NovelToon NovelToon
Married To Mr. Killer

Married To Mr. Killer

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Nikahmuda
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: muliyana setia reza

Intan Puspita Dewi (17) tidak pernah membayangkan masa mudanya akan berakhir di meja akad nikah. Lebih parah lagi, laki-laki yang menjabat tangan ayahnya adalah Argantara Ramadhan—dosen paling dingin, killer, dan ditakuti di kampus tempatnya baru saja diterima.

Sebuah perjodohan konyol memaksa mereka hidup dalam dua dunia. Di rumah, mereka adalah suami istri yang terikat janji suci namun saling membenci. Di kampus, mereka adalah dosen dan mahasiswi yang berpura-pura tak saling kenal.

"Jangan pernah berharap aku menganggap ini pernikahan sungguhan," ucap Arga dingin.

Namun, sekuat apa pun mereka menjaga rahasia, tembok pertahanan itu perlahan retak. Ketika benci mulai terkikis oleh rasa cemburu, dan dinginnya sikap perlahan mencair oleh perhatian, sanggupkah mereka menyangkal bahwa cinta telah hadir di antara skenario sandiwara ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muliyana setia reza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penonton di Tengah Gelap

Malam semakin larut di kawasan padat penduduk di belakang kampus Universitas Pelita Bangsa. Gang-gang sempit itu hanya diterangi lampu jalan yang remang-remang, diiringi suara jangkrik dan sayup-sayup suara televisi warga.

Sebuah mobil sedan hitam mengkilap terparkir canggung di ujung gang yang gelap. Mobil mewah seharga miliaran rupiah itu tampak sangat tidak pada tempatnya bersanding dengan gerobak nasi goreng yang sudah tutup dan motor-motor tua milik warga.

Di dalam mobil itu, Argantara Ramadhan duduk dalam keheningan yang menyesakkan.

Mesin mobil dimatikan, jendela dibuka sedikit untuk membiarkan asap rokok keluar. Arga, yang sebenarnya sudah lama berhenti merokok, malam ini menghabiskan batang ketiganya. Matanya terpaku lurus ke arah sebuah rumah kost bercat hijau muda berjarak lima puluh meter dari tempatnya parkir. Itu adalah kost tempat Sarah tinggal—informasi yang Arga dapatkan dengan cara menyalahgunakan akses data kemahasiswaan di sistem kampus tadi sore.

"Menyedihkan," rutuk Arga pada dirinya sendiri, menatap bayangannya di spion tengah. "Seorang Argantara Ramadhan jadi penguntit mahasiswinya sendiri."

Sudah dua jam ia di sini. Menunggu.

Ia tidak berani turun. Ia tidak berani mengetuk pintu. Kalimat Intan semalam masih terngiang jelas di telinganya, menyayat egonya hingga tak bersisa: "Jangan sentuh aku. Jijik, Mas."

Kalimat itu melumpuhkan keberaniannya. Arga hanya ingin memastikan Intan baik-baik saja. Ia ingin tahu apakah obat yang ia bayar diam-diam di rumah sakit sudah diminum. Tapi egonya menahannya di kursi pengemudi.

Tiba-tiba, sorot lampu motor memecah kegelapan gang.

Sebuah motor sport merah berhenti tepat di depan gerbang kost hijau itu. Pengendara motor itu membuka helmnya, memperlihatkan wajah yang segar meski hari sudah malam.

Rangga Pangestu.

Tangan Arga yang memegang setir mengepal erat. Rahangnya mengeras.

"Mau apa lagi bocah itu malam-malam begini?" desis Arga.

Rangga turun dari motor. Laki-laki itu tidak datang dengan tangan kosong. Di tangan kirinya, ia menjinjing kantong kresek berisi makanan hangat. Di tangan kanannya, ia membawa kantong jaring berisi buah-buahan segar.

Rangga mengetuk gerbang besi. Tak lama kemudian, Sarah keluar. Mereka berbicara sebentar, lalu Sarah memanggil seseorang ke dalam. Beberapa detik kemudian, sosok yang ditunggu-tunggu Arga akhirnya muncul.

Intan.

Gadis itu mengenakan hoodie kebesaran dan celana training. Wajahnya masih terlihat pucat di bawah sinar lampu teras, rambutnya diikat asal-asalan, tapi ia sudah bisa berdiri tegak.

Dari kejauhan, Arga melihat Rangga menyerahkan kantong-kantong itu pada Intan. Suara mereka tidak terdengar jelas karena jarak dan kaca mobil, tapi Arga bisa melihat gerak tubuh mereka dengan jelas.

Rangga mengangkat kantong jaring itu, menunjukkan isinya pada Intan. Apel merah dan pir yang besar-besar.

"Gue beliin martabak biar perut lo anget. Terus ini buahnya harus dimakan, Tan. Pir bagus buat nurunin panas dalam. Jangan males ngupasnya, kalau perlu gue kupasin sekarang," Arga bisa membayangkan kalimat perhatian seperti itu keluar dari mulut Rangga.

