Elena Rosalina adalah gadis desa lulusan sarjana yang berjuang untuk mendapatkan pekerjaan,harus menjatuhkan harga dirinya sebagai seorang cleaning service.tapi dia di pertemukan dengan seorang bos CEO Evan Mahendra ya notabennya adalah pemilik Skyline Corporation sebuah perusahaan besar yang di mana di situla Elena bekerja.Elena akhirnya di jadikan sekertaris oleh Evan,disanalah seorang Evan Mahendra baru pertama merasakan jatuh cinta dengan seorang gadis cantik dari desa.apakah hubungan mereka akan tetap berlanjut ...???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indaria_ria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 #Kejutan
Pagi harinya, Evan pun datang kekantornya setelah beberapa hari ini dia di sibukan dengan menemani Elena di rumah sakit. Seperti biasa semua karyawan melakukan penyambutan untuk kedatangan sang CEO, pemilik Skyline Corporation itu.
Tak lupa dibelakangnya selalu ada sang asisten Mario yang selalu setia menemani keberadaan sang CEO. Semua karyawan pun berbisik-bisik tentang gosip yang beredar, bahwa bos besarnya ada main dengan sekretarisnya, entah awal mula siapa yang menyebarkan gosip itu.
Evan sendiri pun tidak menyadari gosip itu, dia tetap berjalan melintasi semua karyawannya yang berbaris menyambutnya, disana juga ada Bu Maya yang masih tetap di barisan paling depan.
Akhirnya penyambutan pun usai semua karyawan kembali kemeja mereka masing-masing, begitu pula CEO mereka yang sudah sampai di ruangan kebesarannya.
"Mario, bagaimana perkembangan perusahaan saya seminggu ini?" ucap Evan yang langsung melihat setumpuk berkas-berkas di atas meja kerjanya.
"Maaf Pak, ada sedikit masalah ada salah satu klien, mereka tidak mau melakukan pertemuan kalau tidak dengan Pak Evan sendiri." Evan pun terkejut mendengarnya.
"Siapa klien kita itu?" tanya Evan pada Mario.
"Beliau pemilik Ardian company." ucap Mario menjelaskan.
Evan pun mulai berfikir "Ardian company, bukankah dia Ayah dari Alex?" ya Evan baru mengingatnya.
"Ardian company dia adalah Ayahnya Alex, bukan begitu Mario!"
"Benar Pak, Apa ini ada hubungannya dengan kita membatalkan kerja sama dengan anaknya Alex?" ucap Mario yang mulai mengerti, kenapa Pak Ardian tidak mau bertemu dengannya kalau bukan Evan sendiri yang datang di pertemuan kemarin. Biasanya semua klien baik Pak Evan atau pun Mario tidak masalah bagi mereka.
"Mario, tolong kamu selidiki kenapa Ardian company ingin bertemu dengan saya langsung!" Evan pun memberi perintah kepada Mario sepertinya mereka ada sesuatu yang di sembunyikan.
"Baik Pak, segera saya akan kirimkan orang-orang saya untuk menyelidikinya!"
Mario pun bergegas menghubungi orang-orang kepercayaannya, Evan sendiri mulai disibukan dengan berkas-berkas yang harus ia tanda tangani.
Sementara itu Elena sudah terbangun dari tidurnya, perutnya pun terasa lapar sekali dia segera bergegas bangun dari tempat tidurnya. "Sepertinya tempat tidur ini membuat aku malas bangun." ucap Elena sambil menggerutu.
Tempat tidur itu memang sangat mewah, beda dengan tempat tidur milik Elena sewaktu dia masih tinggal dikos bersama Siska. Elena pun segera menuju kedapur untuk mencari sesuatu untuk ia makan, tapi tiba-tiba terdengar suara bel dari pintu apartemennya.
Akhirnya Elena menghentikan langkahnya dan kembali berjalan menuju kearah pintu, dia pun sempat mengintip siapa tamu yang ada di luar, rupanya dia seorang kurir. Elena pun segera membukanya.
"Selamat pagi Bu, dengan Bu Elena Rosalina?" ucap seorang kurir itu.
"Ya saya sendiri, Bapak siapa ya?" tanya Elena pada seorang laki-laki yang memakai jaket orange itu.
"Maaf Bu, saya hanya mengantarkan pesanan makanan untuk Ibu Elena Rosalina." ucap kurir itu ramah.
"Dari siapa ya Pak?" Elena pun bingung sepertinya dia tidak merasa memesan apa pun di aplikasi online.
"Saya kurang tau Bu, disini tidak tertera namanya." ucap kurir itu sambil menunjukan sebuah kertas bukti pengiriman.
