NovelToon NovelToon
Langit Yang Kedua

Langit Yang Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Romansa pedesaan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Janda / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Starry Light

Hagia terkejut bukan main karena dirinya tiba-tiba dilamar oleh seorang pria yang jauh lebih muda dari usianya. Sebagai seorang janda beranak satu yang baru di ceraikan oleh suaminya, Hagia tidak menyangka jika tetangganya sendiri, Biru, akan datang padanya dengan proposal pernikahan.

"Jika kamu menolakku hanya karena usiaku lebih muda darimu, aku tidak akan mundur." ucap Biru yakin. "Aku datang kesini karena aku ingin memperistri kamu, dan aku sadar dengan perbedaan usia kita." sambungnya.

Hagia menatap Biru dengan lembut, mencoba mempertimbangkan keputusan yang akan diambilnya. "Biru, pernikahan itu bukan tentang kamu dan aku." kata Hagia. "Tapi tentang keluarga juga, apa kamu yakin jika orang tuamu setuju jika kamu menikahi ku?" ucap Hagia lembut.

Di usianya yang sudah matang, seharusnya Hagia sudah hidup tenang menjadi seorang istri dan ibu. Namun statusnya sebagai seorang janda, membuatnya dihadapkan oleh lamaran pria muda yang dulu sering di asuhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Starry Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Malam sebelum akad nikah Biru dilaksanakan, suasana kediaman Bachtiar sangat meriah. Abah Yai Khalid dan Umi Maryam sudah tiba, dan Abi Ismail meminta mereka untuk menginap dirumahnya. Rumah besar itu dipenuhi tahun dan kerabat jauh, karena tidak ada hotel di desa.

Beberapa kerabat Abi Ismail memilih menginap di hotel yang lumayan jauh dari desa. Dengan alasan tidak ingin merepotkan tuan rumah, sebab bisa di pastikan jika kediaman Bachtiar pasti penuh dengan kerabat lainya.

Mereka yang menginap di hotel haru rela bangun lebih pagi untuk menghadiri pernikahan Biru, begitulah salah satu cara mereka menunjukkan kesungguhan merayakan hari besar itu.

Di tengah-tengah kesibukan persiapan pernikahan, Umi Maryam membantu Umi Salma memeriksa barang-barang yang akan mereka bawa untuk Hagia. Meskipun hati Umi Maryam sedikit sesak, memikirkan jika pernikahan putrinya tidak akan dirayakan seperti ini. Namun ia mencoba berlapang dada, karena semua itu sudah menjadi pilihan Hilya.

"Ngomong-ngomong, kenapa Ning Hilya tidak ikut, Umi?" tanya Umi Salma basa-basi. Sejak awal ia yakin jika Hilya tidak akan ikut menghadiri pernikahan Biru. Siapa juga yang ingin melihat seseorang yang disukai menikahi orang lain?.

Umi Maryam memaksakan senyumnya sebelum menjawab. "Ning sekarang ngajar tahsin dan tilawah, Dek. Jadi jadwal nya tambah padat, susah kalau mau pergi-pergi." jawabnya, namun tidak sepenuhnya bohong. Hilya memang mengambil alih kelas tahsin dan tilawah santriwati.

"Masya Allah, pria beruntung mana yang akan menjadi suaminya?" puji Umi Salma, membuat Umi Maryam tersenyum getir.

"Benarkah Biru merasa beruntung memiliki istri seperti putriku?" bisiknya dalam hati. Namun dengan status Hilya sebagai istri rahasia, tentu Biru sama sekali tidak bangga memiliki nya sebagai istri.

"Umi melamun?" suara Umi Salma menyadarkan nya, wanita dengan hijab salem itu tersenyum. "Sepertinya Umi kelelahan, istirahat saja ke kamar. Ini biar saya selesaikan dengan yang lainya, bentar lagi juga selesai." ujar Umi Salma menyuruh tamunya untuk beristirahat.

Umi Maryam tidak menolak, ia segera beranjak menuju ke kamar yang tadi sudah ditunjukkan oleh Umi Salma. Berada ditempat ramai, membuat hatinya semakin sesak, sebab secara tidak langsung ia membantu menyiapkan pernikahan menantunya.

Saat Umi Maryam berada didepan pintu kamar, seseorang memanggil nya. "Assalamualaikum, Umi." ucapnya dengan suara khas, hatinya bergetar mendengar suara itu.

