Dhea mencintai Vean, tapi Vean menjalin kasih dengan Fio—sahabat Dhea.
Mencintai seseorang sejak masih SMP, membuat Dhea terus saja berharap kalau cintanya akan bersambut. Sampai akhirnya gadis itu menyerah dan memilih pergi saat pria yang dicintainya akan bertunangan dengan sahabatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ROZE, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23 Kekasih Satu Hari
Mereka bermain di taman bermain. Ayunan, komidi putar, perahu bebek, dan masih banyak lagi. Dhea terus berlari ke sana ke mari, mencoba semua permainan tanpa ada yang terlewat sedikit pun. Vean juga selalu menemani. Anehnya, meski Vean sangat tahu waktu sudah berlalu, tapi kenapa langit tidak juga gelap. Udara masih tetap sejuk tanpa panas yang membuat keringat sedikit pun.
Setelah semua permainan selesai dinaiki, Dhea berhenti. Dia menatap Vean dengan lekat. Menelisik wajah pria tampan itu dan masih saja tetap tersenyum. Senyuman yang meneduhkan hati dan menenangkan pikiran.
"Kenapa berhenti, Dhe?" tanyanya.
Dhea tidak menjawab, matanya tidak pernah lepas dari Vean.
"Kamu mau ke mana lagi? Ayo aku temani ke mana saja kamu mau." Vean mulai melangkah, menarik dengan lembut tangan halus Dhea. Vean menoleh ke belakang saat merasakan Dhea tidak bergerak sedikit pun.
"Cukup sampai di sini saja, Vean."
"Apa?"
"Terima kasih."
"Apa?"
"Terima kasih karena sudah mau berkencan satu hari denganku, meski hanya dalam mimpi."
"Apa?"
Mimpi? Jadi ini hanya mimpi?
Apa mungkin karena rasa bersalah yang ada di hati Vean, hingga di alam bawah sadarnya dia bermimpi seperti ini?
"Sekali lagi terima kasih, Vean. Aku bahagia, benar-benar bahagia. Terima kasih karena sudah mau mewujudkan impian aku. Sidah saatnya kita berpisah. Kembalilah, dan berbahagialah. Untuk yang terakhir kalinya, aku katakan, kalau aku sangat mencintaimu. Akan selalu aku ingat kencan kita ini. Terima kasih, kekasih satu hariku."
Belum sempat Vean menjawab, pegangan tangan itu terlepas.
"Dhe ... Dhea!"
"Pulanglah Vean, lanjutkan kehidupanmu di alam nyata! Ini mimpi yang sangat indah untukku."
Wajah Dhea mulai mengabur di hadapannya, dan tiba-tiba menghilang seutuhnya.
Vean menunggu, siapa tahu saja Dhea akan datang lagi. Tapi tidak terjadi, dia tetap sendiri di sini.
Tiba-tiba saja angin berhembus cukup kencang, membuat dia memejamkan matanya. Setelah angin itu tenang, perlahan dia membuka matanya, dan melihat sinar kecil.
"Vean? Syukurlah kamu sudah bangun."
Vean melihat ke sekelilingnya, dia bingung sedang ada di mana dia saat ini, kenapa orang-orang berkumpul mengerumuni dirinya.
Dokter segera memeriksa keadaan Vean.
"Kondisinya sudah stabil. Kita akan menunggu beberapa hari ke depan untuk melihat apakah tubuhnya bisa menerima ginjal baru itu."
Ginjal baru?
Vean baru ingat kalau dia sebelumnya menjalani operasi pencangkokan ginjal.
...🌼🌼🌼...
Vean masih dirawat di ruang operasi karena masih tetap harus dilakukan pemeriksaan rutin. Sedangkan orang yang mendonor juga masih belum stabil.
"Tapi dia baik-baik saja, kan?" tanya Vean.
Dia jadi merasa bersalah, hanya untuk kehidupan dirinya sendiri, dia sampai harus mengorbankan orang lain.
Mereka sangat tahu kegelisahan Vean saat ini, ada perasaan bersalah.