Intan tertawa kecil—tawa yang lemah namun tulus—sambil menerima buah-buahan itu. Ia mendekap kantong buah itu di dadanya seolah itu adalah benda berharga.

Pemandangan itu menampar Arga telak.

Arga punya uang tak terbatas. Ia bisa membelikan Intan satu toko buah seisinya. Ia bisa membelikan Intan kebun buahnya sekalian. Tapi malam ini, ia kalah telak. Ia kalah dari beberapa butir apel dan pir yang dibeli Rangga di pasar swalayan.

Kenapa? Karena Rangga memberikannya dengan kehadiran. Sementara Arga hanya bisa memberi lewat transferan bank.

"Harusnya gue yang di sana," bisik Arga, suaranya serak menahan emosi yang meluap. "Harusnya gue yang bawain dia buah. Harusnya gue yang pastiin dia makan."

Rangga kemudian mengulurkan tangan, meletakkannya di kening Intan. Mengecek suhu tubuh gadis itu.

Jantung Arga seolah berhenti. Ia menunggu Intan menepis tangan itu. Ia menunggu Intan mundur seperti saat Intan mundur dari sentuhan Arga semalam.

Tapi Intan diam saja. Gadis itu membiarkan Rangga menyentuh keningnya. Ia bahkan terlihat nyaman, seolah menemukan tempat bersandar yang aman. Tidak ada rasa jijik. Tidak ada rasa takut.

Di dalam mobil, dada Arga terasa panas. Cemburu itu nyata, membakar hangus logika dan harga dirinya. Ia adalah suami sah, tapi ia bersembunyi di kegelapan seperti penjahat. Sementara Rangga, orang asing itu, berdiri di bawah lampu teras sebagai pahlawan.

Rangga akhirnya berpamitan. Sebelum naik ke motor, ia mengacak puncak kepala Intan gemas. Intan melambaikan tangan sampai motor Rangga menghilang di tikungan gang—melewati mobil Arga tanpa menyadari keberadaannya.

Setelah Rangga pergi, Intan masih berdiri di teras sebentar, memeluk kantong buah pemberian Rangga. Ia menatap langit malam, lalu pandangannya tak sengaja menyapu ke arah ujung gang yang gelap. Ke arah mobil Arga.

Arga menahan napas. Tubuhnya membeku.

Apa Intan melihatnya? Kaca film mobil Arga sangat gelap, mustahil Intan bisa melihat ke dalam. Tapi untuk sedetik, Arga merasa tatapan mereka bertemu. Tatapan rindu yang terhalang gengsi dan kaca jendela.

Namun, Intan kemudian berbalik badan. Masuk ke dalam kost dan menutup gerbang. Mengunci Arga di luar dunianya.

Arga menyandarkan kepalanya ke setir. Matanya terpejam. Rasa lelah dan kekalahan menghantamnya sekaligus.

Ponselnya di saku bergetar.

Clarissa:

Ga, besok jadi kan meeting kurikulum? Kita lunch bareng lagi ya? Aku nemu artikel ekonomi bagus buat bahan diskusi.

Arga menatap pesan itu dengan pandangan kosong, lalu melempar ponselnya ke jok samping.

Dua hari lalu, pesan seperti ini akan membuatnya merasa dihargai sebagai intelektual. Tapi malam ini, pesan itu terasa hambar. Ia tidak butuh diskusi ekonomi. Ia tidak butuh wanita cerdas yang sepadan.

Yang ia butuhkan hanyalah keberanian untuk turun dari mobil, membawa sekantung jeruk, dan melihat istrinya tersenyum padanya seperti tadi.

Arga menyalakan mesin mobil. Suara deru halusnya terdengar kontras dengan hatinya yang ribut.

"Nikmati kemenangan kamu malam ini, Rangga," gumam Arga sambil memutar setir dengan tangan gemetar, membawa mobilnya keluar dari gang sempit itu. "Tapi dia masih istri saya. Dan saya pastikan, besok sayalah yang akan berdiri di sana."

Malam itu, di bawah langit Jakarta yang mendung, Argantara Ramadhan pulang ke apartemen kosongnya dengan membawa satu kesadaran pahit: Cinta bukan tentang siapa yang paling sempurna, tapi tentang siapa yang ada saat dibutuhkan. Dan malam ini, dia gagal.

1
Miramira Kalapung
Suka banget sama cerita nya Thor, semoga cepat update yah🥰🥰
sarinah najwa
miris sekali hudupnu pak dosen 😅silahkan menikmati buah dari perbuatAnmu ..
Rian Moontero
lanjuuuttt👍👍😍
Sri Wahyuni
Luar biasa
☠ᵏᵋᶜᶟ𝕸y💞Putri𖣤​᭄
sukurin Arga....
makan tuh gengsi Segede gaban😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!