MENIKAHI PERAWAN TUA (IBU ANGKAT ANAKKU)
Sejak usianya 23 tahun Adira memutuskan mengadopsi seorang bayi yang dibuang di daerah tempat tinggalnya.
Keputusan yang tak mudah tetap Adira lakukan karena merasa senasib dengan sang bayi, dua hari setelah bayi itu ditemukan orang tua Adira meninggal karena kecelakaan tragis.
Sama-sama hidup seorang diri Adira membawa pergi bayi tersebut untuk memulai hidup baru, membesarkan bayi itu seperti anaknya sendiri.
Hingga tujuh tahun kemudian ayah dari bayi yang telah ia besarkan tersebut datang dan berniat membawa sang anak pulang.
Sanggupkah Adira berpisah dengan putra angkatnya?
Instagraam: @iraurah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 23
"El..... Bangun nak, kita sudah sampai" bisik Eza menggoyangkan sedikit badan Elvis guna membangunkan anak itu.
"El.... Bangun sebentar dulu nak, kita harus bertemu yang lain" ujarnya lagi, sebenarnya Eza tak tega karena Elvis pasti lelah setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, tetapi ia tak mau membuat Elvis lebih terkejut ketika bocah itu membuka mata dan mendapati dirinya sudah berada di dalam rumah yang dikelilingi keluarga Gibson.
Suara Eza berhasil membuat Elvis terusik, ia menggeliat dan perlahan membuka kelopak matanya.
Kesadaran Elvis sepertinya belum seratus persen terkumpul, ia terlihat menatap lurus tanpa bereaksi apa-apa.
Tetapi beberapa menit kemudian bocah tersebut sontak duduk dengan tegak, matanya membola ketika menyadari keberadaan tempat yang asing baginya. Elvis menelisik pemandangan sekitar, ia tidak tau dimana tempat ini, apakah ini di Malang?
"Ayo kita turun, El. Kita sudah sampai di rumah" seru Eza membuyarkan aktivitas sang anak.
"Ini bukan di rumah, rumah mama Adira bukan yang ini!" Elaknya membantah, kiranya Elvis lupa jika beberapa jam sebelumnya ia sudah berangkat ke Jakarta.
Eza tersenyum kecut, rupanya Elvis masih berharap kembali ke rumah usang itu. Mungkin Elvis baru bermimpi dan belum sadar sepenuhnya.
"Sayang, kita sudah di Jakarta. Ini rumah baru El sekarang, lihat... Sangat besar kan" tunjuk Eza pada bangunan megah bernuansa Eropa itu.
Tak ada reaksi apapun yang ditunjukkan Elvis, namun sorot matanya terus menandakan kekhawatiran.
"Elvis gak mau tinggal disana! El mau pulang ke rumah mama Adira....!!" Tolak Elvis dengan suara bergetar hendak menangis lagi, percuma baginya rumah besar jika tidak ada Adira didalamnya.
"Kita kan baru sampai sayang, El pasti capek. Mending kita turun dulu yuk, kita isi dulu perut El yang kosong" bujuk Eza mulai kebingungan menghadapi Elvis yang terus menyebut nama Adira, tapi ia harus tetap bersabar.
Elvis tampak menatap kembali bangunan ber cat putih itu, Elvis berharap ada Adira di dalam sana, menyambutnya dengan hangat seperti biasa. Hati kecilnya masih berharap pada hal yang sebenarnya membuat dia ragu, namun siapa tau sebenarnya sang ibu sedang memberi kejutan.
Ya! Elvis harus memastikan apakah di rumah itu ada Adira atau tidak. Karena barusan ia bermimpi bertemu wanita itu, siapa tau hal itu menjadi suatu pertanda baik bagi Elvis.
Akhirnya Elvis pun mengikuti kemana pria berbadan tegap itu melangkah, sesaat Elvis terpana melihat rumah yang digadang-gadang menjadi tempat tinggal barunya.
Rumah ini sudah seperti rumah-rumah yang muncul di televisi, Elvis pernah lihat jika di rumah sebesar ini pasti memiliki kolam renang, dimana memang menjadi salah satu impiannya dan Adira.
Tapi saat ini kenapa ia merasa tidak senang? Andaikan ibunya ada disini, mungkin ia sudah berlari ke dalam rumah itu dengan perasaan gembira.
Tapi justru Elvis datang bersama dengan orang-orang yang tak ia kenali, bahkan lelaki yang katanya adalah ayah kandung Elvis pun tak membuat dirinya merasa bahagia. Seketika suasana hati Elvis suram kembali.
"Bagus, kan? Elvis pasti akan lebih suka lagi kalau melihat dalamnya. Ayo sayang, kita masuk"
Eza menuntun putranya menaiki anak tangga dan sampailah mereka di teras rumah.
Eza menekan bel kediamannya, tanpa menunggu lama kedua pintu utama terbuka dengan lebar.
