Bangun dari tidur Yola begitu terkejut saat melihat pria yang terlelap di sebelahnya.
Yola tidak tahu apa yang terjadi padanya setelah pesta kampus yang ia datangi semalam.
Dan kini ia harus berakhir dengan pria yang sangat berpengaruh di kampus.
Yola memilih pergi sebelum pria yang masih terlelap itu bangun, ia tidak ingin menimbulkan masalah apalagi pendidikannya terkendala.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al-Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HAPD_BAB31
"Jerry!"
Wilea mendorong kepala Jerry yang berada di dadanya membuat Jerry terpaksa berhenti memainkan dada Wilea.
Wajah Wilea merah padam dengan kedua mata yang berkaca-kaca, sedangkan Jerry mengusap sudut bibirnya yang basah oleh liurnya sendiri sangking enaknya tadi.
"A-apa yang kamu lakukan," Wilea merapatkan tubuhnya dan menarik selimut, namun tangan Jerry menahannya.
"Bermain dengan dua bola, aku menyukainya," terang Jerry tanpa rasa malu.
Wilea membulatkan matanya, tangannya hendak naik untuk menampar Jerry namun hanya bisa berhenti di udara. Jika tadi wajah Wilea pucat pasi, sekarang menunjukan kemarahan yang berarti.
"Kau!" Wilea menatap tajam Jerry dengan tatapan kecewa, "Aku pikir kau berbeda Jer, tapi sama saja," Katanya dengan suara bergetar sambil meloloskan bulir air mata.
Wilea kecewa, marah dan sedih. Apalagi melihat banyak tanda merah di dadanya, ya Tuhan apakah dirinya tak sadar di perlakukan seperti ini? Batin nya menjerit.
Jerry menurunkan tangan Wilea yang dia tahan, bibirnya mengulas senyum, dengan tangan satunya mengusap pipi Wilea yang basah.
"Aku memang bukan pria baik-baik Wilea, aku pria dewasa yang normal. Melihat mu seperti ini aku tak bisa menahan gejolak gairah yang datang. Kita sudah sama-sama dewasa, bukan hal dilarang di negara kita ini," balas Jerry sambil menatap Wilea lurus.
Wilea tak menyanggah ucapan Jerry, tak juga membenarkan, hanya saja selama ini Wilea tak pernah dekat dengan seorang pria, dan Wilea ingin menyerahkan dirinya pada pria yang dia cintai, bukan pria yang baru dikenalnya dan meskipun selama ini Jerry baik padanya.
Melihat Wilea yang diam saja, membuat Jerry mendekatkan wajahnya, hembusan napas keduanya saling bertabrakan, perlahan bibir keduanya menempel sedikit sekali dua kali ketiga kalinya Jerry langsung menarik tengkuk leher Wilea memperdalam ciuman keduanya yang justru semakin intens dan panas.
Jerry meruntuhkan pertahanan Wilea, pria itu mendorong sebuah kenikmatan untuk ditawarkan pada Wilea hingga membuat Wilea terlena dengan kenikmatan yang Jerry tawarkan, tubuh keduanya sudah sama-sama polos, napas keduanya memburu hebat dengan tatapan penuh ingin.
Jerry menatap wajah Wilea intens tatapan sayunya semakin membakar gairahnya.
"I won't stop once I've started Beby,"
Aku tidak akan berhenti jika aku sudah memulainya Beby
Dan keduanya kembali menyatukan bibir semakin dalam dan menuntut, memberikan sentuhan-sentuhan lembut diarea sensitif Wilea.
Fayola menatap lurus dengan tatapan haru, didepan sana sebuah monitor menunjukan bayi kecilnya yang tumbuh dengan sehat dan sempurna.
Terdengar jelas detak jantungnya yang selalu membuatnya Fayola merasakan merinding disekujur tubuhnya.
Elin yang menemani tersenyum haru, wanita itu terlihat senang mendengar bayi Fayola baik-baik saja.
"Um, semua nya sangat baik." ucap dokter yang sudah menyelesaikan pemeriksaannya.
Fayola di batu Elin bangun dari pembaringan, kedua wanita itu beriringan menuju meja dokter.
"Resep vitamin, apa mualnya sering kambuh?" Tanya dokter sambil menulis resep obat.
"Terkadang dok, hanya kalau mencium aroma tertentu," Balas Fayola.
Dokter itupun mengangguk, "Jaga kesehatan dan kandungan mu, semoga semua akan baik sampai melahirkan,"
Fayola kembali pulang bersama Elin, keduanya tampak bahagia setiap kali pulang melakukan periksaan.
"Kau ingin membeli sesuatu? Sekalian kita belajar kebutuhan dapur." Ucap Elin saat akan melewati supermarket.
"Um, boleh," Fayola mengangguk saja.
Keduanya turun dari mobil, dari desa ke kota memerlukan waktu yang panjang dan mereka menggunakan kesempatan untuk membeli barang kebutuhan mereka. Didalam Fayola memisahkan diri dari Elin, Fayola ingin mencari susu hamil dan buah segar, namun saat masih memilih susu tak sengaja sebuah televisi di supermarket itu menayangkan berita yang membuat tubuh Fayola mematung dengan kedua mata yang berkaca-kaca.
"Breaking news, seorang eksekutif muda pemilik kebun anggur terbesar diitalia mengalami kecelakaan mobil baru saja terjadi, korban berinisial Calvin Gilbert mengalaminya kecelakaan dan tak sadarkan diri. Untuk kabar kondisi korban belum diketahui korban dilarikan kerumah sakit terdekat.."
Brak
"Angeline!" Elin langsung mendekati Fayola yang mematung didepan televisi yang tergantung di atas, kotak susu yang dia pegang jatuh begitu saja.
"Angeline," Elin yang tadinya tak sengaja melihat berita langsung mencari Fayola, dan benar saja gadis itu juga melihat berita yang di siarkan serentak.
Meskipun berada di negara yang jauh berbeda, namun kata yang diucapkan reporter itu cukup jelas. Pemilik kebun anggur terbesar di Italia, itu berarti pemilik kebun sudah berpindah tangan, dan hanya Elin yang menyadarinya, pantas saja berita Calvin muncul di semua stasiun televisi serentak di kota.
"C-calvin," Lirih Fayola dengan kedua mata yang basah, dengan dada yang terasa sesak.
Calvin kecelakaan? Kenapa bisa? Lalu bagaimana keadaanya? Apakah dia baik-baik saja?
Semua pertanyaan itu hanya tersimpan di kepala Fayola, gadis itu tak bisa melakukan apapun selain hanya bisa berdoa untuk ayah dari bayinya ini.