NovelToon NovelToon
Akhir Dari Sebuah Pernikahan

Akhir Dari Sebuah Pernikahan

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Istri ideal / Tamat
Popularitas:166.3k
Nilai: 5
Nama Author: La-Rayya

Hari dimana Santi merayakan ulang tahun pernikahannya yang ke 25, semuanya tampak berjalan dengan baik. Tapi itu hanyalah awal dari bencana besar yang akan dia hadapi. Tanpa diduga, hal yang tidak pernah disangka oleh Santi adalah, Dani suami yang selama ini dicintainya itu akan meminta cerai padanya, karena dia telah menjalin hubungan terlarang dengan seorang wanita berusia 20 tahun dibelakangnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon La-Rayya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Dani

Setelah Guntur pergi, Santi memutuskan untuk mengundang Julia makan malam di rumahnya. Dia benar-benar ingin berbagi kebahagiaan bersama teman-temannya. Santi memeriksa bahan makanan apa yang ada di lemari pendingin dan menyiapkan berbagai hidangan lezat untuk menyambut Julia.

Saat dia melewati ruang tamu yang dihiasi bunga-bunga segar, dia melihat lukisan Guntur masih bersandar di dinding. Dia berpikir dimana dia harus menggantungnya. Dia lantas mengamati ruangan dan menyadari bahwa dia menemukan tempat yang tepat.

Ada sebuah lukisan di dinding tengah yang tidak terlalu dia sukai, tetapi itu adalah lukisan favorit Dani. Sebuah lukisan Picasso, dan karya seni pertama yang pernah dibelinya. Dani selalu berkata bahwa melihat lukisan itu mengingatkannya pada seberapa jauh dia telah melangkah dari menjadi anak seorang buruh dan pembantu menjadi pengusaha sukses.

Bagi Santi, lukisan itu sama seperti pemiliknya dan pasti akan dihapus dari kehidupannya.

Santi mengambil tangga lalu menurunkan lukisan Picasso dan seperti yang dia inginkan, dia menggantung lukisan pemberian Guntur di tempat lukisan favorit Dani tadi. Lukisan pemberian Guntur itu tampak menakjubkan.

Santi kemudian menyingkirkan beberapa hiasan lama, menggantinya dengan yang baru, dan membawa lukisan Picasso ke dapur, sambil memikirkan apa yang harus dilakukan dengan lukisan itu.

Malam itu, saat Julia tiba bersama Sarah di rumah Santi. Mereka takjub dengan hidangan lezat yang telah disiapkan Santi untuk mereka berdua.

"Kau tampak berseri-seri," kata Sarah.

"Kau tidak menyiapkan semua ini hanya untuk kita, kan?" komentar Julia sambil mengamati meja.

"Aku tidak tahu harus memasak apa, jadi aku membuat semua makanan favorit kalian," jawab Santi.

"Betapa indahnya lukisan itu," kata Sarah yang mengalihkan pembicaraan.

"Oh, jangan bilang kalau Guntur datang kemari!" Seru Julia, dengan tangan yang menutupi mulutnya.

"Ya, aku mengaku, Julia. Guntur datang kemari dan makan siang bersamaku di rumah ini." Ucap Santi.

"Itu luar biasa," kata Julia. "Kita harus merayakan hal itu." Lanjut Julia.

Sarah tidak mengerti siapa yang mereka berdua bicarakan.

"Apakah kau sudah bertemu seseorang yang baru? Apakah kau sedang menjalin hubungan dengannya?" Tanya Sarah penasaran.

Santi mengisi gelas dengan jus untuk kedua temannya dan mengambil gelasnya sendiri.

"Tidak, aku hanya berteman dengannya. Dia pria yang baik dan teman mengobrol yang asyik. Lagipula aku tidak mau berubah seperti Dani yang begitu cepat terlena dengan orang lain. Tapi aku bisa berteman dengan siapa saja kan?" Ucap Santi tersenyum.

