Berkisah tentang seorang wanita yang terbangun sebagai karakter game yang pernah ia mainkan, Putri Verxina. Seorang putri Kerajaan yang terpaksa menjadi pemimpin pasukan yang memerangi Raja Iblis dan pasukannya. Verxina memiliki dua rekan yang bersamanya sejak dia masih kecil, yaitu Lukasz dan Maria.
Verxina sering dijuluki sebagai Putri Gila karena berbeda dengan para bangsawan gadis seusianya, ia memilih jalan hidupnya sebagai seorang pejuang. Bahkan tanpa penyelidikan yang mendalam, ia menyanggupi menjadi pemimpin pasukan pertahanan dari Monster dan Iblis yang nantinya akan menjadi jalan hidupnya.
Setelah menyelesaikan pertempuran pertamanya yang membuat korban jiwa dalam jumlah besar, dia bertemu dengan Ivory yang menyatakan sebagai dewa dari dunia ini dan meminta untuk Verxina dapat mencapai babak akhir tersembunyi dari dunia ini tentunya dengan sebuah imbalan. Verxina menyanggupinya dan meneruskan perjuangannya dalam mempertahankan dunia ini dari serangan pasukan Raja Iblis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azurius07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Adeela Braveheart
Suara burung berkicau membangunkan Adeela dari mimpinya. Ia bermimpi bertemu kembali dengan kedua orang tuanya. Ia membuka kedua matanya dan melihat kamar yang sebelumnya menjadi miliknya.
“Aku ada dimana? Apa ini kamarku?” ucapnya yang masih kebingungan dengan apa yang telah terjadi sebelumnya.
“Aku ingat ada dua orang itu yang diam disana, terus...” ucapnya terhenti saat melihat sosok wanita yang ditemuinya berada disampingnya sedang duduk dengan sebuah buku di tangannya.
“Selamat pagi, kau tidur cukup nyenyak, pasti perjalananmu melelahkan nak,” ucap Verxina yang menutup bukunya dan meletakkannya di meja di dekatnya.
“Huh! Tante-tante kemarin sore!” ucap Adeela dengan menunjuk ke Verxina.
“Siapa yang kau sebut dengan tante-tante, aku masih 22 tahun!” bantah Verxina dengan nada marah ke Adeela.
“Baiklah, mungkin aku akan memperkenalkan diriku kembali nona Adeela Braveheart, namaku adalah Verxina Cheval, Putri pertama Kerajaan Andalusia dan pemimpin Kota Northridge yang baru,” ucap Verxina memperkenalkan dirinya kembali.
“Mana mungkin Yang Mulia Putri Verxina mau ke Kota ujung kerajaan ini, apalagi menjadi pemimpin kota ini,” wajah Verxina datar mendengarnya, ternyata masih banyak yang meragukannya.
“Jikau terus menerus berbohong seperti itu, apakah ini berarti aku juga seorang Ratu Kekaisaran yang melangkah dengan anggun di tengah karpet merah,” ucapnya sebelum terhenti saat Verxina memperlihatkan sebuah kartu yang hanya dimiliki anggota kerajaan.
“Woah Kartu Hitam Kerajaan, apakah anda benar-benar Yang Mulia Putri Verxina?” Verxina menepuk dahinya dan menatapnya kembali.
“Memangnya kau menganggapku pembohong atau apa sih? Kenapa aku harus berbohong ke bocah sepertimu,” ucap Verxina ke Adeela yang terlihat seneng seperti idolanya berada di depan wajahnya.
“Aku..aku fans anda Yang Mulia!” ucapnya menyalami tangan Verxina.
“Huh? Maksud? Maksud?” tanya Verxina yang kebingungan.
“Saya fans terbesar anda Yang Mulia, mohon tanda tangan anda di buku saya,” ucapnya mengeluarkan sebuah buku catatan berwarna merah muda. Verxina dengan tersenyum memberikan tanda tangannya.