KEJUTANNNNN...!!!
Seketika rumah itu dipenuhi bunyi terompet, Elvis sampai melongo ketika diperlihatkan suasana di dalam rumah itu. Banyak orang yang menyambutnya meskipun Elvis tak kenal satupun diantara mereka.
"SELAMAT DATANG DI RUMAH .....!!" Teriak semua orang dengan suka cita.
Seorang wanita paru baya tiba-tiba menghampiri Elvis, berjongkok mensejajarkan tubuhnya, kedua tangan renta itu membelai pipi mulus Elvis sambil terisak, dia masih tak menyangka bisa bertemu dengan cucunya yang telah lama hilang, bertahun-tahun keluarga dihantui rasa bersalah, kini akhirnya mereka bisa melihat malaikat kecil yang sedari dulu mereka nanti-nanti.
"Cucu ku..... Hiksss!!" Wanita itu tak bisa membendung lagi rasa haru, ia pun memeluk Elvis yang masih terdiam kebingungan.
Yang lain ikut terharu sampai mengeluarkan air mata, bahkan para pelayan yang sudah bekerja lama di sana ikut merasakan kebahagian yang teramat dalam.
Tak mau berlama-lama larut dalam tangisan, ia pun menyudahi pelukan tersebut.
Tersenyum pada cucunya yang tampan ini, wajahnya sangat mirip dengan Eza, tak salah lagi, Elvis memang cucunya yang selama ini dicari.
"Selamat datang di rumah, sayang. Perkenalkan ini Oma Tari, nenek Elvis. Elvis bisa panggil Oma mulai sekarang" tunjuk dirinya sendiri.
Elvis masih diam seribu bahasa, terlalu banyak kejutan hari ini membuatnya bingung sendiri mengingat nama serta hubungan orang-orang ini dengannya.
Tari berdiri lagi, kali ini ia menggenggam lengan cucunya untuk menuntun anak itu masuk ke dalam.
"Ayo sayang kita kenalan dengan yang lain" ajak Tari.
Namun baru saja Tari hendak melangkah, Elvis menahan dirinya sendiri sehingga membuat Tari berbalik dan bertanya-tanya.
"Ada apa, sayang?" Tari mencoba bertanya.
"El mau bertemu mama Adira!" Cetus Elvis berucap.
"Mama Adira?" Tari menaikan alisnya bingung, siapa yang di maksud oleh Elvis? Ia baru mendengar nama itu.
"El mau pulang ke rumah mama Adira!! El kangen mama....!" Jelasnya lagi.
Sontak Tari menoleh pada Eza, pria itu pun menghela nafas dalam kemudian menjelaskan.
"Dia ibu angkat Elvis" jelas Eza.
Barulah Tari paham, Elvis pasti mencari-cari sosok yang diketahuinya adalah ibunya, wajar jika Elvis mencari wanita tersebut.
"Apa dia ikut kemari, Za?" Tanya Tari pada putranya.
Eza pun menggeleng sebagai jawaban.
Tari sedikit terbelalak, lalu dimana wanita itu?
"Kenapa dia tidak ikut? Pantas saja Elvis mencarinya" Tari menuntut penjelasan.
"Kenapa dia harus ikut? Kalau dia ikut Elvis tidak akan bisa lepas darinya dan akan selalu ketergantungan" jawab Eza dengan sangat ringan.
"Astaga, Eza! Elvis juga butuh waktu untuk mengenal kita, dia masih butuh sosok yang mengenalnya selama ini. Bagaimana mungkin kamu teledor membiarkan mereka berpisah tanpa memberi waktu?" Tari tak habis pikir dengan Eza, anak itu sangat pintar di bidang akademik tetapi kenapa sangat bodooh memikirkan hal seperti ini saja?
"Iya Za, Elvis butuh penyesuaian. Harus ada yang memahami dia agar kita juga bisa belajar bagaimana memahami kepribadian Elvis. Apalagi dia ibu angkatnya, pasti sudah seperti Ibu kandung bagi Elvis, kamu tidak bisa langsung memisahkan mereka berdua" Ungkap sang Ayah setuju dengan perkataan istrinya, tidak mudah langsung bertindak demikian, apalagi anak kecil yang masih butuh sosok seorang ibu.
Eza malah dibuat pusing dengan teguran dari kedua orang tuanya, kenapa mereka malah ingin dirinya membawa wanita itu? Padahal ia sudah susah payah memisahkan Elvis dengan Adira. Lagipula Elvis hanya anak kecil, Eza yakin beberapa hari kemudian anak itu juga pasti akan lupa pada ibu angkatnya.
"Sudahlah mah pah, lebih baik kita bujuk Elvis saja dan kembali merayakan kedatangan Elvis. Jangan diperpanjang, Eza yakin ini hanya sesaat"