"Apakah itu berarti kau bisa melanjutkan hubungan kalian kearah yang lebih serius?" Tanya Julia mendesak.

"Tidak, aku tidak senaif itu. Dia sudah jelas-jelas mengatakan padaku bahwa dia tidak dalam posisi untuk menawarkan hubungan apa pun kepadaku, dan dia tidak mau berkomitmen. Lagipula, dia masih muda. Dia bisa menemukan wanita lain untuk diajak punya anak dan memulai keluarga dan wanita itu bukan aku. Menjalin hubungan yang serius dengannya sama saja dengan bermain api. Aku hanya ingin berteman dengannya," kata Santi.

"Aku pikir itu sangat bijaksana," komentar Julia.

"Ayo kita rayakan. Kau adalah seorang wanita dewasa. Jika kau bahagia, kau tidak perlu menjelaskannya kepada siapa pun." Ucap Sarah.

Mereka bertiga menghabiskan malam dengan berbagi tawa, mengenang kembali cerita-cerita lama, dan menikmati hidangan lezat.

...----------------...

Keesokan paginya, saat Santi sedang membuat kopi, seseorang terdengar mengetuk pintu. Santi terkejut melihat bahwa Dani sudah ada di sana sepagi ini.

"Selamat pagi, Santi," sapa Dani ketika melihatnya.

Bagi Dani, penampilan Santi sangat berbeda sejak dia bertemu dengannya di restoran malam itu.

"Selamat pagi, Dani, masuklah." Ucap Santi lalu menutup pintu. "Aku baru saja membuat kopi. Kau mau?" Tanyanya.

"Ya, silakan. Apakah kau sedang mendekorasi ulang rumah ini?" Tanya Dani sambil mengikuti Santi berjalan ke dapur dengan memperhatikan tirai, karpet, dan bantal baru.

"Ya, seperti yang kau lihat. Aku telah mengambil lukisan Picasso dari ruang tamu. Apakah kau ingin mengambilnya? Kau selalu menyukainya, dan lukisan itu hanya akan menjadi debu di gudang nantinya." Ujar Santi.

"Jika lukisan itu memang tidak ada gunanya bagimu, aku akan mengambilnya," kata Dani.

Santi menuangkan secangkir kopi untuk Dani dan duduk di hadapannya.

"Kau nampaknya agak lelah," kata Santi.

"Sebaliknya, kau tampak berseri-seri," kata Dani sambil tersenyum. "Aku baru saja kembali dari perjalanan bisnis dan merasa agak lelah, tapi aku perlu berbicara denganmu. Bagaimana keadaan putri-putri kita? Aku sudah berbicara dengan Aleya dan Amanda, seperti yang kau tahu, situasinya saat ini berbeda, dan aku tidak ingin hubunganku dengan mereka semakin renggang." Ujar Dani.

"Amanda telah belajar dengan giat untuk kelulusannya," jawab Santi.

"Lalu bagaimana dengan Aleya? Apa dia baik-baik saja?" Tanya Dani.

"Aleya begitu sedih dengan kejadian yang baru saja menimpanya." Ujar Santi.

"Aku tidak percaya dia bisa begitu tergila-gila dengan pria itu. Apa yang dia pikirkan?" Ucap Dani terdengar kesal.

"Dia masih muda. Dia sedang menapaki jalannya sendiri, membuat sejarahnya sendiri dan pasti dia akan melakukan kesalahan. Putrimu itu bukanlah manusia yang sempurna." Ucap Santi.

"Aku tahu, tapi sekarang dia pasti terluka." Kata Dani.

"Tenang saja, dia bisa mengatasi lukanya. Aku tidak akan membiarkan putriku larut dalam kesedihannya. Aku juga sudah memintanya untuk berbicara dengan Mirza untuk mengakhiri semuanya dengan baik-baik. Aku akan menemaninya dan menjaganya. Yang jadi masalah sekarang adalah dia tidak punya apartemen, dan mengingat ulang tahunnya tinggal sepuluh hari lagi, sebagai bagian dari perceraian kita, kau setuju untuk memberikan apartemen untuk masing-masing putri kita." Ucap Santi.

