Sang Legenda: Naga Langit Season 2

Sang Legenda: Naga Langit Season 2

Bab 1: Benih di Dalam Debu

Dunia Fana - Benua Angin Jatuh, Kota Perbatasan Batu Hitam

Di sudut paling terpencil dari alam semesta yang tak terbatas, di dunia fana yang Qi spiritualnya tipis, Xuan Ye menjalani hidupnya dalam keheningan. Dia adalah seorang yatim piatu berusia enam belas tahun, seorang pelayan rendahan di kediaman Keluarga Lin, salah satu dari tiga keluarga kultivasi terbesar di kota itu.

Di dunia di mana kekuatan adalah segalanya, Xuan Ye adalah definisi dari "sampah". Dia dilahirkan tanpa akar spiritual, tidak mampu menyerap Qi, dan ditakdirkan untuk selamanya berada di dasar rantai makanan. Setiap hari, dia menjadi sasaran penghinaan dan pukulan dari para tuan muda Keluarga Lin.

"Lihat si mata aneh itu!" ejek Lin Feng, tuan muda utama Keluarga Lin. "Mata ungunya membuatku muak. Sama seperti statusnya yang rendahan."

Xuan Ye telah belajar untuk menyembunyikan matanya dibalik rambutnya yang panjang, untuk menundukkan kepalanya, dan menahan segalanya dalam diam. Tetapi di dalam hatinya yang tertindas, ada sebuah api yang tak tergoyahkan. Setiap malam, setelah menyelesaikan pekerjaannya yang tak ada habisnya, dia akan pergi ke hutan belakang dan melatih tubuhnya hingga batas kemampuannya, meninju pohon-pohon hingga buku-buku jarinya berdarah. Dia tidak punya Qi, jadi dia akan menempa satu-satunya hal yang ia miliki: tubuh dan kehendaknya.

Suatu sore, nasib buruk kembali menimpanya. Dia secara tidak sengaja berpapasan dengan nona muda Keluarga Lin, Lin Qing'er, di taman. Lin Feng, yang melihat ini, menjadi cemburu dan marah.

"Beraninya sampah sepertimu menatap Qing'er?!" raungnya.

Dia dan para pengikutnya menyeret Xuan Ye ke gang belakang dan menghajarnya tanpa ampun.

"Ingat tempatmu, mata aneh!" kata Lin Feng sambil meludahi Xuan Ye yang terbaring tak berdaya. Mereka kemudian melemparkannya ke tumpukan sampah di luar gerbang kota. "Sampah seharusnya berada di tempat sampah."

Xuan Ye terbaring di antara sampah yang busuk, tubuhnya hancur, kesadarannya memudar. Keputusasaan yang dingin dan gelap mulai menyelimuti hatinya. Apakah ini... akhir dari hidupku yang tidak berharga?

Saat dia akan menyerah, tangannya yang berdarah tanpa sengaja menyentuh sesuatu yang keras dan halus di antara sampah-sampah itu. Itu adalah sebuah liontin batu hitam kecil yang tampak biasa saja, tidak memancarkan sedikit pun fluktuasi energi. Di dunia yang dipenuhi harta karun, benda ini tidak berharga.

Tetapi bagi seorang anak laki-laki yang tidak memiliki apa-apa, benda ini adalah satu-satunya hal yang bisa ia genggam. Dengan sisa-sisa terakhir kekuatannya, dia meremas liontin itu dan akhirnya pingsan. Darahnya yang segar tanpa sadar meresap ke dalam batu hitam itu.

Saat Xuan Ye terbangun, dia berada di gubuk kayunya yang reyot. Seseorang telah membawanya pulang. Liontin hitam itu masih ada di genggamannya.

Saat dia memeriksanya, tetesan darah kering di atasnya tiba-tiba bersinar dengan cahaya ungu yang redup.

Liontin itu larut menjadi aliran energi hangat yang mengalir masuk ke dahinya.

"GRRAAAAAAAAAHHHH!!!"

Xuan Ye menjerit kesakitan saat gelombang energi jiwa yang murni dan tak terbayangkan membanjiri lautan kesadarannya yang kosong. Tetapi rasa sakit terbesar terpusat di matanya. Dia merasa seolah-olah sepasang matahari ungu sedang meledak di dalam kepalanya.