“Jadi, kau ini sebenarnya adalah salah satu penggemarku? Kenapa itu?” tanya Verxina melihat mata Adeela yang bersinar saat melihat Verxina ada di hadapannya.
“Itu karena keberanian anda Yang Mulia!” ucapnya, mengagetkan Verxina disana.
“Keberanian? Aku bahkan tidak seberani yang mereka bicarakan,” ucapnya ke Adeela.
“Tidak benar Yang Mulia, keberanian anda menentang dan membuat masalah di Kerajaan adalah pedomanku,” ucapnya membuat keringat dingin Verxina muncul.
“Keberanian yang seperti itu jadi?” ucap Verxina yang mengangguk kaget.
“Hal utama yang ingin saya lakukan adalah memberontak dan membuat masalah untuk ayah saya. Membuat keributan dan mengganggu ayah saya!”
“Kabur dari rumah adalah jalan pertama saya, lalu masuk ke akademi Kerajaan yang sangat dibenci ayah, lalu saya akan merusak image baik keluarga Braveheart sebagai pembuat masalah disana.”
“Sebelumnya rencana satu dan berdua berjalan lancar, tapi kenapa disana semuanya adalah belajar dan pelatihan, bahkan saya tidak dapat menjadi pemberontak, namun menjadi siswa teladan karena itu!” ucapnya dengan sebal.
Akademi Kerajaan adalah sebuah sekolah yang diperuntukkan untuk para bangsawan baik itu dari anggota kerajaan ataupun para kesatria. Verxina dan Lukasz adalah contoh lulusan dari sana. Lukasz adalah seorang siswa teladan dan kehormatan di angkatannya, sementara Verxina adalah siswi yang selalu menjadi nomor 3 di kelasnya.
Adeela Braveheart adalah salah satu karakter tingkat tinggi yang memiliki kelas sebagai penembak jitu senyap. Senjata utamanya adalah sebuah busur panah dan dia juga memiliki kemampuan sihir bayangan yang dapat dia gunakan untuk menghilangkan hawa keberadaannya.
Adeela merupakan salah satu lulusan Akademi Kerajaan dengan nilai tertinggi baik di fisik maupun akademik di angkatannya. Ia juga memilih sebagai penembak jitu senyap untuk melupakan ajaran ayahnya tentang berpedang. Selain itu, ia juga menyelesaikan pendidikan akademinya hanya dalam 4 tahun dari 6 tahun secara normal dan dijuluki sebagai Sang Jenius dari Selatan.
“Oleh karena itu Yang Mulia, pemberontakan yang bisa saya lakukan hanyalah tidak menghubungi ayah saya selama 4 tahun,” ucapnya.
“Sebuah pemberontakan yang cukup menarik, bisa kucoba kapan-kapan,” balas Verxina yang tersenyum mendengarnya.
“Saya mendapatkan inspirasi dari anda Yang Mulia, seluruh kehebohan yang anda buat di Kerajaan, semua telah saya catat dan saya siap menerapkannya ke ayah saya, jadi.”
“Apakah anda tahu dimana ayah saya sekarang berada? Saya ingin melakukannya satu persatu hingga dia muak pada anaknya ini!” ucapan Adeela mengagetkan Verxina, bahkan wajahnya yang tadi merasa bahagia, sekarang berubah menjadi muram.
“Jadi, sepertinya dirimu tidak datang kemari setelah mendengar kabar tersebut ya Adeela?” tanya Verxina yang mengeluarkan sebuah surat.
“Kabar? Kabar tentang apa Yang Mulia?” tanya Adeela yang melihat sepucuk surat dari tangan Verxina.
“Saya hanya pulang kerumah saat akademi telah selesai,” ucapnya yang menerima surat tersebut. Ia membukanya dan ia melihat tulisan tangan dari ayahnya.
“Ini surat dari ayah? Aku tahu tulisan tangan ini,” tubuhnya bergetar cukup keras saat membacanya perlahan.