"Ya sudah kalau begitu, terimakasih banyak Pak!" ucap Elena yang tidak mau terlalu lama berbicara dengan kurir itu, Elena pun sedikit takut dia masih trauma dengan penculikan yang dia alami kemarin.
Akhirnya orang itu pun pergi, Elena dengan cepat menutup pintu apartemennya, dan dia segera berjalan masuk menuju kekamarnya.
Tapi tiba-tiba terdengar bunyi telepon dari ponselnya yang berada di samping nakas. Elena pun segera melihat siapa yang menghubunginya. "Pak Evan?" Elena pun segera mengangkatnya.
"Halo Pak!"
"Halo, Kenapa kamu masih panggil saya Pak?" ucap Evan di seberang sana.
"Em...Iya maafkan saya, saya belum terbiasa, Evan pun di seberang sana hanya bisa tersenyum sendiri, dia sangat senang sekali menggoda Elena.
"Oya, apa kamu sudah menerima kiriman dari kurir?" tanya Evan pada Elena.
"Oooo...Itu dari Bapak ya?, saya kira dari siapa saya sampai takut menerimanya."
"Maafkan saya, saya hanya ingin sedikit memberi kejutan untukmu. Segera kamu sarapan ya saya tidak mau kekasih seorang Evan Mahendra kelaparan!"
Entah mengapa Elena mendengar ucapan Evan pun sangat bahagia, Pak Evan sangat perhatian terhadapnya, "Tapi bukankah di lemari pendingin juga banyak makanan yang sudah Pak Evan sediakan?" ucap Elena dalam hati.
"Pak bukannya Bapak sudah menyediakan makanan dan sayuran di lemari pendingin, jadi Bapak tidak usah repot-repot mengirimkan makanan Pak biar saya masak saja!"
Evan yang mendengar ucapan Elena dari diujung telepon pun mulai terdiam, sepertinya kejutannya tidak di sukai Elena, padahal Evan susah payah mempelajari bagaimana memberi perhatian pada seorang perempuan, dia pun sampai mencari tau di sebuah aplikasi online, dia kira Elena akan menyukainya.
"Pak maafkan saya, Bapak jangan marah ya, bukan saya tidak suka, tapi saya takut merepotkan!" Evan pun pelan-pelan mulai mengerti dengan sifat Elena.
"Baiklah, bagaimana kalau nanti selepas pulang kerja saya ke apartemen dan makan masakanmu?" Elena pun sungguh senang mendengarnya, ternyata Pak Evan tidak marah atas ucapannya.
"Baik Pak, nanti saya akan masak makanan yang enak untuk Bapak!" ucap Elena yang sangat bersemangat.
"Oya apa lukamu sudah membaik?, jangan lupa meminum obatnya, saya tidak mau kalau kamu sakit lagi!" ucap Evan yang begitu menghawatirkan Elena.
"Bapak jangan khawatir, saya sudah mulai membaik, saya sudah bisa melakukan aktivitas. apa lagi kalau sekedar memasak saya bisa!"
Evan yang mendengarnya pun sangat senang Elena sudah mulai membaik dan mungkin dia akan segera masuk kantor, dia sudah tidak sabar ingin selalu bersama Elena. Akhirnya mereka pun mengakhiri panggilan.
**
Sementara itu di rumah besar milik orang tua Evan, Bu Sindy sedang bertemu dengan orang kepercayaannya.
"Bagaimana hasilnya?" ucap Bu Sindy pada orang itu.
"Menurut orang kepercayaan saya yang mengintai, benar adanya kalau Pak Evan pergi ke apartemennya dengan seorang wanita. Orang kepercayaan saya mencari informasi bahwa ternyata apartemen milik Pak Evan sudah di berikan pada wanita itu, namanya kalau tidak salah Elena Rosalina!" Bu Sindy pun terkejut mendengarnya.
"Elena apa benar-benar Evan mencintainya?" Bu Sindy pun sebenarnya tidak masalah dengan siapa Evan menjalin hubungan, tapi Bu Sindy sangat heran mengapa Evan dengan mudah memberikan apartemennya untuk Elena.
"Apa diam-diam Elena merayunya, tapi sepertinya Evan tidak mudah di rayu oleh perempuan mana pun, pasti Evan sudah menentukan pilihan sesuai dengan apa yang ia inginkan." gumamnya.
"Saya ingin kamu selidiki asal usul Elena, kamu mengerti!" orang itu pun langsung menjawab apa yang Bosnya perintahkan.
"Baik Bu, saya akan segera mencari tau siapa Elena Rosalina sebenarnya!"
#HAI READERS....JANGAN LUPA TUNGGU BAB SELANJUTNYA YA....HAPPY READING!!!
JANGAN LUPA DUKUNGANNYA JUGA YA...TERIMAKASIH...#