CERITA INI MENGANDUNG 21++. DISARANKAN BIJAK MEMILIH BACAAN!
DISARANKAN JUGA UNTUK TIDAK AMBIL SERIUS CERITA INI. TUJUAN AUTHOR UNTUK MENGHIBUR NGANA SEMUANYA.
Miya Andara, seorang perempuan berkaca mata, berpenampilan sederhana yang bekerja di sebuah perusahaan property terbesar di Jakarta, tidak menyangka akan terjebak di dalam sebuah pernikahan dengan seorang lelaki yang ia temukan dalam kondisi mabuk pada suatu malam.
Bagas Gumilang, seorang CEO perusahaan property besar itu tidak bisa menolak permintaan ayah dan ibunya untuk menikahi Dara saat mereka kedapatan di dalam kamar yang sama.
Bagas yang sudah memiliki kekasih mau tidak mau harus menikahi Dara atas desakan kedua orangtuanya yang terlanjur salah paham.
Akankah keduanya bertahan dalam hubungan tanpa cinta yang akhirnya mengikat mereka dalam pernikahan dadakan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ampun Bang Jago!
Karena Dara sudah tidak malu-malu meong malah sekarang jadi lebih aktif ya bun, Bagas juga tidak ragu lagi mengajak ritual mulia istri titisan betty Lapea itu.
Kalau sudah kecapekan karena habis bertempur keduanya jadi tambah mesra. Buat Bagas memang bukan pengalaman yang baru, sebab bersama Angel pun dulu Bagas sudah pernah gitu-gitu.
Tapi untuk Dara yang baru sekali ini merasakan indahnya olahraga ranjang, ada semacam euforia tersendiri. Kata Dara sih bikin nagih. Ibu-ibu yang baca sekarang pasti langsung ngangguk-ngangguk sambil liatin wajah suami? bener gak??? cie cie yang jadi inget malem pertama.
Balik ke topik utama, jadi Dara sekarang kalo lagi pengen jadi ada aja ulahnya. Bikin Bagas yang udah pengalaman dan emang itu hobbynya gak perlu dikasih pencerahan lagi sama dua Tarzan. Kode dari Dara udah jelas bos. Gak pake ba bi bu langsung aja deh di bawa ke indahnya nirwana itu si Dara.
Bagas juga kepengennya cepat punya anak, tapi kata Dara pengen rasakan dulu indahnya surga dunia. Maksudnya dia pengen puas-puasin dulu gitu loh, maklum, pacarannya setelah menikah sih.
"Nahan beberapa bulan aja, Mas. Aku masih pengen berduaan dulu gitu sama kamu." ujar Dara sambil menarik selimut tebal berwarna putih.
"Iya, terserah kamu aja sih, tapi jangan kelamaan ya, aku pengen punya anak pengen kasih Mama sama Papa juga Ibuk sama Bapak cucu." sahut Bagas sambil merapikan rambut istrinya yang sudah acak-acakan.
"Terus nanti kalau aku udah hamil, kamu bakal cari sekretaris baru dong, Mas?" tanya Dara.
"Ya enggak lah, kamu kan tetap bisa ikut aku ke perusahaan. Nanti kalo udah lahiran baru deh kamu di rumahkan."
"Nah terus kamu bakal cari sekretaris baru kan?"
"Ya iyalah... eh enggak lah." ralat Bagas secepatnya setelah melihat bola mata Dara mau keluar dari kelopaknya.
"Aku bakal minta Tina yang gantiin aku ntar, tapi meja kerja dia di luar aja. Gak boleh masuk ke dalam." ujar Dara penuh tekad dan keyakinan.
"Kamu kalo udah bucin ternyata mengerikan."
"Rencananya juga nanti aku mau pasang CCTV di celana dalem kamu itu biar kamu gak bisa macem-macem sama perempuan lain."
"Segitunya kamu gak percaya aku."
Tampang Bagas yang tiba-tiba sedih jadi bikin Dara merasa bersalah. Nampaknya , ia sudah kelewatan mencurigai suaminya.
"Aku minta maaf deh, Mas. Aku bercanda doang tadi."
"Berarti aku bisa rekrut sekretaris baru dong."
"Enak aja, pokoknya gak bisa." Dara sudah bersidekap sambil mengerucutkan bibirnya.
Cup.
Bagas mencuri ciuman Dara untuk yang kesekian. Ia gemas melihat istrinya yang polos dan sedikit menyebalkan itu. Lagipula, bisa-bisanya Dara berpikiran dia bakal selingkuh lagi.
"Lagian ya kamu tuh, aku satu kamu aja enggak habis-habis. Masa udah ada pikiran aku bakal selingkuh gitu sih?"
"Ya wajar dong aku kepikiran, kamu kan mantan playboy, Mas. Yang suka juga banyak dibanding aku yang biasa ini." Dara tertunduk lesu tapi di mata Bagas kok jadi unyu-unyu.
"Cemburuan." Bagas mencubit hidung mancung istrinya dengan gemas.