"Ya, aku tahu, dan aku akan memberikan semuanya seperti yang sudah aku janjikan," kata Dani.

"Pada hari ulang tahunnya?" Tanya Santi. "Dia akan pulang ke rumah bersama Amanda. Mungkin kau bisa datang dan mencoba memperbaiki keadaan dengan mereka." Ucap Santi.

"Aku akan senang sekali. Aku perlu pergi ke Jakarta dan melihat apartemen itu sebelum membelinya. Dan yakinlah, aku akan memastikan bajingan itu membayar semua yang sudah dia lakukan pada putriku. Aku akan mengurus semuanya dan memberi tahukannya kepadamu, dan jika semuanya berjalan sesuai rencana, aku akan melanjutkan pembelian apartemen itu." Ucap Dani.

"Bagaimana kabar orang tuamu?" Tanya Santi.

"Mereka baik-baik saja, dan mereka bertanya tentangmu dan putri kita." Jawab Dani.

"Aku belum mengunjungi mereka akhir-akhir ini, tapi aku akan mengunjungi mereka beberapa hari lagi dan aku juga akan mengajak Amanda dan Aleya mengunjungi mereka. Aleya akan menyelesaikan pekerjaannya di Bali dalam 15 hari. Memiliki tempat tinggal sendiri di Jakarta akan menjadi kejutan yang luar biasa baginya." Ucap Santi.

"Bagaimana kabarnya di Bali?" Tanya Dani.

"Bagus sekali. Aku mengunjungi studionya saat aku mengantarnya dan kau harus melihat betapa bahagianya dia. Mereka memuji kinerjanya." Ucap Santi.

"Senang mendengarnya. Baiklah, aku akan pergi sekarang. Aku akan mengurus semuanya akhir pekan ini dan akan menelepon mu." Kata Dani.

"Baiklah," jawab Santi.

Dani mengambil lukisannya dan berjalan menuju pintu. Santi menahan pintu agar terbuka untuknya.

"Selamat tinggal, Santi. Jaga dirimu," kata Dani sambil mencium pipinya.

"Selamat tinggal, Dani," jawab Santi.

Bersambung...

1
Heny
Happy ending the best
Heny
Innalillahi wainna ilaihi turut berduka cita thor
Heny
Hancur sdh semua nya
Heny
Sdtiap ada masalah knl hrs lari ke minuman yg akan merusak diri sendiri
Heny
Knp jadi kacau begini
Heny
Dulu Santi bilang tdk akan memaafkan Dani sekarang mlh mau merawat bagaimana dng Adi ini gk bnr thor mrk sdh cerai
Heny
Smg Aleya tdk cemburu dan marah pd ibu nya dan Aldi
Heny
Jng y thor smg Mario tdk berbuat jht sm Aleya dan Manda
Heny
Apa tdk ada sutradara selain pablo aqu takut dia menyakiti Aleya
Heny
Santi jng bodoh laki2 seperti Dani gk pantas untuk ditangisi
Heny
Dani masa puber harus nya sdh sukses bahagia kan keluarga bkn cari yg lain
Heny
Jodoh kan mm Santi dan pp Aldi thor
Heny
Awal2 emang bagus Dani nanti lama2 nampak sifat asli nya
Heny
Ingat umur iman nya lemah
Heny
Hadir
Endang Priya
kalo memang jenuh dgn rumtang yg adem ayem. cobalah menepi.e time. jangan lantas berhianat.
Endang Priya
dani Prasetya lagi yg berulah. padahal dia sadar betul. Santi menemaninya saat blm menjadi apa".
Nani Te'ne
suka
Ds Phone
rupa nya dia sakit jiwa
Ds Phone
nasihat yang baik ibu nya bagi kan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!