[Noted: Novel Online ini dalam proses cetak oleh pihak Penerbit yang bekerja sama dengan MangaToon]
Dianggap sebagai pembawa sial membuat Alka dipaksa menikahi seorang kakek tua yang kaya bergelimangan harta .
Namun siapa yang akan mengira jika di hari H pernikahan, Alka malah kabur. Tragedi tak berhenti sampai di situ, Alka terjebak hujan hingga malam.
Sampai pada akhirnya ia dijual oleh sosok misterius kesebuah klub malam, kesuciannya yang direnggut secara paksa oleh sosok pria yang tidak bisa ia lihat dengan jelas seperti apa wajahnya, karena kurangnya pencahayaan yang ada di dalam kamar.
Siapa yang akan menyangka jika Cinta Satu Malam mereka membuahkan hasil, Alka hamil tanpa mengetahui siapa ayah biologis dari janin yang ada dalam rahimnya.
Lalu, bagaimanakah cara Tuhan untuk mempertemukan kembali dua insan yang memang telah ditakdirkan untuk jodoh itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon La_Sha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gedung Catatan Sipil
Pagi ini El sudah bersiap dengan seragam sekolahnya, begitupun juga dengan Alka yang sudah bersiap rapi dengan pakaian kerjanya.
Sederhana, itulah Alka, "Sayang?" Alka merasa risih saat Dante memeluknya dari belakang, posisi mereka saat ini sedang di ruang makan, takut jika El akan melihat kegiatan mereka.
"Apa yang kau masak?" Dante yang memeluk Alka dari belakang itu pun sesekali menciumi pundaknya, "Kau mau pergi kerja? Sebelum itu kau harus melayaniku terlebih dahulu, Alka, aku menginginkannya lagi -"
"Mommy... Daddy..." seru El yang baru saja keluar dari kamarnya, dengan menggendong tas motif Spider-Man.
"El?" dengan cepat Alka melepaskan pelukan Dante darinya, "Ada El di sini," ucap Alka dengan lirih.
Dante pun segera duduk di kursinya dan meneguk teh hangat yang sudah tesuguhkan di atas meja.
"El?" panggil Dante sembari meletakan gelasnya, "Kemari."
El mengangguk dan segera menghampiri Dante, "Daddy?"
"Minumlah susumu, Daddy sudah membelikan susu yang banyak untukmu."
"Woah,"
"El, ayo duduk karena tidak baik minum sambil berdiri," tegur Alka dengan lembut.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Usia sarapan pagi pun mereka bertiga segera masuk ke dalam mobil, para penjaga juga masih berjaga dengan ketat di sekitar rumah Alka.
Soal makanan, mereka tidak perlu khawatir karena itu semua sudah di tangani oleh Dave.
Pagi sekali sebuah mobil putih datang untuk mengantarkan makanan dan pakaian ganti, kebetulan rumah Alka juga tidak di kunci jadi mereka bisa membersihkan diri di rumah itu.
Sepanjang perjalanan Dante hanya diam saja, mungkin ia merasa kesal karena belum mendapatkan jatah pagi ini.
"Daddy?" seru El dari jok belakang.
"Iya?"
"Daddy, kapan El bisa main lagi ke rumah Daddy?" pertanyaan itu ia ajukan dengan wajah bahagia.
"El?" Alka menoleh menatap putranya itu lalu menggeleng pelan.
"Kapan pun El mau, El boleh datang ke rumah Daddy, sayang."
"Yeay... Mommy, mommy, ayo kita main ke rumah Daddy sepulang sekolah nanti."
El sangat tidak sabar dan bahkan sampai mengguncang lengan Alka, "El sayang, Mommy banyak pekerjaan di kantor, jadi -"
"Alka!"
Alka pun terdiam saat Dante menegurnya dengan suara dingin, lalu Alka menatap El yang memasang wajah sedihnya dengan seulas senyuman.
Alka mengusap pucuk kepala El, "Sayang, sabar ya... Nanti pulang sekolah kita akan singgah ke rumah Daddy."
"Sungguh?" betapa antusiasnya El saat mendengar perkataan Alka, "Hore...."
Tak seberapa lama pun mereka sampai juga di sekolah El, seperti biasa Alka hanya mengantar El sampai pintu gerbangnya saja.
"El, belajar yang rajin ya?" cup, dia mencium kening dan pipi El, "Nanti Mommy akan datang menjemputmu..."
"Bersama Daddy," manik biru itu menatap penuh harap membuat Alka menoleh ke arah Dante yang sedang bersandar pada mobil.
Dante pun mendekat dan ikut mengusap pucuk kepala El, "Mommy dan Daddy akan datang menjemputmu, sayang... sekarang pergilah masuk ke dalam, belajar dengan baik dan buatlah Daddy mu ini bangga."
Tak lupa juga Dante mencium kening El.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Alka dan Dante yang sedang melaju di dalam mobil mewah itu pun, tiba-tiba saja Dante menghentikan laju mobilnya di depan gedung catatan sipil.
"Sayang?"
"Turunlah, Dave sudah menunggu di dalam."
Apakah dia benar-benar mengurus buku pernikahan kami? Kapan dia melakukannya?
"Kenapa diam? Kau ingin aku kembali menikmati tubuhmu di tempat seperti ini?"
"Ti- tidak sayang, iya baiklah aku segera turun." Aku bahkan hampir lupa, jika dia adalah Dante Barrack. Apa saja bisa ia lakukan dengan semudah itu.
Komandan
Peleton....🤭....udh boson urip tuch danton si tua bingki
mampir dikarya aku ya jika berkenan/Pray/