"Aku gak suka berbagi, Mas. Apalagi kalau berbagi suami. Ih amit-amit." Dara bergidik ngeri.
"Cie yang dulu benci sekarang jadi sayang." goda Bagas slengean.
"Ih godain mulu. Gak aku kasih jatah lagi baru tahu rasa!" ancam Dara. Bagas langsung minta ampun sambil mengecup jemari Dara berulang kali.
Ia akan menerima hukuman apapun kecuali yang satu itu. Berat. Bagas tak akan kuat. Biar Jordi saja.
Ya beneran loh, Bagas ini udah passionnya jadi orang ganteng yang hobby ngelonin istri. Kata Bagas gak ada yang bikin dia ngerasa jago selain bikin istrinya merem melek dan minta lagi.
"Ra, kamu beneran gak pernah pacaran dulunya?" tanya Bagas penasaran.
"Gak pernah, Mas. Waktu sekolah dan kuliah dulu pernah sih naksir senior tapi setiap ingat Bapak sama Ibuk ya aku gak terusin perasaan itu."
"Loh, apa hubungannya sama Bapak dan Ibuk? emang mereka gak kasih kamu dekat sama laki-laki?"
"Bukannya gak kasih, Mas, cuma di daerah tempat tinggal aku orangnya pada suka gosip. Lagipula, aku gak mau kasih apapun ke laki-laki sebelum menikah. Kalau udah pacaran, aku takut gak tahan godaan. Jadi daripada entar Bapak sama Ibuk malu, mending gak usah." jelas Dara panjang lebar.
"Berarti aku adalah lelaki pemecah rekor ya. Bisa dapetin kamu yang masih suci atas bawah ini. Huh, aku emang jago, Ra. Jeki, kenalin ini Abang jago." Bagas dan Jeki bersalaman, bikin Dara ngeri sekali melihat cara Bagas menggenggam.
"Ehmmmmm, tapi aku sempat kecewa sama kamu, Mas." Dara tertunduk lesu.
"Yah, kenapa Ra? aku bikin kesalahan apa lagi?"
"Awal-awal kita nikah kamu kepaksa karena alasannya harta papa kan?" tanya Dara lirih.
Bagas tersenyum sesaat. Ia mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh suaminya ini.
" Awalnya kamu dan aku menikah karena memang kita terpaksa kan? tapi, ada alasan lain kenapa aku mati-matian mempertahankan harta itu, Ra. Nanti kamu akan tahu alasannya." Bagas tersenyum penuh arti.
"Yang jelas, seiring waktu berlalu, aku udah mulai ngerasa ada sesuatu yang beda dari pernikahan kita, mungkin terlalu berlebihan kalau aku bilang bahwa aku menginginkannya. Ya, aku bahagia kok menikah sama kamu. Mungkin kamu memang jawaban doa Mama dan Papa yang ingin aku bisa berubah, gak playboy lagi dan akhirnya punya istri yang baik seperti kamu." kata Bagas bijak. Dara jadi tertawa renyah mendengarnya.
"Tapi, aku kok apes ya, Mas. Dapetnya kamu, induknya Jordi yang gak perjaka lagi." Bagas segera menoyor kepala Dara membuat istrinya itu jatuh terlentang.
"Aku bukan gak perjaka, Ra. Tapi lebih berpengalaman aja." kilah Bagas tak terima.
"Ih padahal sama aja."
"Berani ya kamu ngejek suami kamu yang ganteng ini begitu." Dara sudah terguling-guling karena Bagas kembali menggelitik sambil menjamah nakal tubuh istrinya yang hanya beralas lingerie transparan, yang setiap kali Bagas lihat selalu bisa menggoyahkan iman.
"Lagi yuk." ajak Bagas yang segera diangguki Dara cepat.
"Aku bakal buat kamu sampai minta ampun." desis Bagas yang sudah kembali dikuasai hasrat.
"Aduh, pelan-pelan dong." Dara mencubit suaminya yang sudah mulai kehilangan kendali setir.
"Bilang ampun dulu cepet." titah Bagas dengan nafas yang mulai memburu.
Dara menggeleng dengan tubuh sudah terguncang kesana kemari. Bagas jadi semakin memperkuat remahannya membuat Dara mengaduh sekaligus melenguh.
"Ampun abang, ampun bang jago." ujar Dara dengan nafas sudah putus-putus, bikin si Abang jago makin blingsatan.
Jordi cuma bisa merem di dalam sangkar, ia tidak bisa mengejek Bagas sebab Bagas lagi menang banyak saat ini. Jadi lebih baik Jordi diam saja dulu sampai situasi berpihak padanya.
Mana yg aku inget cuman nama peran laki lakinya aja pokoknya namanya Bagas, trus istrinya sekretaris dia.
Yahh pokoknyaa senenggg bgtttt akhirnya ketemu sama novel ini, udah pengen baca ulang dari tahun kemarin tapi ga ketemu mulu.