Umi Maryam menoleh dan melihat Biru berdiri di belakangnya. "Walaikumsalam," sahutnya, Biru langsung meraih tangannya untuk salim.

Tidak ada yang berubah dari sikap Biru padanya, pria itu tetap santun dan hangat. "Maaf, baru bisa menyapa Umi. Soalnya banyak saudara Abi dan Umi yang datang." katanya tersenyum hangat.

Umi Maryam mencoba tersenyum walaupun pahit. "Iya, tidak apa-apa. Kamu sehat, Gus?" tanyanya.

Biru mengangguk mantap. "Alhamdulillah sehat, Umi." jawabnya. "Umi sendirian bagaimana? Sehat?"

"Ya, Alhamdulillah juga Umi sehat." mungkin raganya sehat, namun hati dan jiwanya sakit memikirkan nasib putrinya. "Kalau begitu, Umi masuk dulu, mau istirahat." katanya.

"Oh iya-iya, Umi. Silahkan, maaf mengganggu sebentar." ucapnya tidak enak.

"Tidak apa-apa, kayak sama siapa aja." namun ia menyesali kata-kata terakhirnya. "Ya sudah, assalamualaikum." ucapnya sambil membuka pintu.

"Walaikumsalam," sahut Biru membiarkan Umi Maryam masuk kamar untuk beristirahat.

.....

Di ruang tamu, Abi Ismail, Abah Yai Khalid, dan beberapa kerabat tetua masih asik berbincang, tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Mereka membahas berbagai topik, mulai dari kehidupan sehari-hari hingga urusan agama, dan semua orang tertarik dengan pembicaraan mereka.

Suasana di ruang tamu semakin hangat dan akrab, dengan gelak tawa dan obrolan yang tidak berhenti. Mereka menikmati waktu bersama, dan tidak ada yang ingin meninggalkan ruang tamu. Padahal, besok adalah hari besar, dan mereka semua harus siap untuk menghadiri akad nikah Biru.

Abi Ismail tersenyum, melihat tamu dan kerabat-kerabatnya membaur begitu bahagia. Ia tahu bahwa pernikahan Biru adalah momen yang sangat penting, dan ia ingin semua orang menikmati waktu bersama.

"Kita lanjutkan pembicaraan ini besok, setelah akad nikah." kata Abi Ismail sambil tersenyum. "Sekarang, mari kita istirahat, kita semua butuh energi untuk besok." sambungnya. Mereka yang akan di ruang tamu itu mengangguk setuju, meskipun obrolan semakin malam semakin seru, namun mereka tidak boleh lupa. Apa yang menjadi tujuan mereka bisa bertemu dan berkumpul, yaitu pernikahan Banyu Sagara Albiru Bachtiar.

"Baiklah, mari kita lanjutkan besok." kata Abah Yai Khalid setuju. "Semoga Allah memberkahi pernikahan Biru dan calon istrinya." imbuhnya diamini oleh semua orang yang ada di ruangan itu.

Dengan hati yang puas, mereka semua meninggalkan ruang tamu, menuju ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Malam itu, kediaman Bachtiar menjadi sunyi, hanya terdengar suara-suara kecil dari kamar-kamar yang masih belum bisa tidur,. membicarakan pernikahan Biru yang akan dilaksanakan besok

Di sisi lain, Biru tampak melamun di depan laptop nya, suasana kamar lebih hening dan senyap, apalagi orang-orang sudah mulai istirahat, tidak seramai dan riuh seperti tadi sore.

"Mas," Bilal melongok kan kepalanya diantara gawang dan daun pintu yang dibukanya sedikit.

Biru menoleh kearah sang adik dengan alis saling bertaut. "Ngapain?" tanyanya.

Bilal meringis dan masuk dalam kamar Biru, setelah menutup pintu kembali. "Malam ini, aku tidur di sini ya. Kan besok Mas udah punya temen tidur, aku gak bisa lagi tidur sama, Mas." pintanya duduk ditepi ranjang, seperti anak kecil yang sedang merengek minta sesuatu.

Biru mencebik, memutar bola matanya malas. "Biasanya kan kamu yang gak mau tidur sama, Mas." balasnya.

"Jadi aku gak boleh tidur di sini?" bibirnya mengerucut, mengingatkan Biru dengan tingkah Hasya.

"Gak usah lebay, lagian Mas gak akan pindah rumah. Kita masih tinggal satu atap." ujar Biru.