Sebuah segel kuno di dalam garis keturunannya, yang telah tertidur sejak kelahirannya, kini telah dibuka secara paksa.

Pada saat yang sama, sebuah aliran informasi yang agung dan mendalam terukir di dalam benaknya. Itu adalah sebuah teknik kultivasi yang sangat sederhana namun sangat primordial: "Sutra Kultivasi Jiwa Awal".

Setelah satu jam yang terasa seperti keabadian, rasa sakit itu mereda. Terengah-engah, Xuan Ye merangkak ke sebuah tong air hujan dan menatap bayangannya.

Dia terkesiap.

Matanya tidak lagi tampak aneh. Mata itu kini... agung. Irisnya berwarna ungu tua yang berputar-putar seperti nebula, dan di dalamnya, pola-pola rumit yang tak terlukiskan bersinar dengan cahaya ilusi. Mata Ungu Ilusi.

Satu kalimat dari sutra kultivasi yang baru ia dapatkan bergema di benaknya:

"Dunia adalah ilusi; hanya jiwa yang nyata."

Dia menatap bayangannya di air. Dia melihat matanya yang baru. Dia teringat pada wajah Lin Feng yang mengejek.

Anak laki-laki yang lemah dan tertindas, yang terbaring di tumpukan sampah, telah mati malam itu.

Dia menatap ke arah kediaman Keluarga Lin. Tatapan di matanya tidak lagi dipenuhi ketakutan. Itu adalah tatapan dingin dan penuh perhitungan dari seekor predator yang baru saja menemukan taringnya.

Terpopuler

Comments

༄⍟Mᷤbᷡah²_Atta࿐

༄⍟Mᷤbᷡah²_Atta࿐

Season 2 telah Update, harapanku Novel ini sampai tamat dan tidak ada kata "ilahi". Semangat Thor 💪💪