“Aku turut berduka atas yang telah terjadi nona Adeela... ayahmu telah meninggal dunia,” ucap Verxina yang menundukkan kepalanya ke Adeela.
“Ayahmu meninggal dalam perjalanannya saat melawan monster yang menyerang Kota ini,” ucap Verxina melanjutkan.
“Hal ini terjadi sekitar 2 bulan yang lalu. Beliau mengorbankan nyawanya demi melindungi seluruh orang di Kota ini. Makam beliau berada di Makam Pahlawan sebagai Pahlawan Kerajaan Andalusia,” ucap Verxina.
“haha..haha... padahal aku sangat ingin memerankan peranku sebagai putri nakalnya, tetapi ayah malah kabur dari sini dengan cara ini,” ucapnya yang terlihat menitikkan air matanya.
“Padahal aku telah mempersiapkan semuanya, ayah bilang jika akan mati, maka dia akan mati melawan para monster, namun aku tidak pernah mengira akan secepat ini,” ucapnya yang menahan air matanya mengalir.
“Surat wasiat beliau adalah yang dirimu pegang. Ayahmu pergi dengan membawa sebuah harapan. Saat ini, penguasa Kota ini adalah aku, sehingga seluruh tanggung jawab berada di tanganku. Jadi silahkan bencilah diriku daripada ayahmu sendiri,”
Verxina membuka kedua tangannya dan memeluk Adeela. Adeela melihatnya dan mencoba melepaskan pelukan Verxina, namun ia merasa seluruh kekuatannya sirna saat mendengar dan membaca surat tersebut.
“Lepaskan saja semuanya,” ucap Verxina yang diikuti oleh tangisan kencang Adeela. Verxina dapat merasakan bajunya yang telah basah kuyup karena Adeela, namun ia tidak mempedulikannya, karena yang terpenting adalah agar Adeela dapat melampiaskan segala kesedihannya.
Selama kurang lebih 20 menit, Adeela akhirnya berhenti menangis, ia mengusap kedua matanya dengan sapu tangan yang diberikan Verxina.
“Maafkan saya Yang Mulia,” ucapnya setelah sadar dengan yang telah dia lakukan.
“Tidak apa-apa, jika kau masih ingin, aku masih ada disini,” ucap Verxina yang kembali membuka kedua tangannya.
“Apakah anda ini benar-benar Putri Verxina, karena yang kudengar, Putri Verxina tidak pernah peduli dengan hal semacam ini.”
“Apa kau mau melihat kartu hitamku lagi, jika kau masih tidak percaya,” ucap Verxina yang mulai berdiri.
“Ada pelayan yang menunggu didepan pintu, jika ada apa-apa katakanlah padanya oke nona muda,” ucap Verxina ke Adeela dan membuka pintu kamarnya.
“Ah Yang Mulia,” ucapnya membuat Verxina membalikkan tubuhnya menghadap Adeela.
“Maafkan tingkah saya kemarin sore, maafkan saya karena mencoba menyerang anda saat berada di depan gerbang kemarin, dan terima kasih telah mendengarkan cerita saya Yang Mulia,” ucapnya yang dibalas oleh senyuman Verxina.
“Sama-sama, jika ada sesuatu, aku akan berada di halaman belakang,” ucap Verxina sebelum menutup pintunya, meninggalkan Adeela sendirian di kamarnya. Adeela duduk termenung sendirian, pandangannya seakan kosong tanpa ada hal yang ingin dia lakukan. Ia membaca bagian terakhir surat dari ayahnya
“Jangan meneruskan sebagai Walikota Kota Northridge, jalanilah kehidupan panjangmu jauh dari kota ini,” ucapnya membaca kalimat terakhir ayahnya.
“Jika itu yang Ayah inginkan, akan kulakukan sebaliknya, karena aku ingin memberontak darimu ayah,” ucapnya dengan mengusap air mata dari wajahnya. Ia bangkit dan berjalan menuju pintu untuk menemui Verxina dan yang lain.