"Kamu tidak perlu merasa bersalah seperti itu. Dia melakukan ini karena keinginannya sendiri."
"Benar, mungkin dia sangat butuh uang yang banyak. Jadi anggap saja kita saling menolong, kan."
"Kau ingin bertemu dengannya, apa kalian sudah bertemu dengan orang itu?"
"Kami juga belum bertemu."
"Kondisinya belum stabil. Dia masih ada di ruangan steril. Jangan cemas, Om sendiri yang akan menangani dia secara khusus. Bagaimana pun dia sangat berjasa dalam keluarga kita."
Dua minggu kemudian
"Om, aku ingin bertemu dengan dia. Keluarga kita belum mengucapkan terima kasih secara langsung."
"Dia sudah tidak di rumah sakit ini lagi."
"Apa? Kenapa? Aku bahkan belum bertanya apa yang dia inginkan."
"Oh, soal itu kamu tenang saja. Om sudah memberikan yang tebaik buat dia."
Mereka semua menatap Bram.
"Dia hanya meminta sesuatu ...."
"Apa? katakan, aku akan memberikan apa yang dia mau."
"Dia meminta didoakan agar bisa bertemu dengan keluarganya. Dia bilang, semoga dengan pertolongannya ini, Tuhan akan memudahkan dia bisa segera bertemu dengan keluarganya."
"Siapa dia? Namanya?"
"Namanya Arya, umurnya dua puluh lima tahun."
"Berikan alamatnya, Om."
"Iya, nanti Om berikan alamatnya." Bram menatap Vean.
"Jangan lupa, ini amanat darinya. Tolong doakan apa yang dia harapkan! Dan khusus untuk kamu, Vean, jaga kondisi kamu. Jangan sampai kebaikannya sia-sia."
"Iya, Om. Aku akan mendoakan dia, semoga saja di sana dia selalu dimudahkan urusannya, dan segera bertemu dengan keluarganya."
Keesokannya Vean sudah diijinkan pulang. Tubuhnya merespon dengan baik ginjal baru itu.
"Jangan lupa kamu harus kontrol secara teratur. Ingat pesan om baik-baik, ya."
"Iya, Om. Vean paham. Tidak mungkin Vean menyia-nyiakan ginjal ini."
"Bagus kalau begitu, Om pegang kata-kata kamu."
Mereka akhirnya pulang ke rumah. Di rumah, sudah disiapkan pesta kecil untuk menyambut kepulangan dan kesembuhan Vean. Makanan yang disiapkan juga semuanya yang boleh dimakan oleh Vean. Air minumnya pun hanya air putih saja. Itu dilakukan sebagai bentuk dukungan untuk Vean.
Dhea, sekarang Vean sudah pulang. Apa kamu tidak merindukan aku? Kenapa sampai sekarang kamu tidak menghubungi aku? Apa kamu begitu marah dan membenci aku? Apa kamu tidak merindukan Vean? Kenapa persahabatan kita menjadi seperti ini?
Dhea, aku merindukan kamu. Cepatlah pulang, aku ingin berbagi semua perasaan ini padamu, sahabatku.
Fio menghela nafas. Biasanya, kalau ada acara seperti ini, Fio tidak pernah segan untuk mengajak Dhea. Sampai semua keluarga besar Fio dan Vean juga bisa mengenal Dhea.
sy mencari2 cerita yg berbeda..kebanyakan sama....hy beda nama tokok dan sedikit alur..trus klaim mrk yg awal membuat cerita..muak saya.
terima kasih thor,membuat cerita yg bagus..ah,knp baru nemu sy cerita bagus gini
cintanya dipupuk hingga subur
dimana nih rasa malunya
aku juga pernah lho namnya cinta dalam diam sama pacarnya sahabat sendiri tapi gk kyk Dhea terang²an dengan mengejar seseorang yang tak pasti!!
sakit hati kan rasanya ditolakk !!,,
udah baca 3 kali, udah tau Endingnya kek mana, tapi kenapa gk bisa nahan air mata