2025-10-04

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Benih di Dalam Debu
2 Bab 2: Taring Sang Pewaris
3 Bab 3: Pertunjukan di Paviliun Bambu Giok
4 Bab 4: Jalan Menuju Awan Biru
5 Bab 5: Ujian Gerbang Awan
6 Bab 6: Gema dari Masa Lalu
7 Bab 7: Benih yang Mulai Bertunas
8 Bab 8: Terobosan di Malam Hari
9 Bab 9: Krisis di Balai Hukuman
10 Bab 10: Pengejaran di Gunung Awan
11 Bab 11: Kehangatan yang Hilang
12 Bab 12: Dasar Jurang Awan
13 Bab 13: Sepasang Mata Biru
14 Bab 14: Taman Giok di Dasar Jurang
15 Bab 15: Menemukan Bahaya Di Dunia Fana
16 Bab 16: Kembali ke Dunia Atas
17 Bab 17: Pendaftaran Sang Hantu
18 Bab 18: Debut Sang Sampah
19 Bab 19: Hutang yang Harus Dibayar
20 Bab 20: Kemenangan
21 Bab 21: Mahkota Sang Kuda Hitam
22 Bab 22: Terobosan dan Konspirasi Baru
23 Bab 23: Perjalanan Menuju Lembah Bayangan
24 Bab 24: Menyelinap ke Sarang Iblis
25 Bab 25: Pembersihan Sarang Iblis
26 Bab 26: Menagih Hutang di Awan Biru
27 Bab 27: Sebuah Awal yang Baru
28 Bab 28: Kota Api Langit
29 Bab 29: Penyakit Sang Tuan Kota
30 Bab 30: Persiapan Sebelum Operasi
31 Bab 31: Menjebak Iblis di Lautan Jiwa
32 Bab 32: Hutang Seorang Tuan Kota
33 Bab 33: Membentuk Formasi Jiwa
34 Bab 34: Gerbang Kenaikan
35 Bab 35: Dunia Bumi
36 Bab 36: Bencana dari Langit
37 Bab 37: Gadis Misterius
38 Bab 38: Kota Awan Terbit
39 Bab 39: Membuktikan Kelayakan
40 Bab 40: Gema dari Surga Tertinggi
41 Bab 41: Jejak Yang Samar
42 Bab 42: Menempa Tubuh Kekacauan
43 Bab 43: Aliansi di Dalam Reruntuhan
44 Bab 44: Kekacauan di Aula Utama
45 Bab 45: Api Biru di dalam Jiwa
46 Bab 46: Gema di Alam Ilahi
47 Bab 47: Beban Sang Putri
48 Bab 48: Perlindungan Sang Putri
49 Bab 49: Garis Keturunan
50 Bab 50: Jantung Sang Kaisar Perang
51 Bab 51: Para Pemburu
52 Bab 52: Jejak yang Ditinggalkan
53 Bab 53: Kompetisi Alkemis Awan Terbit
54 Bab 54: Api Ungu Sang Alkemis
55 Bab 55: Keajaiban
56 Bab 56: Permainan Sang Alkemis
57 Bab 57: Hati Sang Alkemis
58 Bab 58: Kemarahan Sang Dewi Cilik
59 Bab 59: Langkah Menuju Ascendant
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Bab 1: Benih di Dalam Debu
2
Bab 2: Taring Sang Pewaris
3
Bab 3: Pertunjukan di Paviliun Bambu Giok
4
Bab 4: Jalan Menuju Awan Biru
5
Bab 5: Ujian Gerbang Awan
6
Bab 6: Gema dari Masa Lalu
7
Bab 7: Benih yang Mulai Bertunas
8
Bab 8: Terobosan di Malam Hari
9
Bab 9: Krisis di Balai Hukuman
10
Bab 10: Pengejaran di Gunung Awan
11
Bab 11: Kehangatan yang Hilang
12
Bab 12: Dasar Jurang Awan
13
Bab 13: Sepasang Mata Biru
14
Bab 14: Taman Giok di Dasar Jurang
15
Bab 15: Menemukan Bahaya Di Dunia Fana
16
Bab 16: Kembali ke Dunia Atas
17
Bab 17: Pendaftaran Sang Hantu
18
Bab 18: Debut Sang Sampah
19
Bab 19: Hutang yang Harus Dibayar
20
Bab 20: Kemenangan
21
Bab 21: Mahkota Sang Kuda Hitam
22
Bab 22: Terobosan dan Konspirasi Baru
23
Bab 23: Perjalanan Menuju Lembah Bayangan
24
Bab 24: Menyelinap ke Sarang Iblis
25
Bab 25: Pembersihan Sarang Iblis
26
Bab 26: Menagih Hutang di Awan Biru
27
Bab 27: Sebuah Awal yang Baru
28
Bab 28: Kota Api Langit
29
Bab 29: Penyakit Sang Tuan Kota
30
Bab 30: Persiapan Sebelum Operasi
31
Bab 31: Menjebak Iblis di Lautan Jiwa
32
Bab 32: Hutang Seorang Tuan Kota
33
Bab 33: Membentuk Formasi Jiwa
34
Bab 34: Gerbang Kenaikan
35
Bab 35: Dunia Bumi
36
Bab 36: Bencana dari Langit
37
Bab 37: Gadis Misterius
38
Bab 38: Kota Awan Terbit
39
Bab 39: Membuktikan Kelayakan
40
Bab 40: Gema dari Surga Tertinggi
41
Bab 41: Jejak Yang Samar
42
Bab 42: Menempa Tubuh Kekacauan
43
Bab 43: Aliansi di Dalam Reruntuhan
44
Bab 44: Kekacauan di Aula Utama
45
Bab 45: Api Biru di dalam Jiwa
46
Bab 46: Gema di Alam Ilahi
47
Bab 47: Beban Sang Putri
48
Bab 48: Perlindungan Sang Putri
49
Bab 49: Garis Keturunan
50
Bab 50: Jantung Sang Kaisar Perang
51
Bab 51: Para Pemburu
52
Bab 52: Jejak yang Ditinggalkan
53
Bab 53: Kompetisi Alkemis Awan Terbit
54
Bab 54: Api Ungu Sang Alkemis
55
Bab 55: Keajaiban
56
Bab 56: Permainan Sang Alkemis
57
Bab 57: Hati Sang Alkemis
58
Bab 58: Kemarahan Sang Dewi Cilik
59
Bab 59: Langkah Menuju Ascendant

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!