Bilal mendengus kesal, sebab itu bukan jawaban yang ia inginkan. "Jadi? Boleh gak aku tidur di sini?" rengeknya.

Biru tertawa pelan dan mengangguk. "Iyaaa, tapi ada syaratnya." Biru menyeringai licik.

Perasaan Bilal tidak enak melihat seringai di bibir saudaranya. "Apa?" Memaksakan diri untuk bertanya.

Wajah Biru kini serius dan menatap dalam-dalam pada adiknya. "Besok malam, kamu handle Hasya, ya? Kan gak mungkin malam pertama, kami tidur bertiga." katanya sambil menarik turunkan kedua alisnya.

Bilal, jangan ditanya bagaimana ekspresi nya, pemuda tu tentu ternganga mendengar permintaan Biru. Meskipun tidak salah, namun Bilal merasa tidak tepat juga. Entahlah, ia bingung, sebab tidak diberikan pilihan untuk menolak.

"Mas serius mau melakukan itu di malam pertama?" tanyanya, masih tidak percaya.

Biru menutup laptopnya dan berjalan kearah Bilal, ia mendudukkan tubuhnya disebelah Bilal. "Kenapa? Gak salah kan? Sudah sah ini." jawabnya ringan.

Bilal menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Iya, sih." katanya membenarkan kata-kata Biru. "Tapi, gimana kalau Hasya rewel?" tanyanya ragu, meskipun ia menyukai anak kecil seperti Hasya, tapi ia belum punya ilmu untuk menenangkan anak kecil yang tantrum.

"Jangan berlebihan, Hasya bukan anak yang seperti itu." kata Biru meyakinkan. Bilal akhirnya mengantarkan setuju, jika besok Hasya rewel, ia akan meminta bantuan ini Salma untuk menjaga amanah Biru. Yang terpenting sekarang ia bisa tidur di kamar Biru, sebab kamarnya di bajak oleh sepupunya, itulah alasan sebenarnya Bilal berada di kamar Biru.

*

*

*

*

*

TBC

Happy reading 🤗🤗🤗

Kalian mau ikut kondangan gakkkkk??

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di kolom komentar, like, subscribe, dan vote 🥰🥰🥰

Sarangeeee sekebon jagung tetangga 🫰🏻🫰🏻🫰🏻

1
Susapril Deping
Antukkan sekali kepala hilya biar sadar😁gemeees dech... liat hilya padahal paham agama
Starry💫: Reminder ya Kk, bahkan yang paham agama saja bisa salah dan di kalahkan dengan ego🤗
total 1 replies
Bahri Ali
cinta pertama biru berarti
Vanni Sr
ngeri² syedeep jgn smpe yg ahli agama bgitu jd perusaak, tkutnyaa jd pro dn kotra , krn si hilya psti ny pakai hijab pnjang.
Starry💫: Dari sini author ingin menyampaikan pesan, bahwa yang paham agama pun bisa melakukan kesalahan. Author sebelumnya juga udah konsultasi sebelum menulis cerita ini, pada yang lebih paham. Dan makasih kk udah mampir dan meninggalkan komen disini 🤗🤗🤗
total 1 replies
Susapril Deping
Alhamdulillah Di Lancarkan. Tapi Kok Aku Jadi Deg,.,,deg ..aaan yaaaa...Badai besar datang. Kasian Hagia berasa di bohongi 2x. apapun alasannya tetep saja sedih
Bahri Ali
yang sabar ya hagiaa
November
lanjut
Vanni Sr
sblm hagia tau mslah biru dn hilyah hrus sudah slsai kk
November
lanjut
Chelsea Aulia
Biru bodoh ,,,jangan menikahinya insting seorang wanita itu kuat biru
Vanni Sr
hrusnya yg tau biru nikah siri sm rubah betina , org tua ny dulu. biar mereka jd tameng untk bela hagia
Vanni Sr
tp jujur aja yg tidak d bnerakn sifat dn sikah si halya dn umi ny apa lg. dlingkungn pesantren gtu, pasti hlya.bkal ngelakuin hal nekat lgi dn umk ny mendukung. 1lg bu salma hrus tau gmn gila ny hilya
Vanni Sr
masa iya hagia d buat sakit 2x?? bkn kwjibn biru jg unk peduli sm hagia kalau tindkn ny buat wanita lain sakit hati.
Aryati Ningsih
semangat Thor ..lanjut terus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!