto begitu ke cowok lain? Nggak sopan, Ratu. Mana kamu juga lagi pakai tanktop. Hapus fotonya, nggak!" berang Syailendra dari seberang sana.

Ratu mati-matian menahan tawa. "Oh, foto aku ke room kamu aku hapus? Ya udah—"

"Jangan yang di chat aku! Kalau itu mah biarin aja!" selak lelaki itu.

Bibir Ratu berkedut hendak tertawa. "Lho, kenapa biarin aja? Padahal sama aja kan? Sama-sama foto seksi juga. Kan kamu yang bilang foto gitu nggak sopan?"

Syailendra terdiam. Ratu sejujurnya bahkan tidak tersinggung sama sekali. Malah ia tertawa geli memikirkan bagaimana ekspresi lelaki itu di seberang sana.

"A—aku nggak bermaks—"

"Hahahah!" Ucapan gagu Syailendra terpotong oleh suara tawa Ratu yang amat kencang. Gadis itu tak lagi bisa menahan kegelian di perutnya. Jadilah ia ngakak brutal. Hal itu membuat Syailendra di seberang sana merasa kebingungan.

"Kamu kenapa ketawa? Aku perasaan nggak lagi ngelawak."

"Habis kamu lucu," kekeh Ratu. "Gak tau ah, aku gemes sama kamu."

"Hah? Aku kenapa?"

Kan, Syailendra malah lola. Lelaki itu benar-benar lurus. Lebih tepatnya lurus-lurus tabung. Ratu jadi makin percaya jika Syailendra selama ini memang belum pernah memiliki pacar. Kalau saja orang lain yang Ratu kirimkan foto tadi, mungkin sudah minta pap lebih. Tapi Syailendra berbeda. Lelaki itu tidak pernah mengirimkan chat nyeleneh padanya. Anak itu bahkan sama sekali tidak bisa diajak bercanda.

Prinsip Syailendra, jika iya, iya. Tidak, ya tidak. Ratu jadi bersyukur kenal lelaki baik di tengah gempuran lelaki-lelaki nakal pada masa remaja ini.

"Nggak kok. Kamu lucu aja di mata aku." Ratu mengelak, tak mau memperpanjang soal pap tadi.

"Ah... begitu."

"Ho'oh."

Dan selanjutnya Syailendra mengalihkan pembicaraan membahas pelajaran. Cowok itu mengoceh panjang lebar bertanya tentang jawaban di halaman lima puluh sembilan. Sepanjang lelaki itu bersuara, Ratu hanya bisa senyum-senyum sendiri. Sampai-sampai Syailendra mengira dirinya ketiduran karena tak menjawab satu pun ucapannya.

"Kamu udah tidur, ya?"

"Eh, belum. Aku ... aku cuma nggak paham sama pembahasannya." Ratu berbohong.

Maka Syailendra menjawab. "Ya udah, kita video call aja gimana? Belajar bareng. Aku nanti yang ajarin kamu."

Pipi Ratu memanas mendengarnya. Dengan malu-malu, akhirnya ia berujar, "boleh...."

Dan setelahnya terjadilah hal pertama yang pernah mereka lakukan setelah beberapa waktu belakangan saling mengenal. Bisa dibilang ini peningkatan. Yaitu video call. Ratu jadi salah fokus. Wajah Syailendra sangat tampan di layar. Ah, memang kapan, sih, Syailendra tidak tampan?

Penjelasan demi penjelasan Syailendra jabarkan dengan detail. Lelaki itu persis seperti guru jika menerangkan. Tata bahasanya, cara bicaranya, membuat Ratu bisa langsung paham.

Namun karena dasarnya malas belajar, Ratu hanya iya-iya saja. Melihat ekspresi Syailendra lebih menarik bagi Ratu ketimbang mendengar penjelasannya tentang rumus-rumus itu.

"Paham enggak?" tanya Syailendra.

Ratu tersenyum. Matanya kian sayu, tampak seperti menahan kantuk.

Syailendra jadi gemas sendiri dari seberang sana. "Ketahuan kamu nggak nyimak dari tadi."

Melihat Ratu makin mengantuk membuat Syailendra tidak tega. Ia pun menyarankan untuk menyuruh Ratu istirahat saja. "Udah dulu belajarnya. Kita sambung besok. Nggak baik dipaksa. Dari pada kamu nggak fokus."

"Ya udah, tapi temenin..."

"Temenin maksudnya?"

Ratu mengubah posisinya jadi menyamping, menyandarkan ponselnya di badan guling. "Temenin kayak gini. Jangan dimatiin vc-nya."

Syailendra tersipu malu dari seberang sana. Apalagi melihat wajah Ratu yang makin dekat ke layar. Wajah bareface tanpa make-up itu sangat cantik untuk dilihat. Syailendra menyandarkan ponselnya ke dinding. Sambil melanjutkan kegiatannya mencoret-coret kertas, ia amati wajah cantik itu. Dada Syailendra menghangat dibuatnya.

Ratu kini sudah tertidur. Dan berjam-jam lamanya video call itu tidak dimatikan oleh Syailendra. Sepertinya melihat Ratu tidur adalah hobby baru Syailendra mulai saat ini.

"Good night, princess ... aku jagain dari sini."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!